
Emiten terafiliasi Grup Salim dan Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), bakal mengakuisisi 45% saham perusahaan tambang bauksit PT Laman Mining. Lokasi tambang berada di Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat.
Pada 25 September 2025, BUMI menandatangani kesepakatan dengan PT Supreme Global Investment (SGI) untuk mengakuisisi 45% saham Laman Mining senilai US$ 59,1 juta atau sekitar Rp 988,67 miliar (kurs Rp 16.728 per dolar AS).
Pembayaran dilakukan dua tahap, yakni uang muka US$ 20 juta (Rp 334,56 miliar) paling lambat 30 Desember 2025, dan pelunasan US$ 39,1 juta (Rp 654,08 miliar) paling lambat 30 Oktober 2026.
“Jika SGI gagal memenuhi persyaratan penyelesaian, Perseroan berhak meminta pengembalian uang muka beserta penalti 9% per tahun, atau pengalihan saham LM sebagai bentuk penyelesaian,” tulis manajemen dalam laporan keuangan dikutip Jumat (14/11).
Baca juga:
- Pertamina Raup Untung, Pengacara Riva Siahaan Tepis Kerugian Negara Rp 285 T
- Patra Jasa Tingkatkan Kompetensi 50 UMKM Cirebon Melalui Pelatihan & Sertifikasi
- Guru Abdul Muis dan Rasnal Dapat Keadilan, Apresiasi Rehabilitasi dari Prabowo
Untuk mendanai akuisisi ini, BUMI juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I BUMI Tahap III Tahun 2025 senilai Rp 780 miliar. Salah satunya digunakan untuk membayar uang muka pembelian saham Laman Mining.
Selain itu, harga saham BUMI melonjak hingga 58,87% dalam sepekan terakhir, ditutup pada Rp 224 pada perdagangan Kamis (13/11), dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 83,18 triliun. Lonjakan ini terjadi setelah BUMI resmi menyelesaikan akuisisi 100% saham perusahaan tambang emas dan tembaga Australia, Wolfram Limited (WFL).
Penjelasan Manajemen Bumi Resources
Sebelumnya, Direktur Bumi Resources R.A. Sri Dharmayanti menyatakan bahwa perseroan telah membeli 0,32% saham Wolfram, atau sebanyak 400.670 saham senilai Rp 2,20 miliar. Transaksi ini melengkapi kepemilikan BUMI sebelumnya sebesar 99,68% saham, sehingga BUMI kini menguasai 100% saham Wolfram.
“Pembelian saham WFL ini merupakan kelanjutan dari rangkaian transaksi untuk mengakuisisi 100% saham WFL,” ujar Sri dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (10/11).
Sementara itu, Presiden Direktur Bumi Resources Adika Nuraga Bakrie menambahkan bahwa akuisisi ini sejalan dengan strategi diversifikasi perusahaan ke mineral strategis dan kritis, sekaligus memperkuat pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
“Ekspansi ke mineral strategis dan kritis sejalan dengan tren permintaan global serta memperkuat komitmen kami terhadap pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujar Adika, Rabu (8/10).
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari term sheet agreement awal tahun, yang kini difinalisasi setelah mendapat persetujuan Foreign Investment Review Board (FIRB) Australia.
Strategi ini juga sejalan dengan upaya Bumi Resources untuk memperluas portofolionya ke sektor mineral strategis dan kritis, termasuk membuka peluang hilirisasi.
Melalui Wolfram, Bumi Resources memperoleh akses produksi emas dan tembaga jangka pendek, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan perusahaan sekaligus meningkatkan nilai bagi pemegang saham.