
Babaumma – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan sinyal positif terkait masa depan pasar modal Indonesia. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk mengucurkan insentif bagi investor ritel, namun dengan satu syarat krusial: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus tuntas membersihkan praktik saham gorengan yang meresahkan. Penegasan ini menggarisbawahi upaya serius pemerintah dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan terpercaya.
Purbaya menekankan bahwa pemerintah membutuhkan bukti nyata dan konkret atas penindakan para pelaku di balik praktik saham gorengan. Ia bahkan memberikan batasan waktu. “Kalau kita lihat enam bulan, lengkapin enggak? Ada yang dihukum atau enggak, nanti kita lihat,” ujar Purbaya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (4/12). Hanya jika ada tindakan tegas dan sanksi yang jelas terhadap para manipulator pasar modal, barulah pemerintah siap memberikan insentif yang dijanjikan.
“Kalau ada action yang jelas bahwa penggoreng saham itu dikenakan sanksi, baru kita kasih insentif ke investor,” tegasnya, mengindikasikan bahwa perlindungan investor ritel adalah prioritas utama sebelum mendorong mereka lebih jauh masuk ke dalam pasar.
Bendahara Negara itu juga mengakui keengganannya untuk segera mendorong investor ritel masuk ke pasar modal dalam waktu dekat. Alasannya jelas, kondisi pasar saat ini masih menyimpan risiko yang cukup tinggi. “Saya takut kalau ngasih ke investor ritel dalam keadaan sekarang, mereka masuk ke tempat yang agak bahaya buat mereka,” jelas Purbaya, menyoroti pentingnya keamanan dan stabilitas bagi para investor pemula.
Meski demikian, Purbaya tetap optimistis. Ia yakin bahwa setelah praktik saham gorengan berhasil diberantas, pasar modal Indonesia akan kembali menunjukkan daya tariknya yang luar biasa bagi para investor. Dengan fundamental ekonomi yang kuat dan prospek yang cerah, investasi di saham dinilainya akan menjadi pilihan yang sangat menjanjikan.
“Tapi kalau sudah diberesin, ya sudah. Kalau ekonominya bagus, memang baik terus ke depan, investasi di saham adalah investasi yang menarik sekali,” pungkasnya, menegaskan visi jangka panjang pemerintah untuk ekosistem investasi yang sehat dan menguntungkan.
Sebagai pengingat, Purbaya sebelumnya telah menyampaikan ultimatum tegas kepada Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar. Batas waktu enam bulan diberikan untuk membersihkan pasar modal dari jeratan saham gorengan, jika tidak, insentif untuk investor ritel tidak akan dicairkan.
Langkah ini, menurut Purbaya, merupakan fondasi krusial dalam membangun ekosistem investasi yang sehat dan berintegritas. Pemerintah tidak akan berkompromi dengan manipulasi pasar yang merugikan, terutama bagi investor pemula, dan karenanya tidak akan mengucurkan insentif sebelum jaminan keamanan dan keadilan terpenuhi.
Ringkasan
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pemerintah akan memberikan insentif bagi investor ritel di pasar modal Indonesia. Namun, pemberian insentif ini bersyarat, yaitu OJK harus terlebih dahulu menuntaskan pembersihan praktik saham gorengan. Pemerintah memberikan waktu enam bulan kepada OJK untuk menindak tegas pelaku saham gorengan sebagai bukti komitmen pemberantasan manipulasi pasar.
Purbaya menekankan bahwa pemberian insentif baru akan dilakukan jika ada tindakan nyata dan sanksi yang jelas terhadap pelaku saham gorengan. Perlindungan investor ritel menjadi prioritas utama sebelum mendorong mereka untuk berinvestasi di pasar modal. Pemerintah tidak ingin investor ritel terjebak dalam investasi berisiko tinggi sebelum pasar modal dibersihkan.