Di tengah riuh tawa dan suara kursi yang berderit, SDN 24 Rumbih di Desa Rumbih, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, merayakan HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia. Perayaan sederhana namun penuh makna ini diwarnai dengan lomba 17-an yang diselenggarakan oleh Toko Kopi Tuku (TUKU) dan Bumiterra. Lebih dari sekadar perayaan, acara ini menjadi simbol kolaborasi untuk memajukan pendidikan di daerah terpencil.
Kolaborasi ini juga membawa bantuan nyata bagi sekolah yang bangunannya belum pernah direnovasi sejak tahun 1998. TUKU dan Bumiterra mendonasikan kursi dan meja belajar yang terbuat dari daur ulang plastik dari Watsgood. Bantuan ini disambut antusias oleh kepala sekolah, Rafael Rino, yang berharap kerja sama ini berkelanjutan dan membawa perubahan positif bagi anak didiknya. “Kami sangat senang sekali. Jarang ada tim dari luar yang mau datang ke sekolah kami, apalagi membawa bantuan seperti kursi, meja, dan alat belajar lainnya,” ujarnya penuh haru.
Kegembiraan juga terpancar dari wajah-wajah polos para siswa. Felix Sebastian, siswa kelas 3 yang bercita-cita menjadi polisi, misalnya, sudah tak sabar menanti kursi barunya, “Kalau nanti ada kursi baru, aku mau duduk di depan,” katanya dengan semangat.
Meskipun fasilitas sekolah terbatas, semangat belajar 52 murid dan 7 guru SDN 24 Rumbih tetap menyala. Mereka terus belajar dan bermimpi di ruang kelas yang mungkin kurang nyaman, namun dipenuhi harapan. Dedikasi para guru menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fasilitas bukanlah penghalang untuk menebar ilmu.
Bumiterra, melalui program Sekolah Bumiterra, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Kita Pritasari, Operations Manager Bumiterra, menjelaskan, “Kami percaya semangat belajar hanya bisa tumbuh jika fasilitasnya mendukung. Lewat program Sekolah Bumiterra, kami ingin memperbaiki kondisi sekolah dan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Bantuan dari TUKU adalah awal yang menguatkan harapan kami.”
Bagi TUKU dan Bumiterra, perayaan HUT ke-78 RI ini bukan hanya tentang perayaan kemerdekaan semata, tetapi juga tentang pengakuan atas perjuangan mereka yang membangun masa depan bangsa dari pelosok negeri. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata komitmen untuk memajukan pendidikan dan melestarikan lingkungan.
Kevin Ivandra, Sr. Community Development Officer MAKA (perusahaan induk Toko Kopi Tuku), menegaskan komitmen tersebut. “Kolaborasi dengan Bumiterra di Kalimantan Barat bukan hanya tentang mengembalikan fungsi hutan, tapi tentang menumbuhkan harapan. Kami percaya bahwa pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan komunitas lokal harus berjalan beriringan,” tuturnya. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga bumi dan membangun masa depan yang lestari.
Ringkasan
SDN 24 Rumbih di Kalimantan Barat merayakan HUT RI ke-78 dengan lomba 17-an yang diselenggarakan oleh Toko Kopi Tuku dan Bumiterra. Acara ini sekaligus menandai kolaborasi untuk memajukan pendidikan di daerah terpencil, termasuk donasi kursi dan meja belajar dari daur ulang plastik untuk sekolah yang bangunannya belum pernah direnovasi sejak 1998. Para siswa dan guru sangat antusias menyambut bantuan tersebut.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari program Sekolah Bumiterra yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan kesadaran lingkungan. Baik TUKU maupun Bumiterra menekankan komitmen untuk memajukan pendidikan dan pelestarian lingkungan, menganggap perayaan kemerdekaan sebagai momentum untuk mendukung pembangunan di daerah terpencil dan menumbuhkan harapan bagi generasi muda.