Sponsored

Misi Delegasi Indonesia di COP30: Potensi Kredit Karbon hingga Dana Abadi Hutan

Delegasi Indonesia mengemban sejumlah misi penting dalam gelaran COP30 di Brasil yang berlangsung pada 10-21 November 2025. 

Sponsored

Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, menggantikan peran Prabowo Subianto dalam pidato pembukaan COP30, Kamis (6/11). Dalam kesempatan itu, Hashim menegaskan komitmen iklim Indonesia sesuai dengan Perjanjian Paris untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. 

“Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan sebesar 8%,” kata Hashim.

Hashim juga menyebut Indonesia telah menetapkan batas emisi CO2 sebesar 1,2 gigaton dalam skenario rendah dan 1,5 gigaton CO2e dalam skenario tinggi pada 2035. Komitmen itu tercermin dalam dokumen Second Nationally Determined Contribution (SNDC). 

Selain Hashim, sejumlah pejabat setinggi menteri juga datang ke COP30. Ini antara lain Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol. Apa saja misi delegasi Indonesia COP30?

FOLU Net Sink

Hashim menyebut Indonesia akan mengandalkan program Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink untuk menurunkan 180 juta ton karbon di 2030. Program ini menargetkan jumlah karbon yang diserap oleh sektor hutan dan lahan, sama atau lebih besar dari emisi yang dihasilkan. Saat ini, emisi dari sektor FOLU menyumbang sekitar 40% dari total emisi Indonesia. 

“Rata-rata deforestasi Indonesia merosot ke level terendah dalam dua dekade terakhir, sekitar 75% pengurangan sejak 2019,” katanya. 

Hashim menyebut, pemerintah juga telah mengakui dan mengalokasikan 1,4 juta hutan adat untuk komunitas lokal dalam empat tahun ke depan. 

Dukung TFFF Brasil

Indonesia berkomitmen mendukung program Tropical Forest Forever Facility (TFFF) yang diinisiasi oleh Brasil. Presiden Prabowo Subianto bahkan menyebut nilai investasi Indonesia akan sama dengan Brasil yakni US$1 miliar atau sekitar Rp16,6 triliun (kurs Rp16.679).

TFFF merupakan skema inisiatif pendanaan hutan hujan tropis yang bertujuan memobilisasi US$125 miliar. Program ini sudah didukung oleh 53 negara dengan total pendanaan US$5,5 miliar. Norwegia saat ini menjadi kontributor terbesar yang mencapai US$3 miliar diikuti oleh Brasil dan Indonesia sebesar US$1 miliar.

Tawarkan Potensi Kredit Karbon 

Setelah meluncurkan Peraturan Presiden No.110/2025, Indonesia mendorong potensi ekonomi karbon ke dunia internasional. Menteri LH Hanif Faisol menargetkan transaksi karbon hingga 90 juta ton CO2 ekuivalen dari sektor kehutanan, kelautan, energi, dan industri dengan potensi nilai ekonomi mencapai Rp15 triliun. 

“Indonesia membuka diri bagi investasi karbon internasional yang berlandaskan transparansi dan kredibilitas,” kata Hashim, saat High-Level Roundtable at Sustainable Business COP30 di Sao Paulo, Brasil.

Sponsored