Menunggu Aksi Korporasi Telkom (TLKM) Jadi Stimulus Penggerak Saham

Babaumma – JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) tengah melakukan perombakan besar-besaran dalam struktur organisasinya, menjangkau hingga anak usaha dan cucu usaha. Langkah strategis ini diyakini akan menjadi katalis bagi peningkatan kinerja dan pergerakan harga saham emiten BUMN tersebut.

M. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengungkapkan optimismenya terhadap rencana jangka panjang TLKM. Ia berharap perombakan ini mampu memperbaiki kinerja perseroan yang mengalami tekanan pada semester I/2025. Pendapatan TLKM pada periode tersebut tercatat sebesar Rp73 triliun, turun 3,04% dibandingkan semester I/2024 (Rp75,29 triliun). Penurunan ini terutama didorong oleh kontraksi pada segmen data dan internet (turun 6,5% YoY menjadi Rp42,5 triliun) dan segmen SMS, telepon tetap, dan seluler (turun 7,3% YoY menjadi Rp4,8 triliun). Akibatnya, laba bersih juga ikut tertekan, turun 6,68% menjadi Rp10,9 triliun dibandingkan Rp11,7 triliun pada semester I/2024.

“Jika segmen-segmen ini dapat ditingkatkan kinerjanya, maka laba bersih TLKM akan meningkat. Ini adalah fundamental sesungguhnya TLKM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan persepsi dan minat investor terhadap saham TLKM,” jelas Nafan kepada Bisnis, Jumat (12/9/2025).

Telkom (TLKM) Targetkan Margin EBITDA 50% pada 2025

Di lantai bursa, saham TLKM ditutup naik 0,65% pada Jumat (12/9/2025), mencapai harga Rp3.100 per saham. Penguatan ini diiringi oleh net buy asing sebesar Rp11,69 miliar. Sejak awal tahun, net buy investor asing mencapai Rp4,35 triliun, mendorong penguatan harga saham TLKM sebesar 14,39% year to date.

Nafan masih melihat potensi pertumbuhan TLKM yang signifikan dan memberikan rekomendasi buy dengan target harga di Rp3.620.

Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, sebelumnya menjelaskan bahwa perampingan bisnis merupakan bagian dari pilar transformasi perusahaan menuju perusahaan holding infrastruktur digital yang lebih sehat secara finansial. Tujuannya adalah untuk meningkatkan margin, mempertahankan dividen yang tinggi, dan meningkatkan valuasi perusahaan. “Telkom saat ini sedang melakukan streamlining anak usaha. Dari lebih dari 60 anak usaha, kami berharap dapat mengurangi jumlahnya menjadi sekitar 20-an saja, yang benar-benar strategis dan akan kami pertahankan,” ungkap Awaluddin dalam online public expose, Jumat (12/9/2025).

Telkom Indonesia (Persero) Tbk. – TradingView

Seno Soemadji, Direktur Strategic Business Development & Portofolio, menambahkan bahwa salah satu aset yang akan didivestasikan adalah PT Telkom Infrastruktur Indonesia (Infranexia), yang fokus pada bisnis fiber optik. Spin off ini bertujuan untuk mempersiapkan Infranexia agar lebih menarik bagi investor jangka panjang, dengan fokus pada pemisahan aset, pengamanan finansial, dan tata kelola yang baik. Saat ini, utilisasi fiber Infranexia baru sekitar 40%, yang menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar. Tingkat utilisasi yang belum optimal ini membuka peluang ekspansi dan monetisasi yang signifikan.

“Transfer aset tahap pertama ke Infranexia ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025 setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham. Transfer ini akan mencakup lebih dari 50% aset infrastruktur Telkom berdasarkan book value, termasuk akses aggregation backbone dan aset pendukung lainnya,” jelas Seno.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Telkom (TLKM) tengah melakukan restrukturisasi besar-besaran, merampingkan anak usaha dari lebih 60 menjadi sekitar 20 perusahaan strategis. Langkah ini diharapkan meningkatkan kinerja perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih di semester I/2025, terutama pada segmen data dan internet serta segmen SMS, telepon tetap, dan seluler. Perbaikan kinerja ini diyakini akan meningkatkan minat investor.

Restrukturisasi termasuk divestasi aset seperti PT Telkom Infrastruktur Indonesia (Infranexia), yang ditargetkan selesai akhir 2025. Tujuannya adalah meningkatkan margin EBITDA hingga 50% pada 2025, mempertahankan dividen tinggi, dan meningkatkan valuasi perusahaan. Saham TLKM ditutup naik 0,65% pada Jumat (12/9/2025), dengan net buy asing mencapai Rp11,69 miliar. Analis memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp3.620.

Tinggalkan komentar