JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak sejarah baru dengan menembus rekor all time high (ATH) 8.640,19 pada perdagangan Kamis (4/12/2025). Lonjakan signifikan di pasar saham ini secara langsung mendorong performa reksa dana saham, menjadikannya unggul dibandingkan instrumen investasi lain seperti reksa dana pendapatan tetap dan campuran.
Data dari Infovesta Utama per Rabu (3/12) secara jelas menunjukkan dominasi reksa dana saham. Indeks reksa dana saham (IRDSH) menguat impresif 0,38% dalam sehari menjadi 6.924,59. Angka ini jauh melampaui indeks reksa dana pendapatan tetap (IRDPT) yang hanya naik 0,06% ke 5.111,97, serta indeks reksa dana campuran (IRDCP) yang meningkat 0,24% menjadi 7.898,41. Jika menilik kinerja sejak awal tahun (YtD), perbedaan performa semakin mencolok: IRDSH melonjak 20,53%, sementara IRDPT hanya menguat 7,60% dan IRDCP naik 15,39%.
Seiring dengan tren positif ini, reksa dana saham kian memikat minat pasar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana per 30 September 2025 melonjak 4,67% secara bulanan (month-to-month/MtM) dan 15,40% secara year-to-date (YtD), mencapai Rp576,13 triliun. Peningkatan signifikan ini didorong oleh net subscription investor sebesar Rp20,96 triliun secara MtM, dengan total YtD mencapai Rp45,50 triliun.
Meskipun pasar saham menunjukkan reli yang kuat, Presiden Direktur PT Eastspring Investments Indonesia, Sulystari, menyoroti sejumlah keunggulan reksa dana yang tetap menarik bagi investor.
“Setidaknya ada tiga keunggulan utama,” ungkap Sulystari kepada Bisnis, dikutip Kamis (4/12/2025). “Pertama, reksa dana menyediakan diversifikasi portofolio ke berbagai instrumen investasi. Hal ini krusial untuk menurunkan risiko konsentrasi dan meredam potensi volatilitas yang mungkin timbul jika terjadi koreksi pasar setelah reli panjang.” Lebih lanjut, ia menambahkan, “Kedua, pengelolaan portofolio dipercayakan kepada manajer investasi profesional yang secara disiplin mampu melakukan rebalancing dan realisasi keuntungan. Ini memastikan risiko portofolio tetap terkontrol dan berada dalam batasan yang sehat.”
Keunggulan ketiga, menurut Sulystari, adalah fleksibilitas reksa dana dalam menangkap momentum pasar. Terutama pada produk reksa dana campuran, investor memiliki keleluasaan untuk melakukan pergeseran alokasi aset secara dinamis antara obligasi, saham, dan pasar uang. Strategi ini dirancang untuk mengoptimalkan kinerja sekaligus menjaga pengendalian risiko pada tingkat yang terukur.
Melihat ke depan, Sulystari optimis terhadap prospek reksa dana di tahun mendatang. Ia memperkirakan adanya perbaikan kondisi ekonomi, yang didukung oleh peningkatan sinkronisasi kebijakan antara pemerintah dan bank sentral. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa dinamika pasar keuangan yang terus berkembang memerlukan kewaspadaan. “Beberapa faktor, baik eksternal maupun internal, berpotensi memengaruhi pergerakan pasar. Ini termasuk potensi eskalasi geopolitik yang bisa meningkatkan volatilitas global, arah kebijakan suku bunga The Fed yang sangat berpengaruh pada sentimen risiko, serta efektivitas implementasi kebijakan domestik dalam mempertahankan momentum pemulihan,” pungkasnya.
Disclaimer: Artikel ini disajikan bukan untuk mengajak atau merekomendasikan pembelian atau penjualan saham atau instrumen investasi lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi yang diambil pembaca.
Ringkasan
IHSG mencetak rekor tertinggi baru, mendorong kinerja reksa dana saham melampaui reksa dana pendapatan tetap dan campuran. Data menunjukkan indeks reksa dana saham (IRDSH) melonjak signifikan, baik secara harian maupun sejak awal tahun, mengungguli indeks reksa dana pendapatan tetap (IRDPT) dan campuran (IRDCP). Peningkatan ini menarik minat investor, dengan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana secara keseluruhan meningkat pesat.
Presiden Direktur PT Eastspring Investments Indonesia, Sulystari, menyoroti keunggulan reksa dana, termasuk diversifikasi portofolio, pengelolaan profesional oleh manajer investasi, dan fleksibilitas dalam menangkap momentum pasar, terutama pada reksa dana campuran. Ia optimis terhadap prospek reksa dana di masa depan dengan perbaikan ekonomi, namun mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang dapat memengaruhi pasar.