
Euforia sepak bola dunia kembali memuncak seiring pengumuman jadwal lengkap Piala Dunia 2026 oleh FIFA. Turnamen akbar empat tahunan ini akan berlangsung dari 11 Juni hingga 19 Juli 2026, mempertemukan 48 negara di tiga negara tuan rumah: Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko. Pertandingan dijadwalkan berlangsung dari pukul 12.00 siang hingga 9 malam waktu setempat, menjanjikan tontonan seru bagi para penggemar di seluruh dunia.
Menjelang ajang bergengsi ini, satu pertanyaan klasik kerap muncul dan memicu rasa penasaran publik: apakah trofi Piala Dunia yang megah itu benar-benar terbuat dari emas? Pertanyaan ini tak lepas dari kemegahan desain trofi serta statusnya sebagai simbol kejayaan tertinggi dalam kancah sepak bola internasional, memicu spekulasi tentang nilai dan material pembuatannya.
Apa Trofi Piala Dunia Terbuat dari Emas? Deepika Padukone saat Bawa Trofi Piala Dunia 2022 (Instagram/@louivuitton)
Baca juga:
- Jadwal Lengkap Piala Dunia 2026 Babak Penyisihan hingga Final
- Hasil Drawing Piala Dunia 2026: Ini Jadwal dan Daftar Tuan Rumah
- DBS KTA Buka Peluang Tonton ‘Last Dance’ Messi & Ronaldo di Piala Dunia 2026
Melansir berbagai sumber, trofi Piala Dunia memang terbuat dari emas 18 karat, yang berarti mengandung 75% emas murni. Trofi ikonis ini memiliki tinggi 36,5 cm dan berat 6,175 kg, berdiri di atas dasar berdiameter 13 cm yang dihiasi dua strip perunggu. Keberadaan material berharga ini menjadikan trofi tersebut memiliki nilai yang fantastis.
Secara estimasi, dasar trofi saja bernilai USD 161.000 atau sekitar Rp 2,51 miliar (dengan kurs Rp 15.600 per USD). Sementara itu, nilai keseluruhan trofi diperkirakan mencapai USD 20 juta, setara dengan Rp 312 miliar. Trofi berharga ini diciptakan oleh seniman asal Milan, Italia, bernama Silvio Gazzaniga pada tahun 1971. Gazzaniga bekerja sama dengan perusahaan manufaktur Bertoni di Milan untuk menghasilkan karya seni ini.
Pembuatan trofi baru ini dilakukan setelah Brasil berhasil mempertahankan trofi sebelumnya, yakni Trofi Jules Rimet, secara permanen setelah memenangkan turnamen Piala Dunia sebanyak tiga kali pada tahun 1958, 1962, dan 1970. Dengan nilai yang begitu besar, trofi Piala Dunia ini diakui sebagai trofi olahraga termahal di dunia.
Meskipun demikian, para pemenang Piala Dunia tidak diizinkan membawa pulang trofi asli tersebut. Mereka hanya berhak menerima replika perunggu yang juga berlapis emas, meskipun bukan dari emas murni. Trofi asli yang tak ternilai harganya ini tersimpan aman di Museum Sepak Bola Dunia FIFA di Zurich, Swiss, dan hanya ditampilkan pada acara-acara resmi tertentu, seperti saat pengundian grup atau seremoni penting lainnya.
Sebelum trofi karya Silvio Gazzaniga yang kita kenal saat ini, trofi pertama Piala Dunia dikenal dengan nama Trofi Jules Rimet. Nama ini diberikan untuk menghormati presiden ketiga FIFA, Jules Rimet, yang berperan vital dalam penciptaan turnamen ini pada tahun 1929. Sejarah Trofi Jules Rimet sendiri tidaklah mulus, karena pernah dicuri. Pada 19 Desember 1983, trofi tersebut lenyap dari markas Konfederasi Sepak Bola Brasil di Rio de Janeiro dan tak pernah ditemukan hingga kini.
Peristiwa pencurian tersebut menjadi pelajaran berharga dan memicu pengetatan sistem keamanan yang sangat ketat untuk trofi yang digunakan sejak 1974, yaitu karya Silvio Gazzaniga. Trofi ini terus menjadi simbol kejayaan sepak bola dunia hingga hari ini. Keberadaannya bukan sekadar hadiah kemenangan, melainkan representasi sejarah panjang, sebuah mahakarya seni, dan sumber kebanggaan tak terhingga bagi setiap negara yang beruntung bisa mengangkatnya.