Sponsored

9 Cara Efektif Kurangi Emisi Karbon dan Atasi Perubahan Iklim

Dengan segala kemudahan yang ditawarkan teknologi modern, mulai dari kendaraan hingga perangkat elektronik canggih, tak dapat dipungkiri bahwa aktivitas kita sehari-hari sangat terbantu. Namun, di balik kenyamanan ini, tersembunyi sebuah masalah krusial: peningkatan emisi karbon yang mengancam kelestarian alam.

Sponsored

Seperti yang dilansir dari Liputan6.com, aktivitas sehari-hari kitalah yang menjadi kontributor utama dalam peningkatan emisi karbon, memperparah efek pemanasan global. Ironisnya, lebih dari 80 persen emisi karbon pada tahun 2021 berasal dari aktivitas-aktivitas ini, dengan penggunaan transportasi sebagai penyumbang terbesarnya.

Fakta yang lebih mencengangkan lagi, pada tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ke-6 sebagai negara penyumbang emisi CO2 terbesar di dunia, dengan total mencapai 729 juta ton CO2. Sebuah angka yang patut membuat kita merenung.

Dampak Emisi Karbon dalam Kehidupan Sehari-hari

Lonjakan emisi karbon yang tak terkendali dapat memicu serangkaian masalah lingkungan yang serius. Perubahan iklim, peningkatan suhu bumi, dan berbagai risiko kesehatan, seperti penyakit pernapasan, hanyalah beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi.

Selain sektor transportasi yang menjadi sorotan utama, aktivitas rumah tangga pun turut berkontribusi terhadap peningkatan emisi karbon. Data menunjukkan bahwa aktivitas rumah tangga menyumbang sekitar 3,8% emisi CO2 langsung dan 20,7% emisi CO2 tidak langsung pada tahun 2021.

Mengingat dampaknya yang begitu luas dan serius terhadap ekosistem alam, pemahaman dan penerapan cara mengurangi emisi karbon dalam aktivitas sehari-hari menjadi sangat penting.

Langkah Nyata: Cara Mengurangi Emisi Karbon Harian

Jika Anda memiliki kepedulian terhadap kelestarian alam dan ingin berkontribusi dalam menjaga ekosistem bumi, berikut adalah beberapa cara mengurangi emisi karbon harian yang bisa Anda terapkan mulai saat ini:

1. Beralih ke Transportasi Umum

Jika selama ini Anda lebih sering mengandalkan kendaraan pribadi, inilah saatnya untuk mempertimbangkan penggunaan transportasi umum. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 80% emisi dari sektor energi berasal dari moda transportasi, terutama kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor.

Untuk mengurangi jejak karbon Anda, manfaatkanlah layanan transportasi umum yang tersedia, seperti TransJakarta, MRT, LRT, atau KRL, untuk mobilitas sehari-hari. Untuk perjalanan jarak dekat, biasakan diri untuk berjalan kaki atau bersepeda. Selain mengurangi emisi, aktivitas ini juga menyehatkan tubuh Anda.

2. Bijak dalam Penggunaan Listrik

Perlu diingat bahwa setiap kilowatt listrik yang kita gunakan, sebagian besar masih berasal dari pembangkit listrik yang menghasilkan emisi karbon. Artinya, semakin besar konsumsi listrik Anda, semakin banyak emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer.

Cabut pengisi daya ponsel dan peralatan elektronik lainnya dari stop kontak setelah selesai digunakan. Peralatan yang masih terhubung ke stop kontak, meskipun dalam mode standby, tetap mengonsumsi daya. Selain itu, maksimalkan penggunaan pencahayaan dan ventilasi alami di siang hari, atur suhu AC pada 24-25°C, dan gunakan seperlunya saja.

3. Terapkan Prinsip 3R

Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) merupakan fondasi dari pengelolaan sampah berkelanjutan yang efektif. Menerapkan prinsip ini adalah cara yang sangat penting untuk mengurangi emisi karbon dalam kehidupan sehari-hari.

Mulailah dengan Reduce (mengurangi) konsumsi barang yang tidak benar-benar Anda butuhkan, dan hindari penggunaan barang sekali pakai. Kemudian, gunakan kembali (Reuse) barang-barang yang masih layak pakai, seperti membawa botol minum sendiri, tas belanja kain, dan wadah makanan.

Jangan lupakan daur ulang (Recycle). Pilah sampah plastik, kertas, dan kaca untuk didaur ulang. Pemilahan sampah sejak dari rumah akan membantu mengurangi volume sampah yang menumpuk di TPA dan mempermudah proses daur ulang.

