PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), atau yang dikenal luas sebagai BTN, menunjukkan respons cepat dan empati terhadap situasi darurat dengan menindaklanjuti instruksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Fokus utama mereka adalah memberikan relaksasi pembayaran cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi nasabah terdampak bencana alam di wilayah Sumatera yang membutuhkan uluran tangan. Hingga saat ini, BTN telah mengidentifikasi hampir 3.000 unit rumah KPR yang terimbas musibah tersebut, dan angka ini masih terus dalam penghitungan.
“Apakah angkanya akan final segitu? Ini masih dihitung terus,” ujar Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/12). Nixon menjelaskan lebih lanjut bahwa BTN telah menyiapkan skema restrukturisasi kredit yang komprehensif. Kebijakan ini mencakup penundaan pembayaran cicilan selama satu tahun penuh, sebuah langkah krusial mengingat banyak korban yang tidak dapat bekerja dan kehilangan mata pencaharian akibat dampak bencana. Bahkan, Nixon membuka peluang agar masa penundaan ini dapat diperpanjang lebih dari satu tahun, sebagai bentuk dukungan maksimal. “Tapi mudah-mudahan kesulitan mereka lebih cepat selesai, lebih baik,” harap Nixon dengan nada optimistis.
Dampak bencana tidak hanya terasa di tingkat nasabah, tetapi juga pada operasional BTN sendiri. Beberapa kantor cabang BTN sempat terganggu, termasuk di Sibolga, Sumatera Utara, yang terpaksa ditutup sementara. Namun, berkat upaya pemulihan yang sigap, kantor-kantor tersebut kini telah mulai beroperasi kembali. Nixon berharap seluruh cabang yang terdampak dapat kembali normal sepenuhnya pada minggu depan, memastikan pelayanan kepada nasabah tetap berjalan lancar.
Data Terbaru Banjir dan Longsor Sumatra: 867 Orang Tewas dan 512 Hilang
Di balik upaya pemulihan sektor perbankan, data terkini dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melukiskan gambaran dampak bencana banjir dan longsor yang jauh lebih luas dan memilukan di wilayah Sumatera. Laporan BNPB pada Jumat (5/12) mengonfirmasi skala tragedi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dengan total korban tewas mencapai 867 jiwa dan 512 orang masih dinyatakan hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merinci bahwa tim gabungan berhasil menemukan 31 jenazah tambahan pada hari itu, tersebar di tiga provinsi. Sebanyak 20 jenazah ditemukan di Aceh, 10 jenazah di Sumatera Barat, dan 1 jenazah di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal di Sumatera Utara mencapai 312 orang, sementara 133 lainnya masih dalam pencarian. Di Provinsi Aceh, angka korban meninggal mencapai 345 jiwa dengan 174 orang masih hilang. Sementara itu, Sumatera Barat mencatat 210 jiwa korban meninggal dunia dan 214 warga yang hingga kini belum ditemukan. “Untuk Provinsi Sumatera Barat tim gabungan kembali menemukan 10 jasad. Ini sebaran di Agam yang kita ketahui terdampak sangat signifikan akibat banjir bandang dan lumpur,” kata Abdul Muhari dalam konferensi pers yang disiarkan oleh kanal Youtube BNPB Indonesia.
Selain korban jiwa dan orang hilang, BNPB juga melaporkan bahwa total 849.133 jiwa saat ini berstatus pengungsi di tiga provinsi terdampak bencana. Provinsi Aceh menanggung beban pengungsi terbanyak dengan 775.346 jiwa, disusul Sumatera Utara dengan 51.433 jiwa, dan Sumatera Barat dengan 22.354 jiwa. Di samping itu, sekitar 4.200 warga dilaporkan mengalami luka-luka, sementara 521 orang masih dinyatakan hilang dan terus dalam proses pencarian intensif.
Skala kerusakan infrastruktur juga sangat masif, mencerminkan hantaman dahsyat bencana tersebut. BNPB melaporkan 121.000 rumah mengalami kerusakan di 51 kabupaten/kota yang terdampak. Kerusakan juga meluas ke berbagai fasilitas publik dan infrastruktur vital lainnya, mencakup 1.100 fasilitas umum, 270 fasilitas kesehatan, 509 fasilitas pendidikan, 338 rumah ibadah, 221 gedung atau kantor, serta 405 jembatan yang rusak atau hancur.
Ringkasan
BTN memberikan keringanan pembayaran cicilan KPR bagi nasabah yang terdampak bencana alam di Sumatera, menindaklanjuti instruksi OJK. BTN telah mengidentifikasi hampir 3.000 unit rumah KPR yang terimbas dan menyiapkan skema restrukturisasi kredit, termasuk penundaan pembayaran cicilan hingga satu tahun dan kemungkinan perpanjangan masa penundaan. Operasional beberapa kantor cabang sempat terganggu, namun telah mulai beroperasi kembali.
Bencana banjir dan longsor di Sumatra telah menyebabkan 867 orang tewas dan 512 hilang, menurut data BNPB. Lebih dari 849.000 jiwa mengungsi, dengan kerusakan masif pada rumah, fasilitas publik, dan infrastruktur di 51 kabupaten/kota. Tim gabungan terus melakukan pencarian korban hilang dan penanganan pengungsi.