PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), emiten di balik merek minuman kekinian Teguk, mengalami kerugian bersih signifikan pada semester I 2025. Laporan keuangan menunjukkan kerugian sebesar Rp 8,34 miliar, berbanding terbalik dengan laba bersih Rp 1,25 miliar yang diraih pada periode yang sama tahun sebelumnya (semester I 2024). Penurunan penjualan pun drastis, anjlok hingga 99,9% dari Rp 65,76 miliar menjadi hanya Rp 1,76 miliar.
Meskipun beban pokok penjualan turut menurun drastis dari Rp 28,48 miliar menjadi Rp 705,9 juta, laba kotor juga mengalami penurunan signifikan, dari Rp 37,7 miliar menjadi Rp 1,06 miliar. Kondisi ini diperparah dengan penurunan beban usaha dari Rp 33,99 miliar menjadi Rp 9,38 miliar, namun tetap mengakibatkan kerugian usaha sebesar Rp 8,32 miliar. Semester I 2024 sebelumnya mencatatkan laba usaha Rp 3,28 miliar.
Secara keseluruhan, total aset TGUK menyusut dari Rp 132,75 miliar menjadi Rp 118,32 miliar. Aset lancar pun menipis drastis, hanya tersisa Rp 1,87 miliar dibandingkan Rp 8,27 miliar pada semester I 2024. Total liabilitas juga mengalami penurunan, dari Rp 37,34 miliar menjadi Rp 31,17 miliar, demikian pula dengan ekuitas yang turun dari Rp 95,4 miliar menjadi Rp 87,06 miliar.
Di tengah kinerja keuangan yang merugi, muncul kabar mengenai potensi akuisisi. Visionary Capital Global Pte. Ltd., perusahaan asal Singapura, tengah menjajaki pengambilalihan 69,34% saham TGUK. Direktur Visionary Capital Global, Agus Suhada, menyatakan rencana tersebut bertujuan untuk pengembangan dan ekspansi bisnis grup pembeli. Akuisisi ini akan melibatkan pengambilalihan saham dari PT Dinasti Kreatif Indonesia, pemegang saham mayoritas TGUK saat ini. Nilai final akuisisi masih dalam tahap negosiasi. Setelah akuisisi selesai, pengendali baru TGUK akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai peraturan yang berlaku.
Perlu diingat bahwa TGUK sebelumnya telah melakukan efisiensi besar-besaran, termasuk pengurangan jumlah karyawan secara signifikan. Dari 628 karyawan pada Desember 2023, jumlahnya menyusut menjadi 35 orang pada Oktober 2024, dan hanya 4 orang pada Februari 2025. Kinerja keuangan perusahaan juga menunjukkan kerugian sebesar Rp 20,1 miliar hingga September 2024, jauh berbeda dengan laba Rp 4,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Ringkasan
PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) mengalami kerugian bersih Rp 8,34 miliar pada semester I 2025, berbanding terbalik dengan laba Rp 1,25 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan anjlok drastis hingga 99,9%, dari Rp 65,76 miliar menjadi Rp 1,76 miliar. Meskipun beban pokok penjualan menurun, laba kotor dan usaha juga mengalami penurunan signifikan.
Total aset TGUK menyusut menjadi Rp 118,32 miliar dari Rp 132,75 miliar. Terdapat rencana akuisisi 69,34% saham TGUK oleh Visionary Capital Global Pte. Ltd. dari Singapura, yang bertujuan untuk pengembangan dan ekspansi bisnis. Sebelumnya, TGUK telah melakukan efisiensi besar-besaran, termasuk pengurangan karyawan secara signifikan.