4. Kurangi Sampah Makanan

Mungkin terdengar sepele, namun sampah makanan (food waste) juga berperan dalam peningkatan emisi karbon. Laporan Bappenas tahun 2021 menunjukkan bahwa rata-rata emisi gas rumah kaca dari sampah makanan selama tahun 2000 hingga 2018 di Indonesia mencapai 82,26 Mton CO2ek.

Untuk mengurangi sampah makanan, susun menu makanan Anda dengan cermat dan belilah bahan makanan sesuai kebutuhan. Simpan makanan dengan benar agar tidak cepat membusuk dan manfaatkan sisa makanan secara kreatif untuk menghindari pemborosan.

5. Ubah Pola Makan

Produksi ternak menghasilkan gas rumah kaca yang jauh lebih banyak daripada gabungan emisi dari semua mobil dan truk di dunia. Organisasi Pangan PBB (FAO) memperkirakan bahwa produksi daging, susu, dan telur menyumbang sekitar 14,5% dari seluruh emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Mengurangi frekuensi konsumsi daging merah, terutama daging sapi, dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Anda juga bisa memperbanyak konsumsi buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sumber protein nabati lainnya.

Beberapa konsep menarik terkait pola makan yang bisa Anda coba adalah “Senin tanpa Daging” atau menjadi seorang flexitarian, yaitu pola makan yang sebagian besar terdiri dari nabati namun sesekali mengonsumsi daging.

6. Pilih Produk dengan Minim Kemasan

Produk impor dan produk dengan kemasan berlebihan memiliki jejak karbon yang tinggi, mulai dari proses transportasi hingga produksinya. Memilih produk lokal dapat mengurangi emisi yang dihasilkan oleh aktivitas distribusi produk impor.

Belilah sayuran dan buah dari pasar tradisional atau petani lokal untuk mendukung perekonomian setempat dan mengurangi jejak karbon Anda. Pilihlah produk dengan kemasan minimal atau kemasan daur ulang untuk mengurangi sampah plastik.

Jangan lupa untuk selalu membawa tas belanja sendiri dan hindari penggunaan kantong plastik sekali pakai saat berbelanja.

7. Hemat Penggunaan Air

Penggunaan air yang berlebihan juga dapat menyebabkan emisi karbon secara tidak langsung. Proses memompa, mengolah, dan memanaskan air membutuhkan energi yang tidak sedikit, dan sebagian besar energi tersebut dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Matikan keran saat menyikat gigi atau mencuci piring untuk menghindari pemborosan air. Segera perbaiki keran yang bocor untuk mencegah hilangnya air yang tidak perlu.

8. Gunakan Energi Terbarukan

Penggunaan bahan bakar fosil seperti bensin dan gas menghasilkan emisi karbon yang signifikan. Mendukung dan menggunakan energi terbarukan adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi emisi karbon dalam kehidupan sehari-hari.

Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk memasang panel surya di rumah Anda. Anda juga bisa menggunakan power bank atau pengisi daya tenaga surya untuk perangkat kecil sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

9. Tanam Pohon

Pohon menyerap karbon dioksida (CO2) dari udara dan melakukan fotosintesis untuk menghasilkan oksigen (O2). Oleh karena itu, menanam pohon adalah cara penting untuk mengurangi emisi karbon dalam jangka panjang.

Tanam tanaman hias yang membantu menyerap polutan di dalam rumah Anda. Membuat kebun kecil atau vertical garden juga dapat membantu meningkatkan kualitas udara di sekitar Anda.

Itulah beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi emisi karbon dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan-tindakan kecil ini bukan hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian alam, tetapi juga untuk melindungi kelangsungan hidup kita sebagai makhluk hidup.

Dengan menekan produksi emisi karbon, kita dapat menghindari potensi bahaya seperti perubahan iklim, peningkatan suhu bumi, dan berbagai masalah kesehatan yang mengintai.

Ringkasan

Artikel ini membahas tentang pentingnya mengurangi emisi karbon untuk mengatasi perubahan iklim, mengingat Indonesia berada di peringkat ke-6 sebagai negara penyumbang emisi CO2 terbesar. Aktivitas sehari-hari, terutama transportasi dan penggunaan listrik, menjadi kontributor utama emisi karbon yang berdampak pada lingkungan dan kesehatan.

Beberapa langkah efektif untuk mengurangi emisi karbon meliputi penggunaan transportasi umum, bijak dalam penggunaan listrik, penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pengurangan sampah makanan, perubahan pola makan dengan mengurangi konsumsi daging, memilih produk dengan minim kemasan, hemat penggunaan air, penggunaan energi terbarukan, dan menanam pohon. Tindakan-tindakan ini dapat membantu menjaga kelestarian alam dan melindungi kelangsungan hidup.

Sponsored