
Babaumma – , JAKARTA — Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan magnet kuatnya bagi investor global. Sepanjang pekan perdagangan 17-21 November 2025, arus modal asing atau inflow tercatat begitu deras, dengan fokus utama pada saham bank jumbo seperti BMRI dan BBCA yang menjadi incaran para investor.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin mempertegas tren positif ini, di mana pasar saham domestik sukses membukukan nilai beli bersih atau net buy asing mencapai Rp3,9 triliun dalam sepekan terakhir. Angka impresif ini merupakan kelanjutan dari performa cemerlang pekan sebelumnya, 10-14 November 2025, yang juga mencatatkan net buy asing senilai Rp3,84 triliun, menegaskan konsistensi dan kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Beberapa saham bank jumbo memang menjadi primadona pembelian oleh investor asing pada pekan lalu. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), misalnya, mencatatkan net buy asing yang sangat substansial, mencapai Rp1,46 triliun. Tak kalah menarik, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga membukukan net buy asing sebesar Rp460,1 miliar.
Dominasi sektor perbankan dalam menarik dana asing kian terlihat pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan net buy asing sebesar Rp623,68 miliar, serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang berhasil menarik net buy asing senilai Rp259,27 miliar dalam periode sepekan yang sama, menandakan sektor finansial sebagai pilar utama investasi.
Di luar sektor perbankan, investor asing juga memperlihatkan minat pada saham dari sektor lain. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mencatatkan net buy asing sebesar Rp296,96 miliar. Diikuti oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan Rp216,65 miliar dan PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar Rp130,4 miliar, menunjukkan diversifikasi portofolio investasi mereka di pasar modal Indonesia.
Seiring dengan kinerja solid aliran dana asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun turut mencatatkan performa kinclong, berhasil menguat dalam sepekan perdagangan terakhir dan memberikan sentimen positif bagi para pelaku pasar.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangan resminya pada Jumat (21/11/2025), melaporkan bahwa IHSG ditutup pada level 8.414,35, atau meningkat 0,52% dari posisi 8.370,43 pada pekan sebelumnya. Kenaikan ini adalah cerminan dari optimisme pasar yang didorong oleh inflow asing yang berkelanjutan.
Dampak positif tidak berhenti di situ; kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 0,49%. Nilainya melonjak dari Rp15.316 triliun menjadi Rp15.391 triliun dalam periode sepekan yang sama, menandakan pertumbuhan nilai keseluruhan pasar modal domestik.
Prospek aliran dana asing ke pasar saham Indonesia diperkirakan masih akan terus bergulir deras hingga akhir tahun. Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Farell Nathanael, menjelaskan beberapa faktor kunci pendorongnya, salah satunya adalah kebijakan Bank Indonesia yang terus memangkas suku bunga. “Uangnya itu bakal ke aset-aset yang lebih berisiko, dibanding yang tidak berisiko,” ujar Farell, merujuk pada pergeseran preferensi investasi.
Selain pemotongan suku bunga, stimulus dari pemerintah dan fundamental emiten yang kokoh juga dipercaya akan terus menarik perhatian investor asing, menciptakan lingkungan investasi yang semakin menarik dan menjanjikan.
Senada dengan pandangan tersebut, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memprediksi bahwa tren aliran dana asing yang kuat sejak Oktober 2025 akan terus berlanjut hingga akhir tahun. “Ditambah ada ekspektasi dari fenomena window dressing dan santa claus rally. IHSG pun bisa berlanjut bullish. Secara historis, November dan Desember itu bullish, dan bisa berlanjut ke Januari tahun depan,” jelas Nafan, optimistis.
Sebagai informasi, window dressing adalah strategi manajer investasi untuk mempercantik kinerja portofolio mereka sebelum dilaporkan kepada investor. Sementara itu, santa claus rally merujuk pada tren kenaikan harga saham yang lazim terjadi pada pekan terakhir bulan Desember, seringkali dipicu oleh sentimen positif akhir tahun dan harapan akan tahun baru.
Dukungan tambahan bagi pasar juga datang dari sejumlah kebijakan stimulus fiskal pemerintah yang bertujuan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Selain itu, aksi korporasi emiten seperti pembelian kembali saham (buyback) serta apresiasi pasar terhadap kinerja emiten per kuartal III/2025 turut menjadi katalis positif yang memperkuat momentum pasar saham Indonesia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Pasar saham Indonesia menunjukkan daya tarik kuat bagi investor global, dengan arus modal asing yang deras terutama pada saham bank jumbo seperti BMRI dan BBCA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai beli bersih asing mencapai Rp3,9 triliun pada pekan 17-21 November 2025, melanjutkan tren positif dari pekan sebelumnya. Sektor perbankan mendominasi dengan BMRI mencatat *net buy* asing tertinggi, diikuti BBCA, BBRI, dan BBNI.
Selain sektor perbankan, investor asing juga menunjukkan minat pada saham TLKM, BREN, dan ASII. Kinerja solid aliran dana asing mendorong IHSG menguat 0,52% menjadi 8.414,35, dan kapitalisasi pasar meningkat menjadi Rp15.391 triliun. Arus dana asing diperkirakan terus berlanjut didorong oleh kebijakan pemangkasan suku bunga, stimulus pemerintah, fundamental emiten, serta ekspektasi *window dressing* dan *santa claus rally*.