Bank Indonesia (BI) terus memacu pengembangan mata uang digitalnya, yang dikenal sebagai Proyek Garuda. Inisiatif strategis ini kini berfokus pada pengujian teknologi yang mendalam, mempertimbangkan opsi sentralisasi atau desentralisasi, sembari menimbang kecepatan dan keamanan yang optimal dalam penerbitan rupiah digital di masa mendatang.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menggarisbawahi bahwa kebijakan sistem pembayaran BI pada tahun depan akan difokuskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Visi ini selaras dengan Cetak Biru Pengembangan Sistem Pembayaran Indonesia 2030, yang salah satu pilar utamanya adalah pengembangan uang digital. “Eksperimen penerbitan digital rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia,” tegas Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta pada Jumat (29/11). Pernyataan ini menegaskan posisi krusial rupiah digital sebagai instrumen vital dalam ekosistem pembayaran masa depan.
Pengembangan rupiah digital ini tidak lepas dari masukan berharga yang diperoleh bank sentral dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri, asosiasi, kementerian/lembaga, akademisi, dan masyarakat luas. Saat ini, BI secara aktif melakukan eksperimen teknologi melalui mekanisme Proof of Concept (POC), yang secara spesifik menyoroti aspek penerbitan dan pengedaran rupiah digital. Dalam proses POC ini, seperti yang diuraikan dalam dokumen pidato Gubernur BI, pengujian solusi teknologi alternatif sedang berjalan, dengan menimbang keunggulan sentralisasi dan desentralisasi, serta prioritas pada kecepatan dan keamanan penerbitan.
Nantinya, hasil dari Proof of Concept (POC) ini akan menjadi fondasi bagi tahapan selanjutnya dalam pengembangan rupiah digital, yakni sandboxing, piloting, dan prototyping pada fase pengembangan tahap I. Tahap awal ini dirancang untuk memfokuskan distribusi rupiah digital dari Bank Indonesia kepada bank-bank yang akan ditunjuk sebagai wholesaler. Langkah ini sekaligus menjadi pijakan krusial untuk pengembangan rupiah digital pada fase-fase berikutnya, termasuk pemanfaatan dalam sekuritisasi keuangan digital, menandai sebuah evolusi penting dalam lanskap keuangan Indonesia.
Ringkasan
Bank Indonesia (BI) terus mengembangkan rupiah digital melalui Proyek Garuda, berfokus pada pengujian teknologi untuk penerbitan yang aman dan cepat. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan bahwa kebijakan sistem pembayaran BI tahun depan akan mendukung pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan Cetak Biru Pengembangan Sistem Pembayaran Indonesia 2030.
BI melakukan eksperimen Proof of Concept (POC) untuk aspek penerbitan dan pengedaran rupiah digital, mempertimbangkan sentralisasi dan desentralisasi. Hasil POC akan menjadi dasar untuk tahap selanjutnya, termasuk sandboxing dan piloting, dengan fokus awal pada distribusi dari BI ke bank wholesaler, serta pemanfaatan dalam sekuritisasi keuangan digital.