Emas & Perak Melonjak! Antisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Babaumma – JAKARTA – Pasar logam mulia bergejolak! Harga perak melesat hingga US$40 per ons troy untuk pertama kalinya sejak 2011, mengikuti jejak emas yang terus mendekati rekor tertinggi. Lonjakan ini didorong oleh spekulasi pasar mengenai kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada bulan September ini.

Data Bloomberg menunjukkan harga perak di pasar spot meningkat 2,1% menjadi US$40,5391 per ons, mengalami kenaikan signifikan sebesar 40% sepanjang tahun ini. Emas pun ikut terdongkrak, naik 1,1% dan berada di bawah rekor tertinggi April yang melampaui US$3.500 per ons. Kenaikan juga terlihat pada harga paladium dan platinum yang mencapai level tertinggi dalam sepekan.

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menjadi katalis utama kenaikan harga perak. Laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat, 5 September 2025, diharapkan memberikan gambaran lebih jelas mengenai perlambatan pasar tenaga kerja. Perlambatan ini, jika terbukti, dapat memperkuat argumen untuk penurunan suku bunga.

Charu Chanana, analis strategi di Saxo Capital Markets Pte., menjelaskan bahwa pergerakan emas dan perak saat ini didorong oleh faktor fundamental dan teknikal yang saling mendukung. Kekhawatiran terhadap kebijakan The Fed menjadi pendorong utama. “Selain itu, penembusan level resistensi penting di sekitar US$3.450 untuk emas dan US$40 untuk perak memicu aksi beli berbasis momentum,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Senin (1/9/2025).

Prospek suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik logam mulia sebagai aset tanpa imbal hasil. Situasi ini diperburuk oleh meningkatnya permintaan aset aman di tengah kritik Presiden AS Donald Trump terhadap kebijakan The Fed, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai independensi bank sentral. Upaya Trump untuk memecat Gubernur The Fed, Lisa Cook, masih belum menemui titik terang. Putusan pengadilan yang menentukan kelanjutan masa jabatan Cook diperkirakan baru akan keluar paling cepat Selasa, 2 September 2025, dan akan berdampak signifikan pada pasar keuangan global dan kepercayaan investor.

Pasar juga akan mencermati data ketenagakerjaan non-pertanian (non-farm payrolls). Data yang lebih lemah dari ekspektasi berpotensi menekan dolar AS dan mendorong kenaikan harga logam mulia. Sebagai informasi tambahan, pengadilan banding federal baru-baru ini memutuskan bahwa tarif global yang diberlakukan Presiden AS dianggap ilegal, namun tetap mengizinkan tarif tersebut berlaku selama proses hukum berlangsung.

Ringkasan

Harga perak melonjak hingga US$40 per ons troy, tertinggi sejak 2011, dan emas mendekati rekor tertinggi. Kenaikan ini didorong spekulasi penurunan suku bunga The Fed pada September 2025. Harga paladium dan platinum juga meningkat. Data Bloomberg menunjukkan kenaikan signifikan harga perak (40%) sepanjang tahun ini.

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, didukung laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis, menjadi katalis utama. Kekhawatiran terhadap kebijakan The Fed dan upaya Presiden Trump memecat Gubernur The Fed juga mempengaruhi pasar. Data ketenagakerjaan non-pertanian yang lemah berpotensi menekan dolar AS dan mendorong kenaikan harga logam mulia.

Tinggalkan komentar