
Nilai tukar rupiah berpotensi menunjukkan penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (6/11). Optimisme ini muncul setelah rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menunjukkan angka solid 5,04% pada kuartal III 2025, meskipun sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menggarisbawahi bahwa data pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat ini memancarkan sentimen positif yang krusial bagi pergerakan rupiah. “Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS,” ujarnya, seperti dikutip oleh Katadata.co.id pada Kamis (6/11). Ia memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak dalam rentang yang ketat, antara Rp16.650 hingga Rp16.750 per dolar AS.
Kendati demikian, Lukman mengingatkan bahwa potensi penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas. Hal ini disebabkan oleh kekuatan yang berkelanjutan dari dolar AS. Menurutnya, penguatan dolar AS ditopang oleh rilis data pekerjaan dan sektor jasa di Amerika Serikat yang melampaui ekspektasi pasar, menandakan resiliensi ekonomi Paman Sam.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, berdasarkan data Bloomberg, rupiah memang telah menunjukkan performa positif. Nilai tukar rupiah dibuka pada level Rp16.699 per dolar AS, menguat 18 poin atau setara 0,11% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed
Dari sudut pandang lain, pengamat pasar uang Ariston Tjandra mengemukakan bahwa tren penguatan dolar AS belakangan ini didorong oleh menipisnya ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (The Fed) pada Desember 2025. “Dolar AS tetap kokoh di tengah ekspektasi suku bunga yang stabil tinggi, didukung oleh data tenaga kerja AS yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang kuat,” jelas Ariston.
Ariston menambahkan, rupiah masih menghadapi tekanan internal akibat efek stimulus fiskal dan kebijakan moneter akomodatif di dalam negeri. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten di atas 5% mampu memberikan sentimen positif yang menjadi penyeimbang. “Angka 5,04% memang lebih rendah dari kuartal sebelumnya, tapi masih di atas ekspektasi pasar. Ini bisa menjadi sentimen positif yang signifikan bagi rupiah,” imbuhnya.
Dengan demikian, Ariston memproyeksikan pergerakan rupiah akan cenderung konsolidatif. Nilai tukar rupiah diperkirakan berada dalam rentang Rp16.650 hingga Rp16.730 per dolar AS, mencerminkan dinamika tarik-menarik antara sentimen positif yang menopang dolar AS dan harapan baik bagi rupiah.
Ringkasan
Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS setelah rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 yang solid, mencapai 5,04%. Sentimen positif ini menjadi krusial bagi pergerakan rupiah, meskipun penguatan diperkirakan terbatas karena kekuatan dolar AS yang didukung data ekonomi AS yang melampaui ekspektasi.
Penguatan dolar AS juga didorong oleh menipisnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten di atas 5% memberikan sentimen positif penyeimbang bagi rupiah, meskipun masih menghadapi tekanan internal akibat efek stimulus fiskal dan kebijakan moneter akomodatif.