Sponsored

IHSG Loyo? 3 Saham Ini Berpotensi Cuan Minggu Ini!

Babaumma – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menghadapi potensi koreksi signifikan pada pekan ini, didorong oleh serangkaian katalis negatif dari kancah global. Ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan Amerika Serikat terhadap Tiongkok menjadi pemicu utama yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global dan memicu sentimen negatif di pasar modal.

Sponsored

Katalis utama yang menjadi sorotan adalah kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap Tiongkok. Langkah ini diperkirakan tidak hanya meningkatkan tensi perdagangan antara kedua negara adidaya, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran serius akan prospek pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, ketegangan AS-Tiongkok juga cenderung mendongkrak harga emas, menjadikannya aset safe haven yang dicari investor di tengah ketidakpastian. Menurut Hari Rachmansyah, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), faktor-faktor eksternal ini secara kolektif dapat memicu aksi profit taking dan risiko keluarnya dana asing (foreign outflow) dari pasar saham domestik.

“IHSG diprediksi berpotensi koreksi menguji support di level 8.150, dengan resistance terdekat pada 8.272. Pelaku pasar disarankan untuk bersikap defensif, berfokus pada saham-saham berfundamental kuat, dan menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” tegas Hari Rachmansyah dalam keterangannya, Senin (13/10).

Surat Terbuka Jay Idzes Usai Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia: Minta Semua Tetap Bersatu, Tak Saling Menyerang

Potensi koreksi IHSG pada pekan ini datang setelah kinerja impresif sepanjang pekan lalu. Pada periode 6–10 Oktober, IHSG berhasil menguat dan mencatat rekor tertinggi baru (All-Time High/ATH) di level 8.272 pada Kamis, 9 Oktober. Pencapaian ATH ini mencerminkan optimisme kuat investor terhadap prospek ekonomi domestik, meskipun di tengah ketidakpastian global akibat penutupan pemerintahan AS dan fluktuasi harga komoditas. Meski terdapat penjualan bersih asing (net sell asing) sebesar Rp1,3 triliun sepanjang pekan lalu, tekanan jual tersebut berhasil diimbangi oleh minat beli yang kuat dari investor domestik, terutama pada saham-saham konglomerat seperti RAJA, TINS, CUAN, dan CDIA yang menjadi pendorong utama indeks.

Memasuki pekan ini, mulai 13-17 Oktober, pergerakan IHSG diperkirakan akan tetap dibayangi oleh sejumlah katalis global yang berpotensi menekan sentimen pasar. Tekanan ini diprediksi muncul di awal pekan, seiring dengan implementasi kebijakan tarif baru AS terhadap Tiongkok yang dapat meningkatkan ketegangan perdagangan dan menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan global. Kombinasi faktor eksternal tersebut dapat memicu aksi profit taking dan meningkatkan risiko terjadinya arus keluar dana asing (foreign outflow) dari pasar saham domestik dalam jangka pendek.

“Oleh karena itu, IHSG berpotensi koreksi menguji support di 8.150 dengan resistance terdekat di 8.272. Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, serta menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” pungkas Hari, mengulang rekomendasinya untuk menghadapi dinamika pasar.

Merespons dinamika pasar yang menantang ini, IPOT merekomendasikan tiga saham pilihan untuk aktivitas trading sepanjang pekan ini:

  1. Buy CDIA (Entry: 2.320, Target Price/TP: 2.670, dan Stop Loss/SL: 2.140). Sepanjang pekan terakhir, CDIA mencatat net buy asing sebesar Rp536 miliar, menandakan minat beli yang solid. Selama bertahan di atas EMA-5, saham ini berpotensi melanjutkan tren naik, didukung sentimen positif dari langkah perusahaan memperkuat kendali pada dua anak usahanya di sektor pelayaran, CSI dan MIM.
  2. Buy ANTM (Entry: 3.310, Target Price/TP: 3.600, dan Stop Loss/SL: 3.190). Sepanjang pekan terakhir, ANTM mencatat net buy asing sebesar Rp135 miliar, didorong oleh sentimen positif dari kenaikan harga emas yang signifikan akibat meningkatnya ketidakpastian global. Kondisi ini memberikan peluang bagi saham ANTM untuk melanjutkan potensi penguatan dalam waktu dekat.
  3. Buy SSIA (Entry: 2.090, Target Price/TP: 2.320, dan Stop Loss/SL: 1.970). SSIA mulai menunjukkan perubahan arah dengan pergerakan harga yang berbalik ke tren uptrend, didukung oleh meningkatnya minat investor besar serta sentimen positif dari pengembangan proyek kawasan industri Subang Smartpolitan. Proyek ini menjadi katalis utama karena diharapkan menarik investasi dari berbagai sektor, termasuk otomotif dan manufaktur, yang dapat meningkatkan kinerja penjualan lahan dan pendapatan perusahaan ke depan.

Ringkasan

IHSG diprediksi berpotensi mengalami koreksi pada pekan ini akibat sentimen negatif dari global, terutama ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan AS terhadap Tiongkok. Kebijakan tarif baru AS diperkirakan meningkatkan tensi perdagangan dan memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global, yang dapat mendorong aksi profit taking dan foreign outflow.

Meskipun demikian, IPOT merekomendasikan tiga saham untuk trading, yaitu CDIA, ANTM, dan SSIA. Rekomendasi ini didasarkan pada analisis fundamental dan teknikal, dengan mempertimbangkan net buy asing dan sentimen positif terkait perkembangan bisnis masing-masing perusahaan, seperti penguatan kendali anak usaha CDIA, kenaikan harga emas yang mendukung ANTM, dan pengembangan proyek Subang Smartpolitan untuk SSIA.

Sponsored