El Salvador & Bitcoin: 4 Tahun, Untung Besar, IMF Cuek?

Babaumma – El Salvador merayakan empat tahun adopsi Bitcoin sebagai mata uang sah dengan cara yang cukup mencolok: membeli 21 Bitcoin tambahan. Pembelian ini, yang diumumkan langsung oleh Presiden Nayib Bukele dan Kantor Bitcoin Nasional, merupakan simbolis mengingat total pasokan Bitcoin yang terbatas hanya 21 juta koin.

Dengan akuisisi ini, cadangan Bitcoin El Salvador kini mencapai 6.313 BTC, bernilai sekitar USD 700 juta atau setara Rp 11,5 triliun (dengan kurs Rp 16.450 per USD). Jumlah ini merupakan hasil dari kebijakan pembelian 1 BTC per hari yang telah diterapkan sejak Maret 2024.

Namun, langkah berani El Salvador ini tidak lepas dari kontroversi. Seperti yang dilaporkan Bitcoinist, kebijakan ini berpotensi melanggar perjanjian pinjaman USD 1,4 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang ditandatangani pada Desember 2024. Salah satu syarat pinjaman tersebut adalah penghentian pembelian Bitcoin sukarela oleh institusi publik. IMF juga meminta El Salvador untuk merevisi Undang-Undang Bitcoin, sehingga merchant tidak lagi diwajibkan menerima BTC sebagai pembayaran, menutup program dompet digital Chivo, dan membubarkan dana fidusia Fidebitcoin.

Ironisnya, pembelian Bitcoin tetap berlanjut. Hal ini membuat IMF dan pengamat global terus memantau kepatuhan El Salvador terhadap syarat-syarat pencairan pinjaman selanjutnya, yang akan dievaluasi secara bertahap hingga tahun 2027.

Laporan IMF pada Maret lalu memperkirakan El Salvador telah menghabiskan sekitar USD 300 juta untuk membeli Bitcoin sejak 2021. Dengan harga Bitcoin saat ini, investasi tersebut telah menghasilkan keuntungan belum direalisasi lebih dari USD 400 juta, atau sekitar Rp 6,5 triliun. Namun, IMF menyoroti kurangnya transparansi pemerintah terkait transaksi dan penyimpanan Bitcoin. Meskipun kini terdapat dashboard publik untuk memantau sebagian saldo Bitcoin negara, transparansi secara keseluruhan masih jauh dari ideal. “Sulit untuk melakukan penilaian independen sepenuhnya,” tulis IMF dalam laporannya.

Menariknya, pada akhir Agustus lalu, Kantor Bitcoin Nasional El Salvador memindahkan cadangan BTC ke beberapa alamat berbeda, dengan batas maksimum 500 BTC per alamat. Langkah ini diklaim sebagai antisipasi terhadap ancaman komputasi kuantum di masa depan. Meskipun dashboard dompet baru ini dipuji karena meningkatkan keterlacakan publik, banyak yang menganggap alasan “ancaman kuantum” terlalu spekulatif dan mendesak perlunya audit independen.

Empat tahun setelah menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, El Salvador tetap menjadi pusat perdebatan dalam dunia keuangan global. Pendukung kebijakan Presiden Bukele memujinya sebagai terobosan berani yang menguntungkan dan menjadikan negara tersebut sebagai pionir adopsi kripto di tingkat nasional. Di sisi lain, kritik terus berdatangan. IMF dan beberapa ekonom menilai kebijakan ini membahayakan stabilitas fiskal, menurunkan kepercayaan institusi global, dan berpotensi menghambat negosiasi utang di masa depan.

Ringkasan

El Salvador merayakan empat tahun adopsi Bitcoin sebagai mata uang sah dengan membeli 21 Bitcoin tambahan, meningkatkan cadangannya menjadi 6.313 BTC senilai sekitar USD 700 juta. Pembelian ini kontroversial karena berpotensi melanggar perjanjian pinjaman USD 1,4 miliar dari IMF yang mensyaratkan penghentian pembelian Bitcoin oleh institusi publik. IMF juga menyoroti kurangnya transparansi dalam pengelolaan Bitcoin El Salvador.

Meskipun investasi Bitcoin El Salvador telah menghasilkan keuntungan belum direalisasi lebih dari USD 400 juta, IMF tetap prihatin. Mereka mencatat kurangnya transparansi dan meminta El Salvador untuk merevisi Undang-Undang Bitcoin serta meningkatkan transparansi pengelolaan aset kripto. Perdebatan mengenai kebijakan ini terus berlanjut, dengan pendukung yang memuji keberaniannya dan kritik yang mempertanyakan stabilitas fiskal dan implikasinya terhadap negosiasi utang.

Tinggalkan komentar