Koperasi Desa: Bukan Cuma Ekonomi, Tapi Juga Keberlanjutan

Yayasan Rumah Energi merekomendasikan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih untuk mengutamakan keberlanjutan selain peningkatan ekonomi. Saat ini, Kopdes Merah Putih mengoperasikan tujuh model bisnis yang beragam: apotek, klinik, gerai sembako, layanan logistik, unit simpan pinjam, cold storage, dan kantor koperasi.

Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang, menekankan pentingnya keberlanjutan dalam model bisnis koperasi. “Koperasi harus mendorong pemanfaatan energi bersih dan ramah lingkungan,” ujarnya dalam pernyataan resmi Selasa (26/8). Menurutnya, hal ini akan memberikan manfaat signifikan bagi sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perdagangan desa, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat pedesaan. Ia menambahkan bahwa masyarakat pedesaan merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak krisis iklim.

Pendapat Sumanda diperkuat oleh Faizal Angga Nugraha, Kepala Seksi PPA II, yang menyatakan bahwa iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadap produksi komoditas pertanian, perikanan, perdagangan, dan tren inflasi. Perubahan pola cuaca, seperti peningkatan suhu dan perubahan curah hujan, berdampak langsung pada hasil panen pertanian dan perikanan. Kenaikan suhu air laut, misalnya, menyebabkan migrasi ikan dan penurunan hasil laut.

Sumanda memberikan contoh dampak nyata krisis iklim. Kekeringan berkepanjangan mengurangi ketersediaan air irigasi, menurunkan produktivitas padi, jagung, dan kedelai. Sebaliknya, curah hujan yang berlebihan mengakibatkan banjir dan tanah longsor, merusak tanaman dan infrastruktur pertanian. “Ketersediaan pangan, sebagai kebutuhan dasar, sangat dipengaruhi krisis iklim,” tegasnya. “Peran koperasi di pedesaan dan dinas koperasi daerah yang membina mereka sangat penting.”

Sejak 2021, Yayasan Rumah Energi mengembangkan konsep Koperasi Hijau. Konsep ini melibatkan koperasi dan dinas terkait untuk mendorong adopsi inovasi dan teknologi ramah lingkungan di tingkat desa. Koperasi diposisikan sebagai aktor perubahan yang mengusung prinsip ESG (Environment, Social, Governance) melalui tata kelola yang baik, bisnis berorientasi lingkungan, dan dampak sosial berkelanjutan.

Baca juga:

  • Sembilan Kabupaten Siap Unjuk Gigi dalam Upaya Penanganan Krisis Iklim
  • Pekan Iklim Bali Tegaskan Peran Pemda Turunkan Emisi Karbon
  • Prabowo Siapkan Pengganti Immanuel Ebenezer di Posisi Wamenaker

Ringkasan

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang mengoperasikan tujuh model bisnis beragam, direkomendasikan untuk memprioritaskan keberlanjutan selain peningkatan ekonomi. Direktur Eksekutif Rumah Energi menekankan pentingnya pemanfaatan energi bersih dan ramah lingkungan untuk memperkuat ketahanan ekonomi pedesaan yang rentan terhadap dampak krisis iklim.

Krisis iklim berdampak signifikan pada sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan desa. Perubahan iklim mempengaruhi hasil panen dan ketersediaan pangan, sehingga peran koperasi dan dinas koperasi daerah dalam mendorong adopsi inovasi ramah lingkungan melalui konsep Koperasi Hijau sangat krusial, dengan pengembangan bisnis berorientasi lingkungan dan dampak sosial berkelanjutan.

Tinggalkan komentar