Prospek harga emas untuk pekan mendatang menunjukkan pergerakan yang cenderung terbatas, sebuah dinamika yang akan sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar global dan fluktuasi nilai tukar mata uang. Menurut pengamat pasar komoditas terkemuka, Ibrahim Assuaibi, pergerakan harga emas baik di pasar internasional maupun domestik diperkirakan masih akan berada dalam rentang moderat.
Pergerakan emas global saat ini menunjukkan harga pada Sabtu pagi tercatat di 4.001,30 dolar AS per troy ounce. Ibrahim Assuaibi memproyeksikan, untuk pekan depan, harga emas dunia akan bergerak dalam kisaran 3.837 hingga 4.133 dolar AS per troy ounce. Ia menjelaskan, secara teknikal, level support pertama diperkirakan berada di 3.994 dolar AS, dengan support kedua yang lebih dalam di 3.887 dolar AS per troy ounce. Di sisi lain, potensi penguatan akan menguji resistance pertama di 4.063 dolar AS, sebelum mencapai resistance kedua di 4.133 dolar AS per troy ounce. Penjelasan ini disampaikan Ibrahim dalam keterangannya pada Minggu (9/11).
Sementara itu, di pasar domestik, harga logam mulia di tanah air ditutup pada level Rp2.299.000 per gram pada akhir pekan lalu. Ibrahim menilai, harga emas berpotensi bergerak di rentang Rp2.200.000 hingga Rp2.390.000 per gram sepanjang pekan depan. Ia menambahkan, dalam transaksi satu minggu ke depan, kemungkinan level terendah yang dapat dicapai adalah Rp2.200.000 per gram. Adapun untuk potensi kenaikan, resistance pertama diproyeksikan di Rp2.320.000 pada hari Senin, dan dalam rentang satu minggu, harga emas sangat mungkin menyentuh level Rp2.390.000 per gram.
Dinamika pasar emas akan tetap dipengaruhi kuat oleh isu-isu makroekonomi global serta sentimen terhadap nilai tukar rupiah. Sebelumnya, seperti dilansir Reuters, harga emas dunia mengalami kenaikan signifikan. Hal ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian seputar potensi penutupan pemerintahan AS, yang memicu permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Kondisi ini terjadi di tengah proyeksi penurunan tajam indeks Wall Street secara mingguan.
Pada periode tersebut, harga emas spot naik 0,7 persen menjadi 4.005,21 dolar AS per troy ounce. Demikian pula, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember mengalami peningkatan 0,5 persen, ditutup pada 4.009,80 dolar AS per troy ounce. Kala itu, pasar saham yang sarat teknologi juga bersiap menghadapi penurunan mingguan terbesar dalam tujuh bulan terakhir, akibat kekhawatiran investor akan keberlanjutan reli saham kecerdasan buatan. Pelemahan indeks dolar AS (.DXY) turut berkontribusi, membuat emas batangan yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Emas secara historis dianggap sebagai lindung nilai yang efektif di tengah ketidakpastian ekonomi. Sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga, investasi emas cenderung lebih menguntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah. Penundaan penerbitan laporan penggajian non-pertanian bulanan oleh pemerintah AS akibat penutupan kala itu, membuat para pedagang beralih mencermati data sektor swasta yang menunjukkan hilangnya pekerjaan pada bulan Oktober. Data ini menjadi indikator krusial untuk mengukur kemungkinan pemotongan suku bunga Federal Reserve di sisa tahun ini.
Ringkasan
Prospek harga emas pekan depan diprediksi akan terbatas, dipengaruhi sentimen pasar global dan fluktuasi nilai tukar. Pengamat pasar memproyeksikan harga emas dunia akan bergerak antara 3.837 hingga 4.133 dolar AS per troy ounce, dengan level support dan resistance yang telah diidentifikasi secara teknikal.
Di pasar domestik, harga emas Antam diperkirakan bergerak di rentang Rp2.200.000 hingga Rp2.390.000 per gram. Dinamika pasar emas akan dipengaruhi isu makroekonomi global dan sentimen terhadap nilai tukar rupiah, dengan emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi.