Tarif Trump Ancam Ekonomi Global: Analisis BI Terbaru

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) memperingatkan tentang perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif balasan (resiprokal) yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa ekspor Tiongkok mengalami penurunan signifikan akibat tarif yang diberlakukan AS, yang selanjutnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Diketahui, Tiongkok menghadapi tarif resiprokal hingga 30 persen.

“Kinerja ekonomi Tiongkok mengalami perlambatan seiring dengan penurunan ekspor ke AS sebagai dampak dari tarif resiprokal yang diterapkan AS, serta melemahnya permintaan domestik, terutama di sektor investasi,” ungkap Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang diadakan pada hari Rabu (17/9/2025).

Ekonomi Eropa dan Jepang Juga Menurun

Tidak hanya Tiongkok, BI juga mengamati penurunan kinerja ekonomi di Eropa dan Jepang sebagai akibat dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS.

“Ekonomi Eropa dan Jepang juga menunjukkan tren penurunan sejalan dengan tekanan pada kinerja ekspor,” imbuh Perry. Kondisi ini semakin memperkuat kekhawatiran akan prospek ekonomi global yang lebih suram.

India Pertahankan Kekuatan Ekonomi

Di tengah tantangan global, terdapat sedikit titik terang. BI mencatat bahwa India berhasil mempertahankan kinerja ekonominya melalui dorongan stimulus fiskal.

“Ekonomi India menunjukkan sedikit peningkatan yang didukung oleh stimulus fiskal yang bertujuan untuk mendorong konsumsi rumah tangga,” jelas Perry. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan domestik yang tepat dapat membantu meredam dampak negatif dari gejolak ekonomi global.

BI Memproyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melambat

Mencermati kondisi ekonomi global saat ini, BI memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan mencapai sekitar 3 persen sepanjang tahun 2025. Proyeksi ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan langkah antisipatif.

“Ke depan, volatilitas pasar keuangan global diperkirakan masih akan berlanjut. Oleh karena itu, diperlukan penguatan berbagai respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri,” pungkas Perry. BI menekankan pentingnya kerja sama dan koordinasi untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) memperingatkan perlambatan ekonomi global akibat kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump. Ekspor Tiongkok menurun drastis karena tarif hingga 30 persen, berdampak pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Eropa dan Jepang juga mengalami penurunan kinerja ekspor.

Meskipun demikian, India menunjukkan sedikit peningkatan ekonomi berkat stimulus fiskal. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3 persen di tahun 2025, menekankan perlunya kewaspadaan dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik menghadapi volatilitas pasar global.

Tinggalkan komentar