Sponsored

Jejak Robinhood di balik aksi 2 akuisisi yang buka jalan ke pasar modal RI

Raksasa teknologi finansial (fintech) asal Amerika Serikat, Robinhood Markets, Inc., secara resmi melancarkan ekspansi agresif ke pasar Asia Tenggara. Langkah korporasi terbarunya ditandai dengan pengumuman akuisisi Buana Capital Sekuritas dan PT Pedagang Aset Kripto pada Senin, 8 Desember. Akuisisi ini menandai momen penting bagi Robinhood untuk menancapkan jejaknya di kancah investasi Indonesia.

Sponsored

PT Buana Capital Sekuritas, entitas yang telah menjadi anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1990, memegang izin perantara pedagang efek dan penjamin emisi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara itu, PT Pedagang Aset Kripto merupakan pedagang aset digital yang telah mengantongi izin OJK sejak tahun 2025 dan menjadi anggota bursa kripto resmi.

Melalui akuisisi strategis ini, Robinhood membuka jalan untuk menjadi pemain kunci di pasar modal dan aset kripto Tanah Air. JB Mackenzie, VP dan General Manager Futures dan International Robinhood, secara tegas menyebut Indonesia sebagai salah satu pasar yang paling menarik di tingkat global.

Aksi korporasi ini tak hanya menjadi bagian integral dari strategi ekspansi global Robinhood, yang dikenal luas sebagai pelopor perdagangan tanpa komisi, tetapi juga menempatkan perusahaan sebagai pemain baru dengan ambisi besar. Robinhood bertekad memanfaatkan pertumbuhan pesat jumlah investor ritel di Indonesia, yang menawarkan potensi pasar yang luar biasa.

“Kami menantikan kesempatan untuk menghadirkan layanan inovatif yang selama ini telah dipercaya oleh jutaan pengguna Robinhood di seluruh dunia,” ujar Mackenzie melalui siaran persnya di Jakarta, Senin (8/12), menggarisbawahi komitmen perusahaan untuk pasar Indonesia.

Menurut Mackenzie, pesatnya pertumbuhan perdagangan di Indonesia menjadikan negara ini lokasi yang sangat menarik untuk melanjutkan misi Robinhood dalam mendemokratisasikan akses keuangan bagi semua lapisan masyarakat.

Pasca-akuisisi, pemegang saham mayoritas Buana Capital dan PT Pedagang Aset Kripto akan tetap terlibat aktif sebagai penasihat strategis setelah transaksi rampung. Mackenzie mengungkapkan keyakinannya terhadap manajemen Buana, yang memiliki rekam jejak panjang dalam mengembangkan produk-produk yang memperluas akses keuangan. “Saya yakin mereka akan menjadi pengelola yang baik bagi platform ini,” tambahnya.

Robinhood (Robinhood)

Jejak Bisnis Robinhood di Pasar Modal

Robinhood Markets, Inc., sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 2013 dan berkantor pusat di Menlo Park, California, menyediakan beragam layanan perdagangan mulai dari saham, ETF, opsi, futures, hingga kripto. Dengan lebih dari 27 juta pelanggan dan total aset kelolaan yang mencapai US$ 343 miliar, Robinhood telah memantapkan posisinya di industri keuangan global.

Perusahaan ini dikenal luas sebagai pionir dalam perdagangan tanpa komisi, menarik basis pengguna muda yang masif. Oleh karena itu, akuisisi Buana Sekuritas dan PT Pedagang Aset Kripto merupakan langkah strategis yang vital dalam mempercepat ekspansi globalnya.

Robinhood didirikan oleh Vladimir Tenev dan Baiju Bhatt, dua insinyur berpengalaman yang sebelumnya membangun platform high-frequency trading di New York. Sejak awal kehadirannya, Robinhood berhasil menarik perhatian investor berkat aplikasi yang sederhana dan biaya transaksi yang nihil.

Robinhood resmi meluncurkan aplikasi perdagangan saham dan ETF pada Maret 2015. Model bisnisnya mengandalkan payment for order flow, margin lending, serta transaksi aset kripto yang mulai ditawarkan pada Februari 2018. Layanan manajemen kas kemudian diperkenalkan pada tahun 2019 melalui kemitraan dengan bank yang diasuransikan FDIC. Perusahaan ini terus memperluas jangkauannya, memasuki pasar Inggris pada tahun 2024 dan kawasan Eropa pada tahun 2025 dengan layanan tokenisasi saham dan ETF. Kinerja bisnis Robinhood semakin diperkuat setelah perseroan mencatatkan saham perdananya di Nasdaq pada 29 Juli 2021.

Di sisi lain, perjalanan bisnis Robinhood tidak luput dari kontroversi. Skema payment for order flow seringkali dikritik karena dinilai berpotensi merugikan kualitas eksekusi bagi pelanggan. Perusahaan juga pernah diterpa gangguan sistem besar pada awal pandemi Covid-19, termasuk pemadaman (outage) pada awal Maret 2020 ketika pasar sedang bergejolak ekstrem.

Meskipun demikian, Robinhood tetap menjadi simbol transformasi perdagangan ritel berbasis aplikasi. Dengan model bisnis yang mengutamakan akses finansial dan teknologi yang efisien, langkah ekspansi perusahaan ke berbagai pasar internasional dipandang dapat mendorong evolusi ekosistem investasi ritel, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.

Terkait akuisisi Buana Capital dan PT Pedagang Aset Kripto, Robinhood menyatakan bahwa layanan untuk nasabah eksisting akan tetap berjalan seperti biasa dengan produk-produk lokal yang selama ini tersedia. Ke depan, perusahaan menargetkan untuk dapat memperluas jenis layanan, termasuk akses perdagangan saham Amerika Serikat, aset kripto global, hingga instrumen internasional lainnya, setelah memperoleh restu dari regulator terkait.

Kedua akuisisi tersebut masih harus memenuhi persyaratan penutupan transaksi, termasuk perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan regulator terkait lainnya. Penyelesaian aksi korporasi besar ini ditargetkan rampung pada paruh pertama tahun 2026.

Sponsored