PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO), sebuah perusahaan eksportir sarang burung walet terkemuka, bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana saham (IPO) pada 8 Desember 2025. Proses IPO RLCO ini menarik perhatian luar biasa, terbukti dengan catatan kelebihan permintaan atau oversubscribe yang mencapai 948,25 kali. Ini langsung mengisyaratkan minat investor yang sangat tinggi terhadap prospek perusahaan.
Angka kelebihan permintaan ini menempatkan IPO RLCO sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah, demikian menurut Samuel Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek. Dengan partisipasi lebih dari 775.000 Single Investor Identification (SID), rekor ini mengukuhkan posisi RLCO di antara deretan emiten yang paling dinanti oleh pasar modal.
Pencapaian RLCO ini bahkan melampaui rekor yang sebelumnya dipegang oleh IPO perusahaan-perusahaan mercusuar atau lighthouse company di BEI. Sebagai perbandingan, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang melakukan IPO pada 9 Juli 2025, hanya mencatat oversubscription sebesar 563,64 kali.
Lebih lanjut, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), sebelumnya membukukan oversubscribe sebesar 313,15 kali. Sementara itu, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mencatatkan kelebihan permintaan sebesar 148,5 kali pada saat penawaran umum perdana saham mereka.
- IHSG Berpotensi Tembus 8.700, Ini Saham Rekomendasi Analis
- IHSG Ditutup Naik di Level 8.640, Saham BBRI, BBCA, CDIA Ramai Diburu Investor
Keberhasilan RLCO juga mengungguli IPO PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) pada Januari 2025 lalu, yang merupakan emiten kongsi Agung Sedayu dan Salim Group. Presiden Direktur Bangun Kosambi Sukses Steven Kusumo kala itu melaporkan adanya oversubscribe sekitar 344,28 kali dengan partisipasi 168.874 investor, angka yang jauh di bawah pencapaian RLCO saat ini.
Menelisik Valuasi Saham RLCO dan Prospek Pertumbuhannya
RLCO menetapkan harga penawaran umum perdana sahamnya di angka Rp 168 per saham. Dengan harga tersebut, kapitalisasi pasar PT Abadi Lestari Indonesia Tbk diperkirakan mencapai sekitar Rp 530 miliar, memberikan gambaran awal mengenai nilai perusahaan di pasar modal.
Berdasarkan riset Phintraco Sekuritas yang menganalisis laporan keuangan RLCO per 31 Mei 2025, perusahaan menunjukkan fundamental yang cukup menjanjikan. Perseroan membukukan Return on Assets (ROA) sebesar 3,74%, Return on Equity (ROE) 10,52%, dan Net Profit Margin (NPM) 5,33%. Sementara itu, struktur permodalan RLCO terlihat dengan Debt to Equity Ratio (DER) di level 1,81 kali.
Dengan harga IPO Rp 168 per saham, valuasi RLCO setara dengan Price to Earnings Ratio (PER) 17,73 kali dan Price to Book Value (PBV) 1,86 kali. Phintraco Sekuritas menilai fundamental perusahaan cukup solid, mengingat RLCO telah dikenal luas sebagai produsen produk kesehatan dan turunan sarang burung walet yang memiliki pangsa pasar ekspor yang kuat di negara-negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Hong Kong.
Di sisi lain, Samuel Sekuritas Indonesia, sebagai penjamin pelaksana emisi, memproyeksikan prospek pertumbuhan RLCO akan semakin kuat. Hal ini didorong oleh strategi ekspansi ke produk konsumsi di luar segmen sarang burung walet, serta penetrasi agresif ke pasar ekspor baru. Saat ini, produk barang konsumsi, termasuk minuman siap minum (RTD), siap makan (RTE), dan minuman bubuk, telah menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan, menyumbang 88,5% dari total pendapatan.
Dalam risetnya, Samuel Sekuritas menguraikan, “Kami memperkirakan ekspansi yang kuat dalam portofolio barang konsumsi RLCO, khususnya melalui penetrasi pasar Thailand dan Vietnam pada kuartal II 2025. Ke depannya, perusahaan juga berencana untuk memperluas jangkauan ekspornya dengan merambah pasar Amerika Serikat dan Filipina.” Langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat posisi RLCO di kancah global.
Tidak hanya itu, RLCO juga aktif melakukan diversifikasi produk di luar segmen sarang burung walet premium. Perusahaan kini merambah kategori baru seperti kaldu ayam, kolagen, dan berbagai produk protein alami dalam beragam format, menunjukkan inovasi berkelanjutan dalam lini produknya.
“Kami memproyeksikan pendapatan RLCO akan tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 19,4% pada periode 2024–2027,” papar Samuel Sekuritas. Pertumbuhan ini utamanya akan didorong oleh peningkatan volume penjualan produk setengah jadi serta ekspansi produk konsumsi ke pasar regional yang menjanjikan.
Prospek profitabilitas juga tak kalah cerah; laba operasional diperkirakan tumbuh dengan CAGR 32,1% dalam lima tahun ke depan. Kenaikan ini akan ditopang oleh pergeseran bauran pendapatan menuju segmen barang konsumsi yang menawarkan margin lebih tinggi. Selain itu, ekspansi ke pasar-pasar baru juga diyakini akan membuka peluang lebih besar untuk peningkatan margin keuntungan RLCO.
Dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan kuat dari segmen penjualan, ekspansi pasar yang agresif, dan penguatan margin, Samuel Sekuritas optimis bahwa RLCO akan mampu membukukan pertumbuhan laba bersih yang sangat solid, dengan CAGR mencapai 57,5% pada periode 2024–2027. Hal ini semakin mengukuhkan potensi saham RLCO di masa depan.
Ringkasan
PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO), perusahaan eksportir sarang burung walet, mencatatkan rekor oversubscribe tertinggi sepanjang sejarah IPO di Bursa Efek Indonesia, yaitu sebesar 948,25 kali. Minat investor yang sangat tinggi terhadap RLCO terlihat dari partisipasi lebih dari 775.000 Single Investor Identification (SID), melampaui perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti CDIA, RATU, dan EMAS.
Harga IPO RLCO ditetapkan Rp 168 per saham, dengan valuasi yang menjanjikan berdasarkan fundamental perusahaan seperti ROA, ROE, dan NPM yang positif. Samuel Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kuat RLCO didorong oleh ekspansi ke produk konsumsi di luar sarang burung walet serta penetrasi pasar ekspor baru seperti Thailand dan Vietnam, serta diversifikasi produk ke kaldu ayam dan kolagen.