Sponsored

IHSG Kinclong! Saham Bank Jumbo BBCA, BBRI Terbang Tinggi

Babaumma – , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup melesat tajam, mengakhiri perdagangan Senin (20/10/2025) di level 8.088,98. Kinerja gemilang ini tak lepas dari kontribusi saham-saham bank jumbo yang menunjukkan performa kinclong, menjadi lokomotif penggerak pasar.

Sponsored

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan signifikan sebesar 2,19% untuk mencapai level penutupan 8.088,98 tersebut. Perdagangan hari ini dibuka dengan IHSG di posisi 7.988,45, menunjukkan tren kenaikan yang kuat sepanjang sesi. Dalam perjalanannya, indeks saham sempat menyentuh level terendah 7.937,39 sebelum mencapai puncaknya di 8.117,27, menandakan optimisme investor.

: Tiga Sorotan untuk Telkom (TLKM) dari JP Morgan, Target Harga Sahamnya Masih Jauh

Aktivitas di pasar modal Indonesia pada penutupan perdagangan hari ini sangat dinamis, tercatat nilai transaksi mencapai Rp22,75 triliun. Angka ini didukung oleh volume transaksi yang fantastis sebesar 33,89 miliar lembar saham, dengan frekuensi transaksi mencapai 2,35 juta kali. Total kapitalisasi pasar atau market cap pasar modal Indonesia sendiri kokoh di angka Rp14.974 triliun.

Gambaran umum pergerakan saham menunjukkan dominasi penguatan. Sebanyak 528 saham berhasil menguat, berbanding terbalik dengan 199 saham yang melemah. Sementara itu, 229 saham lainnya menunjukkan kinerja stagnan atau tidak beranjak dari posisi awal.

: : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 20 Oktober 2025

Fokus utama penguatan IHSG pada hari ini adalah deretan saham dengan nilai transaksi tinggi, khususnya dari sektor perbankan. Saham-saham bank jumbo menunjukkan kekompakan dalam performa bertenaga, memberikan sinyal positif bagi investor.

Secara rinci, harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melesat 5%, diikuti oleh PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang menguat 6,17%. Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 5,14%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) memimpin dengan kenaikan 6,32%. Kinerja apik ini mengindikasikan kepercayaan pasar terhadap stabilitas sektor keuangan.

: : Saham BBNI, BMRI, dan AMRT Dorong Indeks Bisnis-27 Ditutup Melejit 3,72%

Tidak hanya bank-bank besar, saham-saham dengan transaksi tinggi lainnya juga turut berkilau. Harga saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) melonjak impresif sebesar 15,52%, dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga tak kalah cemerlang dengan kenaikan 7,44%.

Daftar top gainers menunjukkan beberapa saham dengan kenaikan harga paling spektakuler. Diantaranya, harga saham PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) meroket 34,95%, PT Wahana Pronatural Tbk. (WAPO) naik 34,48%, dan PT Sunson Textile Manufacture Tbk. (SSTM) menguat 24,82%, menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat di berbagai sektor.

Namun, di tengah euforia kenaikan, ada pula saham-saham top losers yang mencatatkan penurunan signifikan. Harga saham PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO) melorot 15%, PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) turun 14,99%, dan PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE) melemah 14,98%, menjadi pengingat akan risiko investasi.

Penguatan IHSG pada hari ini menandai pembalikan arah yang positif setelah sebelumnya mengalami tekanan. Pada Jumat (17/10/2025), IHSG ditutup lesu, melemah sebesar 2,57% ke level 7.915,66. Kinerja hari ini memberikan harapan baru bagi para investor saham.

Proyeksi untuk pergerakan IHSG di pekan ini (20-24 Oktober 2025) telah disampaikan oleh Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus. Ia memprediksi IHSG cenderung menguat, didorong oleh sentimen positif dari pemangkasan suku bunga serta rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat.

Indri menambahkan, kondisi pasar modal Indonesia juga akan dipengaruhi oleh beberapa sentimen global dan domestik. Ketegangan antara AS dan China yang kembali memanas menjadi perhatian, di sisi lain, rencana Menteri Keuangan untuk menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 8% diharapkan mampu memperkuat daya beli masyarakat dan menggerakkan sektor riil. Ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi analisis pasar saham.

Dengan kondisi market yang telah terkoreksi, Indri memperkirakan para pelaku pasar akan memanfaatkan momentum ini untuk mulai mengoleksi saham-saham bervaluasi menarik. Strategi yang dikenal sebagai bottom fishing method ini diperkirakan akan menjadi pilihan banyak investor.

“Kemungkinan besar, konsentrasi pasar akan cenderung melakukan diversifikasi pengalokasian dana dengan proporsi sebagai berikut: Alokasi untuk sektor sensitif dengan suku bunga [meliputi perbankan, properti, infrastruktur], mengambil momentum pada emiten-emiten komoditas terutama emas, dan memanfaatkan momentum pada saham-saham konglomerasi,” jelas Indri dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/10/2025). Hal ini memberikan panduan strategis bagi investasi saham.

Lebih lanjut, Indri menilai IHSG akan bergerak bervariatif namun cenderung menguat, dengan perkiraan rentang support di 7.730 hingga resistance di 8.100 sepanjang pekan ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Sponsored