
JAKARTA – Nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan pada pembukaan perdagangan hari Kamis di Jakarta. Mata uang Garuda bergerak turun 25 poin atau 0,15 persen, mencapai level Rp 16.653 per dolar AS, dari posisi penutupan sebelumnya di Rp 16.628 per dolar AS. Pelemahan kurs rupiah ini, menurut Tiffani Safinia, Research & Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), terutama disebabkan oleh sikap pasar yang cenderung berhati-hati dan melakukan penyesuaian posisi di tengah periode blackout Federal Reserve (The Fed).
Tiffani Safinia menjelaskan bahwa pergerakan rupiah cenderung hati-hati dengan rentang perdagangan yang relatif sempit. Kondisi ini sejalan dengan penguatan kembali dolar AS di pasar global, yang dipicu oleh peningkatan permintaan aset safe haven serta spekulasi mengenai potensi kebijakan yang lebih hawkish dari The Fed pada pertemuan mendatang, seperti yang disampaikannya di Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Secara global, penguatan dolar AS semakin solid berkat ekspektasi pasar bahwa The Fed tidak akan terburu-buru melakukan penurunan suku bunga secara agresif. Pandangan ini diperkuat oleh data-data terbaru dari sektor tenaga kerja dan aktivitas ekonomi di Amerika Serikat yang secara konsisten menunjukkan ketahanan, mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat.
Periode blackout The Fed, di mana para pejabat Bank Sentral AS tidak diizinkan memberikan pernyataan publik, turut menambah ketidakpastian di pasar. “Dalam periode blackout, ketidakpastian bertambah karena pejabat The Fed tidak dapat memberikan kejelasan pasar, sehingga ruang spekulasi meningkat dan berpotensi menekan rupiah,” tegas Tiffani.
Meskipun menghadapi tekanan eksternal, rupiah di sisi domestik masih mendapatkan dukungan kuat. Faktor-faktor penopang tersebut meliputi stabilitas inflasi yang terjaga, aliran modal asing yang relatif stabil, serta komitmen tegas dari Bank Indonesia (BI) untuk senantiasa menjaga kecukupan likuiditas valuta asing di pasar.
Senada dengan pelemahan tersebut, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada hari ini juga mencatatkan penurunan. Jisdor bergerak melemah di level Rp 16.646 per dolar AS, menurun dari posisi sebelumnya yakni Rp 16.632 per dolar AS, mengkonfirmasi tren pelemahan nilai tukar secara keseluruhan.
Ringkasan
Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, mencapai Rp 16.653 per dolar AS. Pelemahan ini disebabkan oleh sikap pasar yang berhati-hati menjelang keputusan kebijakan The Fed dan penguatan dolar AS secara global.
Ketidakpastian selama periode blackout The Fed meningkatkan spekulasi dan berpotensi menekan rupiah. Meskipun begitu, rupiah masih didukung oleh stabilitas inflasi, aliran modal asing, dan komitmen Bank Indonesia untuk menjaga likuiditas valuta asing. Kurs Jisdor Bank Indonesia juga mencatatkan penurunan.