JAKARTA – Di tengah optimisme pasar saham yang terus berlanjut, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengungkapkan strategi mereka dalam memilih sektor-sektor unggulan untuk reksa dana saham. Kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2025 ini, didukung oleh berbagai katalis baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi pertimbangan utama dalam keputusan investasi mereka.
Hingga penutupan perdagangan Rabu (12 November 2025), IHSG telah mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 18,48% secara year-to-date (YtD). Setelah menghadapi tekanan di awal tahun, pasar saham Indonesia berhasil bangkit dan menunjukkan resiliensinya memasuki semester kedua tahun ini.
Samuel Kesuma, Chief Investment Officer-Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia, menjelaskan bahwa fokus utama dalam pengelolaan portofolio reksa dana saham Manulife adalah pada saham-saham dengan fundamental yang kuat.
MAMI menerapkan pendekatan bottom-up dalam memilih saham-saham potensial. Artinya, mereka mengutamakan emiten dengan fundamental solid, valuasi menarik, dan bukan sekadar mengikuti tren sektoral sesaat.
“Meskipun IHSG saat ini berada pada level yang relatif tinggi, kami masih melihat peluang pada emiten-emiten berkualitas di sektor finansial dan konsumer yang diperdagangkan dengan valuasi yang menarik,” ujar Samuel.
Sektor finansial, konsumer, dan saham-saham blue chip menjadi pilihan utama Manulife. Potensi pertumbuhan sektor finansial didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga, injeksi likuiditas ke sektor perbankan, dan potensi peningkatan permintaan kredit.
Sementara itu, untuk sektor konsumer, MAMI lebih selektif dan fokus pada emiten consumer staples. Sektor ini diuntungkan oleh stimulus fiskal dan percepatan belanja pemerintah. Stimulus tunai yang digelontorkan pemerintah, kebijakan pro-pertumbuhan, dan penurunan suku bunga diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
Namun, Samuel mengakui bahwa pelemahan daya beli masih menjadi tantangan bagi emiten konsumer. Oleh karena itu, kehati-hatian dalam memilih saham konsumer menjadi kunci.
Lebih lanjut, MAMI juga mengincar saham-saham blue chip yang undervalued, terutama saham-saham LQ45 dengan dividend yield yang tinggi, di atas 5,3%. Tingkat pengembalian ini dinilai kompetitif dibandingkan obligasi, sehingga menarik untuk investasi jangka panjang.
—
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berfokus pada saham dengan fundamental kuat dalam pengelolaan reksa dana saham, terutama di sektor finansial dan konsumer. Pertumbuhan IHSG sebesar 18,48% secara year-to-date menjadi pertimbangan utama, dengan pendekatan bottom-up yang mengutamakan emiten dengan valuasi menarik.
Sektor finansial didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan peningkatan permintaan kredit. Sementara itu, sektor konsumer difokuskan pada emiten consumer staples yang diuntungkan oleh stimulus fiskal. MAMI juga mengincar saham-saham blue chip yang undervalued dengan dividend yield tinggi sebagai investasi jangka panjang.