
Babaumma – , JAKARTA — PT Danantara Investment Management (Persero) memastikan suntikan dana Rp16 triliun ke pasar modal Indonesia akan dilakukan secara hati-hati dan berfokus pada fundamental emiten.
Holding investasi Danantara Indonesia tersebut diketahui akan menggelontorkan dana senilai US$10 miliar pada kuartal akhir 2025. Dari jumlah itu, 80% bakal dialokasikan ke dalam negeri, tak terkecuali pasar modal.
Dengan estimasi 5%-10% dari total dana tersebut masuk ke pasar saham, nilainya berpotensi mencapai kisaran Rp8 triliun hingga Rp16 triliun.
: Danantara Bisa jadi Pendongkrak Investasi RI, Ekonom HSBC Ungkap Syaratnya
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, menjelaskan bahwa penempatan dana di pasar modal merupakan bagian dari strategi balance sheet management sembari menunggu kesiapan investasi langsung, seperti proyek waste to energi ataupun sektor prioritas lainnya.
“Kami perlu mencari instrumen-instrumen yang likuid, yang nanti mudah dikonversi ke investasi langsung. Kami pasti akan masuk ke pasar, baik pasar modal, obligasi, dan ke equity,” ucap Pandu dalam wawancara di kanal Youtube milik Ellen May, Founder & CEO Emtrade, dikutip Kamis (30/10/2025).
: : Yield Dividen Emiten BUMN Kian Manis, Danantara Bisa Kantongi Rp140 Triliun?
Pandu menuturkan prinsip utama Danantara dalam berinvestasi bersandar pada fundamental perusahaan dan prospek pertumbuhan bisnis.
Untuk itu, Danantara akan bekerja sama dengan sejumlah firma manajemen investasi terkemuka di Indonesia, yang memiliki pengalaman dalam pemilihan saham, manajemen risiko, serta diversifikasi portofolio.
: : CIO Danantara Buka Suara Soal Merger Manajer Investasi Milik BRI, Bank Mandiri, BNI
“Kami memang mencari beberapa, ini mungkin sedang proses, beberapa firma investasi yang terkemuka, yang menekankan bagaimana proses cara pemilihan, stock selection, manajemen risikonya bagaimana, diversifikasinya seperti apa, dengan fokus baik dari sisi return dan juga sisi risiko,” kata Pandu.
Pandu menambahkan bahwa strategi tersebut dirancang agar Danantara dapat berperan sebagai stabilisator pasar, bukan sumber gejolak baru atau distorsi.
“Kami juga tidak mau crowding out, kami mau crowding in biar semua teman-teman makin semangat investasi jangka panjang di pasar modal,” ucapnya.