Sponsored

IHSG Cetak Rekor! Kapitalisasi Pasar Tembus Rp 15.626 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri pekan perdagangan terakhir pada bulan November 2025 dengan kinerja yang mengesankan, menunjukkan geliat positif di pasar modal Tanah Air. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di level 8.508,706, mengukuhkan tren kenaikan.

Sponsored

BEI melaporkan bahwa periode 24 hingga 28 November 2025 ditutup dalam zona positif, dengan peningkatan signifikan di berbagai indikator. Rata-rata nilai transaksi harian BEI melonjak sebesar 41,87 persen, mencapai Rp 30,31 triliun dari angka sebelumnya Rp 21,37 triliun. Hal ini mencerminkan aktivitas perdagangan yang sangat dinamis dan antusiasme investor yang tinggi.

Tak hanya nilai transaksi, volume dan frekuensi perdagangan juga mencatat pertumbuhan yang kuat. Rata-rata volume transaksi harian Bursa pada pekan ini meningkat sebesar 28,57 persen menjadi 50,50 miliar lembar saham, dibandingkan dengan 39,28 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Sejalan dengan itu, rata-rata frekuensi transaksi harian turut naik sebesar 12,38 persen, mencapai 2,61 juta kali transaksi dari 2,32 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Kinerja positif ini juga tercermin pada kapitalisasi pasar BEI yang menguat sebesar 1,53 persen, mencapai Rp 15.626 triliun dari posisi Rp 15.391 triliun pada sepekan sebelumnya. IHSG sendiri mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen, bergerak dari 8.414,352 menjadi 8.508,706, menandakan optimisme pasar yang berlanjut.

Di tengah pergerakan positif pasar, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 1,02 triliun hingga akhir pekan tersebut. Secara akumulatif sepanjang tahun 2025, nilai jual bersih investor asing tercatat mencapai Rp 29,58 triliun.

Selain pasar saham, BEI juga mencatatkan penambahan instrumen utang baru. Pada Jumat, 28 November 2025, Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multi Infrastruktur Tahap IV Tahun 2025 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Sarana Multi Infrastruktur Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) resmi dicatatkan. Kedua instrumen ini memperoleh peringkat idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. bertindak sebagai Wali Amanat.

Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2025 mencapai 164 emisi dari 76 emiten senilai Rp 195,85 triliun. Secara keseluruhan, total emisi obligasi dan sukuk yang terdaftar di BEI kini berjumlah 652 emisi, dengan nilai nominal outstanding mencapai Rp 534,02 triliun dan 134,01 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 136 emiten.

BEI juga mencatat adanya 191 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp 6.423,84 triliun dan 352,10 juta dolar AS. Sementara itu, Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak tujuh emisi senilai Rp 2,13 triliun.

Menjelang akhir pekan, BEI meraih penghargaan prestisius Gold Rank untuk Sustainability Report Tahun 2024 serta penghargaan Commendation for First Year Participation pada Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRA T) 2025. Penghargaan ini diselenggarakan oleh National Center for Corporate Rating (NCCR) dan diterima langsung oleh Direktur Keuangan, Sumber Daya, dan Umum, Risa E. Rustam, di The Westin Resort Nusa Dua, Bali. Pencapaian ini mengukuhkan posisi BEI sebagai institusi yang teguh dalam komitmennya terhadap transparansi, akuntabilitas, dan standar pelaporan keberlanjutan, baik di tingkat nasional maupun regional.

Purbaya Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Di sisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyuarakan optimisme yang kuat terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinannya. Ia menargetkan ekonomi nasional mampu menembus level enam persen pada tahun 2026.

“Kita perkirakan kuartal IV (2025) 5,6—5,7 persen. Kita bisa dorong terus maksimalkan menuju enam persen (di 2026),” kata Purbaya dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Ahad.

Purbaya menekankan bahwa berbagai program yang diluncurkan secara sinergis, baik dari sisi kebijakan fiskal maupun moneter, akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi ke depan. Selain itu, kolaborasi yang optimal dengan pihak swasta juga dianggap krusial dalam mencapai target tersebut.

Ia bahkan menyoroti keberhasilan strategi ekonomi pada era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Ya ada (berbagai upaya) dioptimalkan, swasta bisa berkontribusi lebih maksimal. Kita coba menciptakan environment seperti zaman Pak SBY, tahun 2004,” ungkapnya.

Purbaya kerap membandingkan pendekatan pertumbuhan ekonomi. Jika era Presiden Joko Widodo cenderung fokus pada belanja pemerintah, era SBY lebih berhasil menggerakkan sektor swasta. Purbaya kini bertekad untuk mengoptimalkan kedua mesin pertumbuhan tersebut demi mencapai target enam persen.

Optimisme serupa juga diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025. Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 akan tetap positif, meskipun di tengah perlambatan ekonomi global. Faktor pendorongnya meliputi peningkatan konsumsi, investasi, kinerja ekspor yang solid, serta langkah akselerasi belanja pemerintah.

Menurutnya, sesuai target dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), ekonomi Indonesia diyakini akan tumbuh 5,4 persen pada 2026 dengan defisit di bawah tiga persen Produk Domestik Bruto (PDB). Target ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2025 yang sebesar 5,2 persen.

Dari perspektif moneter, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang sejalan. Bank sentral menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 akan berkisar antara 4,9—5,7 persen, dan kemudian melaju lagi pada tahun 2027 menjadi 5,1—5,9 persen. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan prospek dibandingkan target tahun ini (2025) yang berkisar antara 4,7—5,5 persen.

Ringkasan

Pada akhir November 2025, IHSG mencatatkan kinerja positif dengan ditutup pada level 8.508,706, disertai lonjakan nilai transaksi harian sebesar 41,87 persen menjadi Rp 30,31 triliun. Volume dan frekuensi perdagangan juga mengalami peningkatan signifikan, sementara kapitalisasi pasar BEI menguat 1,53 persen menjadi Rp 15.626 triliun. Meskipun demikian, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 1,02 triliun pada akhir pekan tersebut.

Selain itu, BEI meraih penghargaan Gold Rank untuk Sustainability Report Tahun 2024 dan Commendation for First Year Participation pada Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRA T) 2025. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai enam persen pada tahun 2026, didukung oleh sinergi kebijakan fiskal dan moneter serta kolaborasi dengan sektor swasta. Bank Indonesia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi positif pada tahun 2026, berkisar antara 4,9—5,7 persen.

Sponsored