
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan kabar baik terkait pemulihan pasokan listrik di sejumlah wilayah yang terdampak banjir bandang pekan lalu. Sebagian besar aliran listrik di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat kini telah kembali menyala, menandakan progres signifikan dalam upaya normalisasi pasca-bencana.
“Di Aceh, sebanyak 759 ribu pelanggan listrik telah kembali menikmati pasokan, atau sekitar 52% dari total 1,4 juta pelanggan yang sebelumnya terdampak,” terang Juru Bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (5/12). Anggia menambahkan bahwa bencana banjir bandang di Aceh, khususnya Kabupaten Bireuen, menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur kelistrikan. Lima tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Aceh hancur total, dengan empat tower roboh dan satu tower lainnya mengalami kerusakan serius akibat terjangan banjir dan angin kencang.
Menghadapi tantangan akses jalan yang terputus total, upaya pemulihan di Bireuen membutuhkan pendekatan luar biasa. Anggia menjelaskan bahwa per 3 Desember, Kementerian ESDM telah mengerahkan helikopter untuk mengangkut material tower yang roboh. “Total material yang harus dibawa sebanyak 35 ton, dan ini dilakukan karena akses jalan terputus semua,” ujarnya. Berbagai pihak kini bersinergi untuk mempercepat pembangunan transmisi sementara guna menghubungkan kembali sebagian besar wilayah di Aceh.
Sementara itu, Rudy Sufahriadi, Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Kementerian ESDM, merinci lebih lanjut capaian pemulihan di tiga provinsi tersebut. Di Aceh, dari 300 penyulang atau jalur utama penyalur energi listrik, 134 di antaranya telah berhasil dinyalakan kembali. Sebanyak 52% gardu distribusi, atau sekitar 7.596 dari 14.237 gardu yang terdampak, kini telah beroperasi. Dengan demikian, dari beban listrik yang sempat padam sebesar 358,8 MW, 162,87 MW (45%) di antaranya sudah pulih.
Progres pemulihan di Sumatera Utara menunjukkan kecepatan yang lebih tinggi. “Terdapat 103 penyulang, dan 96 di antaranya (93%) telah kembali menyala,” kata Rudy dalam siaran pers, Jumat (5/12). Dari 4.537 gardu distribusi yang padam, sebanyak 3.778 gardu (83%) telah berhasil dipulihkan. Adapun beban yang terdampak mencapai 264,13 MW, kini 247,33 MW (94%) telah kembali normal. Rudy juga menyoroti keberhasilan tim PLN UPT Padang Sidempuan dalam mengenergikan gardu listrik untuk wilayah Sibolga – Tapanuli Tengah dan sekitarnya. Berkat upaya ini, 87% atau 473.366 pelanggan listrik di Sumatera Utara dari total 544.048 pelanggan yang terdampak, kini telah kembali mendapatkan suplai listrik.
Kabar paling menggembirakan datang dari Sumatera Barat, di mana sebagian besar sistem kelistrikan telah berhasil dinormalkan secara menyeluruh. Dari 74 penyulang yang terdampak, seluruhnya (100%) sudah kembali menyala. Sebanyak 2.284 gardu distribusi (99%) telah dipulihkan dari 2.302 gardu distribusi yang terdampak. “Untuk beban terdampak di Sumatera Barat sebesar 42 MW, kini 40,9 MW (97%) telah kembali beroperasi. Sementara itu, dari 270.148 pelanggan terdampak, 268.883 pelanggan (99%) kini sudah kembali mendapatkan listrik,” pungkas Rudy, menunjukkan hampir rampungnya upaya pemulihan di provinsi tersebut.
Ringkasan
Kementerian ESDM melaporkan pemulihan pasokan listrik yang signifikan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pasca banjir bandang. Di Aceh, 52% dari 1,4 juta pelanggan telah kembali menikmati listrik, namun pemulihan terhambat kerusakan parah pada infrastruktur, termasuk lima tower SUTT yang hancur.
Sumatera Utara menunjukkan progres lebih cepat dengan 93% penyulang dan 83% gardu distribusi telah pulih, melayani 87% pelanggan terdampak. Sumatera Barat hampir sepenuhnya pulih, dengan 100% penyulang dan 99% gardu distribusi telah berfungsi kembali, melayani 99% pelanggan terdampak.