
Babaumma – , JAKARTA — Kabar aksi IPO bank digital kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Super Bank Indonesia (Superbank) kembali berembus di tengah pelaku pasar. Secara sektor terdapat kecocokan dengan bocoran pipeline IPO lighthouse company yang disampaikan oleh Direktur BEI.
Berdasarkan rilisan prospektus yang beredar di media sosial, Superbank dikabarkan akan menjalankan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 5,2 miliar lembar saham. IPO itu dijadwalkan pada 17-24 November 2025. Setelahnya, Superbank menjadwalkan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Desember 2025.
Harga yang ditawarkan dalam IPO yakni sekitar Rp500 hingga Rp1.030 per saham. Dengan begitu, nilai IPO Superbank sebanyak-banyaknya mencapai Rp5,36 triliun.
Dalam prospektus yang beredar juga terungkap bahwa Superbank menunjuk empat sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Keempat sekuritas adalah PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., dan PT Sucor Sekuritas.
Atas informasi yang beredar itu, Juru Bicara Superbank mengatakan Superbank tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar.
“Fokus kami adalah menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan jumlah nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia,” kata Juru Bicara Superbank kepada Bisnis pada Jumat (7/11/2025).
: Superbank Dikabarkan IPO Rp5,36 Triliun, Ini Kata Manajemem
Superbank merupakan bank digital yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International. Kemudian, Bank Fama bertransformasi menjadi bank digital dan berganti nama menjadi Superbank seiring masuknya EMTK atau Emtek.
Sebelumnya, Corporate Communication Head Emtek, Beverly Gunawan mengatakan pihaknya menghargai perhatian publik terhadap rumor yang beredar mengenai Superbank yang bakal melakukan IPO.
“Kami tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar yang belum terverifikasi,” kata Gunawan dalam keterangan tertulisnya.
Terkait dengan calon emiten, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan masih terdapat 13 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO Bursa. Di antaranya bahkan masuk ke dalam kategori lighthouse.
“Ada tiga lighthouse. Satu finance, yang kemudian kedua infrastruktur. Satu lagi mining,” kata Nyoman di Gedung BEI, Kamis (6/11/2025).
Merujuk pada pernyataan tersebut, Superbank berpotensi menjadi IPO lighthouse dari sektor finansial pada akhir tahun ini.
: Direktur BEI Bicara Soal Prospek IPO 2026
Dalam catatan Bisnis, beberapa IPO kategori lighthouse seperti PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUMI), dan hingga PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA).
Adapun, Nyoman pun menjelaskan terkait dengan peluang adanya perusahaan BUMN yang masuk ke dalam pipeline IPO, terutama berkategori mercusuar.
“Terkait dengan BUMN, kami menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak Kementerian BUMN sebelumnya, sekarang ke Danantara. Jadi harapan Bursa, ada lighthouse yang nanti berasal dari state-owned enterprise,” ujar Nyoman.
Dia menjelaskan bahwa kontribusi BUMN dalam IPO akan membantu pendalaman pasar modal Indonesia.