
Freeport McMoran (FCX) memprediksi jumlah produksi emas dan tembaga dari PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 2026 akan serupa dengan kinerja tahun ini. FCX merupakan perusahaan induk PTFI yang berpusat di Amerika Serikat.
PTFI sendiri memiliki tambang di daerah Grasberg, Mimika, Papua Tengah. Produksi PTFI saat ini berasal dari tiga tambang, yakni Grasberg Block Cave (GBC) yang longsor, Deep Mill Level Zone and Big Gossan.
“FCX memperkirakan produksinya sekitar 1 miliar pon tembaga dan 900 ribu ons emas,” kata perusahaan dalam siaran pers, dikutip Kamis (20/11).
Kendati demikian, FCX memproyeksikan produksi PTFI akan meningkat di tahun-tahun berikutnya. Angka rata-rata produksi tahunannya sekitar 1,6 miliar pon tembaga dan 1,3 juta ons emas untuk periode tiga tahun yakni 2027-2029.
Tambang GBC milik PTFI pada 8 September lalu mengalami insiden longsor yang membuat 800 ribu ton lumpur masuk ke area tambang bawah tanah tersebut. Kejadian ini merenggut 7 nyawa pekerja Freeport.
Usai longsor terjadi, perusahaan menghentikan seluruh kegiatan di ketiga tambang mereka. Meski begitu, PTFI mengatakan dua tambang perusahaan yakni Deep Mill Level Zone and Big Gossan sudah mulai beroperasi kembali sejak akhir Oktober 2025.
FCX menyebut kegiatan remediasi sedang dipercepat untuk mempersiapkan tambang GBC beroperasi kembali secara bertahap sejak kuartal kedua 2026. Presiden dan CEO FCX, Kathleen Quirk mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memulihkan produksi skala besar dengan biaya rendah di Grasberg secara aman, efisien, dan bertanggung jawab.
“Kami telah memasukkan pelajaran dari insiden tragis baru-baru ini ke dalam rencana masa depan kami dan menerapkan beberapa inisiatif untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan insiden tersebut. Kami akan terus memprioritaskan keselamatan di atas segalanya saat memulihkan operasi dan bekerja untuk memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan kami,” katanya.
Dalam laporan perusahaan induk PTFI yakni Freeport McMoran kuartal III 2025 disebutkan bahwa mereka secara paralel berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia berkaitan dengan rencana produksi mendatang yang sedang dievaluasi. Pada 24 September 2025 PTFI menyiapkan perkiraan skenario untuk operasional tambang mereka.
“Potensi ini melibatkan pembukaan kembali tambang bawah tanah Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang tidak terdampak pada kuartal keempat 2025. Diikuti dengan pembukaan kembali bertahap dan peningkatan produksi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave pada 2026,” kata FCX dikutip Kamis (29/10).