ITMG Kuasai Nikel, Incar Tembaga & Emas? Strategi Baru!

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), raksasa pertambangan batubara Indonesia, tengah melebarkan sayap bisnisnya ke sektor mineral strategis. Langkah ini dilakukan seiring dengan komitmen perusahaan untuk berpartisipasi dalam pengembangan critical mineral, mendukung tren global menuju elektrifikasi. Sebagai langkah awal, ITMG mengakuisisi 9,6% saham PT Adhi Kartiko Pratama (NICE), perusahaan yang bergerak di sektor nikel. Presiden Direktur ITMG, Mulianto, mengungkapkan bahwa akuisisi ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk memasuki pasar nikel, salah satu critical mineral yang sangat dibutuhkan dalam industri baterai kendaraan listrik.

Ambisi ITMG tidak berhenti di nikel. Mulianto menambahkan, perusahaan terbuka terhadap peluang investasi di komoditas mineral strategis lainnya seperti tembaga, bauksit, dan emas. Pertimbangan untuk ekspansi ke sektor emas didorong oleh statusnya sebagai critical mineral. “Jadi segala hal yang mencakup critical mineral dan ada aset-aset yang baik dan bisa disinergikan dengan Indo Tambangraya Megah akan selalu kami pertimbangkan,” ujar Mulianto dalam Public Expose Live 2025 secara virtual, Rabu (10/9). Namun, Mulianto menekankan bahwa rencana akuisisi ini masih dalam tahap observasi dan perusahaan akan memastikan aset yang diakuisisi selaras dengan strategi jangka panjang ITMG. Semua tambang yang menjadi target akuisisi berlokasi di dalam negeri.

Kinerja ITMG di Tengah Pelemahan Harga Batubara

Meskipun tengah berekspansi, ITMG tetap menunjukkan kinerja yang cukup solid. Pada semester I 2025, perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar US$ 91 juta (sekitar Rp 1,48 triliun), mengalami penurunan 29,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (US$129,07 juta). Pendapatan bersih juga turun 12,40% menjadi US$ 919,42 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh anjloknya harga batubara di pasar global. Namun, ITMG berhasil mencatatkan peningkatan produksi batubara sebesar 12% year-on-year (yoy) mencapai 10,4 juta ton, dan peningkatan volume penjualan sebesar 8% menjadi 11,7 juta ton. Keberhasilan perusahaan dalam mendorong efisiensi biaya produksi dan operasional turut menjaga profitabilitas ITMG di tengah tantangan tersebut.

Ringkasan

Indo Tambangraya Megah (ITMG) melakukan diversifikasi bisnis dengan mengakuisisi 9,6% saham PT Adhi Kartiko Pratama (NICE) yang bergerak di sektor nikel. Langkah ini merupakan strategi ITMG untuk memasuki pasar critical mineral dan mendukung tren elektrifikasi global. Ke depannya, ITMG juga mempertimbangkan investasi di komoditas lain seperti tembaga, bauksit, dan emas, dengan fokus pada aset-aset yang bisa disinergikan dan berlokasi di dalam negeri.

Meskipun harga batubara global melemah, ITMG tetap mencatatkan kinerja yang solid di semester I 2025. Walaupun laba bersih turun 29,51% menjadi US$ 91 juta dan pendapatan bersih turun 12,40% menjadi US$ 919,42 juta, ITMG berhasil meningkatkan produksi dan penjualan batubara serta menjaga profitabilitas melalui efisiensi biaya.

Tinggalkan komentar