Kode Domisili Bursa Efek Dibuka: Dampaknya Bagi Transaksi Saham?

Babaumma – JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkatkan transparansi pasar saham dengan kebijakan baru: mulai Senin, 25 Agustus 2025, ringkasan data perdagangan, termasuk kode domisili investor, tersedia di akhir sesi I perdagangan. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan likuiditas dan kepercayaan investor.

Sebelumnya, informasi tersebut hanya dipublikasikan di akhir sesi perdagangan harian. Dengan akses lebih cepat di tengah hari, pelaku pasar dapat menyesuaikan strategi investasi secara lebih dinamis dan responsif terhadap pergerakan pasar.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa kebijakan ini selaras dengan komitmen BEI untuk meningkatkan layanan dan kepercayaan investor. “Penyempurnaan distribusi data ini sejalan dengan misi BEI untuk terus meningkatkan layanan kepada pelaku pasar,” ujarnya dalam keterangan tertulis. Data yang dipublikasikan meliputi ringkasan aktivitas transaksi berdasarkan domisili investor, data indeks, dan rekapitulasi berdasarkan tipe investor. Formatnya tetap sama dengan distribusi data akhir perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kesulitan teknis bagi anggota bursa.

BEI Mulai Buka Data Kode Domisili Investor Akhir Sesi I Perdagangan Saham

BEI: Kode Domisili Meluncur September, ETF Emas November 2025

Dampak Positif terhadap Transparansi dan Likuiditas Pasar

Rudiyanto dari Panin Asset Management menilai langkah ini krusial dalam meningkatkan transparansi pasar, memberikan kenyamanan bagi investor ritel maupun institusi. Namun, ia menekankan pentingnya evaluasi aturan free float. Dengan porsi minimal saham publik di Indonesia masih 7,5%, jauh di bawah standar global (15%-20%), perlu ada peningkatan untuk mendorong partisipasi investor yang lebih luas.

Senada dengan itu, Rully Arya, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, menilai pembukaan kode broker dan domisili sebagai stimulus positif. Namun, dampak optimalnya memerlukan penguatan regulasi, peningkatan literasi investor, dan percepatan digitalisasi pasar modal. Edukasi dan penyederhanaan proses transaksi menjadi kunci agar manfaat transparansi ini benar-benar dirasakan.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menambahkan bahwa kebijakan ini berpotensi menarik kembali minat investor di tengah fluktuasi pasar. Ia menekankan bahwa transparansi tidak hanya soal keterbukaan data, tetapi juga memberikan ruang bagi investor untuk beradaptasi dengan volatilitas pasar.

Ketersediaan data yang lebih cepat memungkinkan pelaku pasar untuk menganalisis dinamika transaksi secara real-time, mendukung pengambilan keputusan investasi yang lebih tepat dan komprehensif. Pada akhirnya, kebijakan ini merupakan langkah strategis BEI menuju ekosistem pasar modal yang lebih likuid, transparan, dan mampu bersaing di tingkat global.

IHSG Menguat Seiring Pembukaan Kode Domisili

Sejalan dengan kebijakan baru ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada level 7.934,47 pada Senin, 25 Agustus 2025. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan saham bank BUMN, seperti BBNI, BBRI, dan BMRI. Hingga pukul 09.02 WIB, IHSG naik 0,96% atau 75,62 poin ke posisi 7.934,47, bergerak di level terendah 7.919,80 dan tertinggi 7.938,94. Tercatat 351 saham menguat, 104 saham turun, dan 190 saham stagnan, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp14.278 triliun. Saham-saham seperti BBNI (naik 2,51% ke Rp4.500), BBRI (naik 2,20% ke Rp4.190), BMRI (naik 1,64% ke Rp4.970), dan UNVR (naik 1,41% ke Rp1.795) menjadi pendorong utama penguatan IHSG. HUMI dan NINE juga tercatat sebagai top gainers dengan kenaikan masing-masing 18,52% dan 9,32%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mempublikasikan ringkasan data perdagangan, termasuk kode domisili investor, di akhir sesi I perdagangan sejak 25 Agustus 2025. Langkah ini bertujuan meningkatkan transparansi pasar, likuiditas, dan kepercayaan investor dengan memberikan akses lebih cepat terhadap informasi penting, sehingga pelaku pasar dapat beradaptasi lebih dinamis. Data yang dipublikasikan meliputi ringkasan aktivitas transaksi berdasarkan domisili, data indeks, dan rekapitulasi berdasarkan tipe investor.

Para analis menilai kebijakan ini positif bagi transparansi dan likuiditas pasar, meskipun menekankan perlunya evaluasi aturan free float dan peningkatan literasi investor. Penguatan regulasi dan digitalisasi pasar modal juga dianggap penting untuk memaksimalkan dampak positifnya. Seiring dengan kebijakan baru ini, IHSG dibuka menguat, didorong oleh pertumbuhan saham beberapa bank BUMN.

Tinggalkan komentar