Babaumma – JAKARTA — Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) ke 5% memberikan dampak positif bagi industri pembiayaan, demikian disampaikan PT CIMB Niaga Auto Finance Tbk. (CNAF). Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menyatakan optimisme perusahaan dalam menawarkan bunga kompetitif kepada konsumen. Hal ini dimungkinkan karena sumber pendanaan CNAF yang beragam, meliputi bilateral loan antarbank, joint financing dengan Bank CIMB Niaga, serta penerbitan obligasi atau sukuk.
Ristiawan meyakini penurunan suku bunga akan menjadi stimulus positif bagi pasar, terutama di semester II/2025, di mana daya beli masyarakat diprediksi meningkat. Keyakinan ini diperkuat oleh data penjualan mobil pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Juli-Agustus 2025 yang tumbuh sekitar 12%. “Momentum GIIAS ini akan kami manfaatkan melalui kanal-kanal penjualan digital,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (22/8/2025).
Dengan optimisme tersebut, CNAF menargetkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp9,5 triliun pada tahun 2025. Ristiawan menambahkan, “CNAF melihat pasar di semester II/2025 cukup positif, dan antusiasme masyarakat di GIIAS kemarin menjadi awal yang baik.” Sentimen positif ini juga dirasakan oleh perusahaan pembiayaan lainnya.
Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance, Cincin Lisa Hadi, memperkirakan prospek positif pada kuartal III/2025, seiring dengan potensi penurunan suku bunga acuan BI yang dapat mendorong pertumbuhan kredit. Namun, WOM Finance masih melakukan kajian mendalam untuk menentukan strategi dan target perusahaan selanjutnya.
Senada dengan itu, Komisaris Indomobil Finance, Gunawan Effendi, menilai penurunan BI Rate sebagai sinyal positif bagi industri pembiayaan. Ia berharap penurunan suku bunga acuan ini akan berdampak pada penurunan bunga pinjaman. “Apabila cost of fund (CoF) disesuaikan, akan membuka ruang untuk penurunan tingkat bunga kredit kepada debitur,” jelasnya. Meskipun demikian, Effendi menekankan bahwa CoF bukanlah satu-satunya faktor penentu tingkat bunga kredit, karena faktor lain seperti biaya operasional, biaya kredit, dan tingkat keuntungan yang diharapkan juga perlu dipertimbangkan.
Ringkasan
Penurunan BI Rate ke 5% berdampak positif pada industri pembiayaan, khususnya di sektor otomotif. CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) optimistis dengan penawaran bunga kompetitif berkat sumber pendanaan yang beragam dan memprediksi peningkatan daya beli masyarakat di semester II 2025, didukung data penjualan mobil di GIIAS yang tumbuh 12%. CNAF menargetkan penyaluran pembiayaan baru Rp9,5 triliun di tahun 2025.
WOM Finance dan Indomobil Finance juga melihat prospek positif di kuartal III/2025 dan seterusnya, seiring potensi penurunan suku bunga acuan BI yang dapat mendorong pertumbuhan kredit. Meskipun demikian, penurunan cost of fund (CoF) bukan satu-satunya faktor penentu tingkat bunga kredit; biaya operasional dan profitabilitas juga dipertimbangkan.