Sponsored

Menhut sebut 3 sebab banjir Sumatra, salah satunya daerah tangkapan air rusak

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyebut sejumlah faktor penyebab bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.

Sponsored

Raja Juli menjelaskannya dalam rapat bersama Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12). 

“Bencana banjir bandang dan longsor khususnya di tiga provinsi yaitu Aceh, Sumut, dan Sumbar terjadi karena kombinasi beberapa faktor yang saling terkait dan mengait,” kata Raja Juli dalam paparannya. 

Ia menyebut, faktor pertama yaitu siklon tropis Senyar. Raja Juli mengatakan, siklus ini menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem serta curah hujan yang tinggi. 

Baca juga:

  • Pemerintah Siapkan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Banjir Sumatera

“Adanya siklus tropis Senyar yang membuat cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi,” katanya. 

Percepatan pemulihan bekas banjir bandang Palembayan (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/nym.) 

Faktor kedua, disebabkan karena bentuk geomorfologi daerah aliran sungai (DAS). Penyebab lainnya yakni karena adanya kerusakan daerah tangkapan air (DTA). 

“Ketiga adalah tentu karena ada kerusakan pada daerah tangkapan air atau DTA,” kata dia. 

Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) korban meninggal banjir dan longsor Aceh, Sumut, dan sumbar mencapai 780 orang hingga Kamis (4/12) pukul 06.25 WIB. 

Kemudian warga yang masih hilang berjumlah hilang 564 orang, dan korban terluka 2.600 orang.

Sponsored