Rupiah-Yen: BI Buka Peluang Transaksi Obligasi Lebih Luas

Bank Indonesia (BI) terus berupaya memperluas jangkauan transaksi keuangan internasional dengan menjajaki perluasan transaksi rekening rupiah-yen. Inovasi ini difokuskan pada pembelian obligasi pemerintah melalui skema transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) dengan Jepang. Langkah ini merupakan pengembangan signifikan dari kerja sama LCT yang telah terjalin sejak 2020.

“Kami ingin bergerak lebih jauh, menghubungkan dengan pasar uang dan transaksi keuangan. Bayangkan saja, rekening rupiah dan yen di ponsel bisa memfasilitasi perdagangan dan investasi,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam acara High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia–Jepang di Jakarta, Senin (18/8/2025). BI mengajak Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan pelaku industri lainnya untuk berkolaborasi mengembangkan sistem ini agar rekening yen dapat digunakan untuk membeli obligasi pemerintah, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan instrumen keuangan lainnya.

Perluasan kerangka LCT ini diproyeksikan akan memberikan dampak positif yang signifikan. Diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah partisipan pasar, efisiensi transaksi yang lebih baik, serta penurunan volatilitas nilai tukar. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat ketahanan keuangan dan mengurangi biaya transaksi secara keseluruhan. “Ini adalah babak baru yang memperluas kerja sama yang lebih erat, tidak hanya dari sisi perdagangan dan investasi, tetapi juga pendalaman pasar keuangan di Indonesia,” tambah Perry Warjiyo.

Sejak implementasi kerja sama LCT Indonesia-Jepang pada tahun 2020, pertumbuhan transaksi menunjukkan tren positif. Pada periode Januari-Juli 2025, nilai transaksi mencapai 5,1 miliar dolar AS, meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2,23 miliar dolar AS. Jumlah pengguna juga meningkat, dengan rata-rata 2.072 nasabah per bulan pada tahun 2025, naik dibandingkan 1.360 nasabah per bulan pada tahun 2024.

Selain perluasan transaksi LCT, integrasi sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Jepang juga telah resmi diimplementasikan. Masyarakat Indonesia kini dapat bertransaksi di merchant-merchant yang berpartisipasi di Jepang dengan memindai JPQR Global melalui aplikasi pembayaran domestik, tanpa perlu menukar mata uang asing. Saat ini, layanan QRIS tersedia di 35 merchant di Jepang, dan BI berencana untuk terus memperluas jangkauannya.

Ke depannya, implementasi QRIS akan diperluas di kedua negara. Tidak hanya masyarakat Indonesia yang dapat bertransaksi mudah di Jepang, tetapi juga sebaliknya, masyarakat Jepang dapat dengan mudah bertransaksi di Indonesia menggunakan QRIS melalui aplikasi pembayaran dari negara mereka. Langkah-langkah ini menandai kemajuan signifikan dalam mempermudah transaksi dan meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) berupaya memperluas transaksi keuangan internasional, khususnya dengan Jepang, melalui perluasan transaksi rekening rupiah-yen. Ini mencakup pembelian obligasi pemerintah dan instrumen keuangan lainnya menggunakan transaksi bilateral mata uang lokal (LCT), pengembangan dari kerja sama LCT sejak 2020. BI mengajak kolaborasi untuk mengembangkan sistem agar rekening yen dapat digunakan dalam transaksi ini, meningkatkan efisiensi dan mengurangi volatilitas nilai tukar.

Transaksi LCT Indonesia-Jepang menunjukkan pertumbuhan positif, mencapai 5,1 miliar dolar AS pada Januari-Juli 2025. Selain itu, integrasi QRIS di Jepang telah diimplementasikan, memungkinkan transaksi mudah bagi masyarakat Indonesia di Jepang dan sebaliknya. BI berencana memperluas jangkauan QRIS di kedua negara untuk mempermudah transaksi dan meningkatkan kerja sama ekonomi.

Tinggalkan komentar