Sewa Kios Blok M Naik Drastis, Pedagang Banyak yang Pindah

Geger kenaikan biaya sewa di Blok M Hub membuat sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) angkat kaki. Kenaikan sebesar 25% secara sepihak, ditambah tagihan susulan tiga bulan, membuat mereka keberatan. Salah satunya adalah Andre Wardana Putra, pemilik Toko Mi Chang.

Andre mengungkapkan, biaya sewa tokonya melonjak dari sekitar Rp 3,2 juta menjadi Rp 4 juta per bulan. Yang lebih memberatkan, tagihan yang diterimanya mencapai Rp 14 juta, karena mencakup tunggakan sejak Juli 2025. Ia mengaku telah membayar sewa sejak awal semester kedua tahun ini, sehingga tagihan tambahan tersebut menjadi beban berat yang memaksanya untuk pindah.

Toko Mi Chang yang berlokasi di lantai dasar Blok M Hub baru beroperasi bulan lalu. Andre telah mengeluarkan biaya renovasi sebesar Rp 19 juta untuk toko seluas 5 meter persegi. Ironisnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menginstruksikan MRT Jakarta untuk membebaskan biaya sewa di lantai dasar Blok M Hub bagi UMKM yang pindah, namun kebijakan ini tak mencakup biaya renovasi yang telah dikeluarkan Andre.

Meskipun demikian, Andre baru akan membayar sewa kembali mulai Desember 2025, mengikuti kebijakan pembebasan biaya sewa tersebut. Namun, ia kini dihadapkan pada tantangan baru: renovasi toko barunya. Dengan luas sekitar 28 meter persegi, ia memperkirakan akan membutuhkan biaya renovasi sekitar Rp 19 juta lagi. Ia berharap ada bantuan renovasi dari pemangku kepentingan untuk meringankan beban para UMKM yang akan menempati lantai dasar Blok M Hub.

Baca juga:

  • Pramono Gratiskan Sewa Kios di Blok M Hub Selama 2 Bulan, Ini Kata Pedagang
  • Pemda DKI Mau Gratiskan Sewa Kios Blok M Selama Dua Bulan, Ini Syaratnya
  • Pramono Tegur Dirut MRT Terkait Kenaikan Harga Sewa Kios di Blok M

Blok M Hub sendiri dikelola bersama oleh PT MRT Jakarta dan Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai (Kopema). Plt Kepala Divisi Corporate Secretary MRT Jakarta, Ahmad Pratomo, menjelaskan bahwa kenaikan biaya sewa dilakukan oleh Kopema, dan pihaknya tengah mengevaluasi kerja sama dengan koperasi tersebut. Menurut Tomo, biaya sewa yang diterapkan Kopema tergolong sangat tinggi.

“Kalau Kopema tidak sepakat dengan biaya sewa yang kami tentukan, maka kerja sama pengelolaan Blok M Hub dapat dibatalkan,” tegas Tomo.

Namun, Kopema membantah tudingan tersebut. Ketua Kopema, Sutomo, menyatakan bahwa pemberitaan yang beredar menyesatkan. Ia menuding para pedagang merusak kios, belum membayar sewa, dan menyebarkan fitnah mengenai kenaikan tagihan sewa yang tidak sesuai dengan fakta. Kopema, menurut Sutomo, mengalami kerugian material dan moral akibat insiden ini.

Ringkasan

Kenaikan sewa kios di Blok M Hub sebesar 25% membuat sejumlah UMKM, seperti Toko Mi Chang milik Andre Wardana Putra, pindah. Andre yang baru beroperasi bulan lalu harus menanggung biaya sewa Rp 4 juta (naik dari Rp 3,2 juta) dan tagihan susulan Rp 14 juta, setelah sebelumnya telah membayar sewa. Meskipun Gubernur DKI Jakarta telah menginstruksikan pembebasan biaya sewa untuk UMKM di lantai dasar, biaya renovasi Rp 19 juta yang telah dikeluarkan Andre tidak termasuk dalam pembebasan tersebut.

Kenaikan sewa dilakukan oleh Kopema, mitra pengelola Blok M Hub bersama PT MRT Jakarta. PT MRT Jakarta menilai biaya sewa yang diterapkan Kopema terlalu tinggi dan tengah mengevaluasi kerja sama. Kopema sendiri membantah tudingan tersebut dan menuduh para pedagang merusak kios dan menyebarkan fitnah. Perselisihan ini mengakibatkan sejumlah UMKM pindah dan menghadapi tantangan renovasi di lokasi baru.

Tinggalkan komentar