Sponsored

Danantara Disebut Buka Opsi Bentuk Manajer Aset, Kelola Dana hingga Rp 132,7 T

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia tengah mengkaji rencana pembentukan manajer aset nasional dengan menggabungkan unit-unit manajemen aset milik sejumlah bank besar milik negara. Total nilai pengelolaan aset yang akan digabungkan diperkirakan mencapai sekitar US$8 miliar atau setara Rp132,70 triliun.

Sponsored

Laporan yang ditulis Bloomberg menyebutkan lembaga pengelola kekayaan negara tersebut sedang mempertimbangkan untuk merekrut penasihat dalam proses pembentukan entitas baru yang akan mengonsolidasikan manajer aset milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Langkah ini bertujuan membangun manajer aset nasional dengan skala yang lebih besar agar mampu bersaing di tingkat domestik maupun regional. Sumber tersebut juga menyebut tidak menutup kemungkinan manajer aset dari bank-bank pelat merah lainnya akan ikut bergabung dalam inisiatif itu. 

Berdasarkan data terbaru, divisi manajemen aset BRI, Mandiri, dan BNI secara kolektif mengelola aset senilai hampir US$ 8 miliar pada awal tahun ini.

“Danantara mungkin berencana untuk menuntaskan transaksi tersebut pada kuartal pertama tahun depan, pertimbangan masih berlangsung dan belum ada keputusan akhir yang diambil,” kata sumber anonim dikutip Bloomberg, dikutip Rabu (22/10).

Namun, perwakilan Danantara dan bank-bank tersebut tidak segera memberikan komentar. Katadata.co.id sudah meminta konfirmasi kepada Danantara mengenai pemberitaan ini namun belum ada tanggapan. 

Tak hanya itu, sumber yang mengetahui rencana itu juga mengaku salah satu tantangan utamanya meyakinkan pemegang saham minoritas di bank-bank terkait untuk melepas bisnis manajemen aset mereka dengan harga yang wajar. Selain itu, negosiasi terkait perjanjian distribusi juga menjadi hambatan dan rencana ini masih berlangsung, belum final.

Adapun Danantara merupakan lembaga yang berada langsung di bawah koordinasi Presiden RI Prabowo Subianto. Lembaga ini didirikan pada 2025 dengan mandat untuk mengelola jaringan perusahaan negara, menginvestasikan dividen dari BUMN, serta menarik investasi asing untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional.

Terbitkan Patriot Bond Rp 50 Triliun

Sebelumnya belum lama ini Danantara mengumumkan meluncurkan Patriot Bond. Pengumpulan dana nantinya akan dialokasikan untuk beberapa proyek strategis, salah satunya adalah pengelolaan sampah atau waste management. 

Lewat Patriot Bonds, Danantara menghimpun dana hingga US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 50 triliun. Penerbitan obligasi patriotik ini menawarkan imbal hasil di bawah tingkat pasar dan penjualan obligasi ini dikelola oleh Mandiri Sekuritas. 

Program bertajuk Patriot Bonds: A Love Letter for Indonesia’s Future akan melibatkan puluhan konglomerat Tanah Air. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa realisasi penerbitan Patriot Bond berjalan sesuai target pemerintah.

Ia menyebut, nilai yang berhasil dihimpun dari obligasi tersebut telah melampaui Rp50 triliun.“Realisasinya sesuai dengan target. Angkanya di atas Rp50 triliun,” kata Prasetyo di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Selasa (14/10). 

Prasetyo menyampaikan keterangan tersebut setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Lanud Halim. Rapat itu juga dihadiri oleh Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani.

Patriot Bond terkait dengan program Waste to Energy, yang diproyeksikan membangun pengelolaan sampah di 34 kabupaten dan kota dengan volume sampah lebih dari 1.000 ton per hari.

Prasetyo menyebut, 10 lokasi awal telah siap dibangun, termasuk di Bantar Gebang. “Tahun ini, bersama pemilik di Danantara, kita mencari skema sehingga penanganan masalah sampah, terutama di 34 kabupaten/kota, sudah akan dimulai di 10 titik, termasuk di Bantar Gebang,” ujarnya.

Sponsored