
JAKARTA – PT BFI Finance Tbk (BFIN) kembali menegaskan komitmennya untuk membagikan dividen interim kepada para pemegang saham setianya. Meskipun perusahaan belum dapat mengungkapkan proyeksi pasti mengenai pembagian dividen atas kinerja tahun penuh 2025, kepastian adanya dividen interim ini menjadi kabar baik bagi investor.
Direktur PT BFI Finance Tbk, Sudjono, dalam sebuah paparan publik daring di Jakarta pada Jumat (28/11/2025), menjelaskan bahwa BFI Finance secara konsisten telah mendistribusikan dividen interim dalam beberapa tahun terakhir. Konsistensi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi publik untuk memproyeksikan besaran dividen interim yang akan datang.
“Kalau tidak salah, dalam tiga tahun terakhir besaran dividen interim kami selalu berada di kisaran Rp 28 per saham,” ungkap Sudjono, memberikan gambaran historis yang dapat dijadikan acuan awal.
Lebih lanjut, Sudjono menyatakan bahwa BFIN belum bisa memberikan angka pasti mengenai nilai dividen interim berikutnya, mengingat keputusan final berada di tangan para pemilik saham. Proses penetapan besaran dividen ini biasanya baru akan diputuskan setelah selesainya audit laporan keuangan tahunan dan sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang umumnya berlangsung pada bulan April atau Mei setiap tahunnya.
“Untuk besaran dividen, kami mohon kesabarannya. Namun, jika pertanyaannya adalah apakah akan ada dividen interim, jawabannya tegas: iya,” jelas Sudjono, memastikan bahwa dividen sementara tetap akan dibagikan.
Kinerja Keuangan BFIN Kuartal III 2025 Tunjukkan Pertumbuhan Positif
Komitmen terhadap dividen interim ini didukung oleh kinerja keuangan yang solid. Sebagai catatan, BFI Finance berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 1,17 triliun per kuartal III 2025. Angka ini menandai pertumbuhan sebesar 4,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan Rp 1,11 triliun pada kuartal III tahun lalu. Kenaikan laba ini mencerminkan efektivitas strategi operasional perusahaan.
Di sisi lain, pendapatan bersih perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, mencapai Rp 4,08 triliun, atau naik 7,7 persen (yoy). Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, manajemen biaya BFIN juga menunjukkan hasil positif. Nilai beban operasional, tidak termasuk biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), justru turun 1,4 persen (yoy) menjadi Rp 1,77 triliun, menunjukkan efisiensi operasional yang terjaga.
Indikator profitabilitas dan efisiensi lainnya juga menunjukkan angka yang impresif. Return on Assets (ROA) BFIN tercatat pada level 7,7 persen, sedangkan Return on Equity (ROE) berada pada level 14,7 persen. Angka-angka ini menegaskan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aset dan ekuitas untuk menghasilkan keuntungan.
Kualitas Aset dan Ekspansi Pembiayaan Tetap Terkendali
Terkait kualitas aset, rasio Non Performing Finance (NPF) bruto BFIN tetap terjaga di level 1,55 persen (yoy). Meskipun terjadi peningkatan 12 basis poin (bps) secara tahunan, perusahaan optimistis mampu mengendalikan rasio NPF berkat adanya penurunan delapan bps secara kuartalan. Keyakinan ini diperkuat oleh NPF Coverage yang stabil di level 2,5 kali, bahkan meningkat dari 2,4 kali pada kuartal sebelumnya, menunjukkan pengelolaan risiko yang prudent.
Adapun dari sisi bisnis, BFI Finance terus menunjukkan ekspansi yang kuat. Nilai pembiayaan baru perusahaan melonjak 15,2 persen (yoy). Peningkatan ini berdampak positif pada total nilai piutang yang dikelola, yang ikut bertumbuh sebesar 13 persen (yoy), menandakan pertumbuhan portofolio yang berkelanjutan dan sehat.
Ringkasan
PT BFI Finance Tbk (BFIN) mengumumkan komitmen untuk membagikan dividen interim kepada pemegang saham, dengan mempertimbangkan kinerja keuangan yang positif. Meskipun besaran dividen interim belum dapat dipastikan, perusahaan secara konsisten membagikan dividen interim dalam tiga tahun terakhir, berkisar Rp 28 per saham. Kepastian pembagian dividen interim ini didukung oleh kinerja keuangan BFIN yang mencatatkan laba bersih Rp 1,17 triliun pada kuartal III 2025, meningkat 4,7% secara tahunan.
Selain peningkatan laba bersih, pendapatan bersih BFI Finance juga naik 7,7% menjadi Rp 4,08 triliun, dengan efisiensi operasional yang terjaga. Kualitas aset perusahaan juga terkendali dengan rasio NPF bruto 1,55%, serta ekspansi pembiayaan baru yang melonjak 15,2%. Hal ini menyebabkan pertumbuhan nilai piutang yang dikelola sebesar 13%, menunjukkan pertumbuhan portofolio yang berkelanjutan dan sehat.