Sponsored

Angola & Ethiopia Incar Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Angola dan Ethiopia telah menunjukkan minat yang kuat untuk memperdalam kerja sama pertanian dengan Indonesia. Pernyataan penting ini disampaikan Airlangga setelah serangkaian pertemuan bilateral yang intensif, yang berlangsung di sela-sela gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Afrika Selatan 2025.

Sponsored

Menindaklanjuti ketertarikan mereka pada sektor pertanian Indonesia, Presiden Angola, Joao Manuel Goncalves Lourenco, dan Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed Ali, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto pada tahun 2026. Menko Airlangga menjelaskan hal ini dalam sebuah konferensi pers di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Sabtu (22/11) malam waktu setempat. “Terkait dengan pertemuan bilateral tadi, baik dari Angola maupun Ethiopia menyatakan keinginan untuk berkunjung ke Indonesia. Dan tadi disampaikan, mungkin pada kesempatan pertama di tahun depan mereka ingin berkunjung ke Indonesia,” ujar Airlangga, menggarisbawahi antusiasme kedua negara Afrika tersebut.

Pemerintah Indonesia tidak berdiam diri, melainkan bergerak cepat untuk menyambut peluang ini. Langkah-langkah teknis akan segera disiapkan melalui kementerian terkait, termasuk pelaporan kepada Presiden, guna membuka seluas-luasnya kesempatan pendalaman kerja sama di berbagai sektor. Terlebih lagi, Airlangga mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan Indonesia sebenarnya telah beroperasi di Ethiopia. Namun, mereka masih membutuhkan kerangka kerja sama baru di bidang pertanian untuk semakin memperkuat investasi kedua negara.

“Kalau di Ethiopia, beberapa investor Indonesia sudah masuk di sana, lima sampai enam perusahaan (Indonesia),” kata Airlangga. Ia menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut sangat membutuhkan dukungan dari Indonesia, khususnya di sektor agrikultur serta derivatif kelapa sawit, yang menjadi salah satu komoditas strategis.

Selain Angola dan Ethiopia, Menko Airlangga juga menyebutkan adanya minat kerja sama dari sejumlah negara lain yang mencakup beragam sektor. Finlandia, misalnya, menunjukkan ketertarikan untuk menanamkan investasi pada industri pusat data atau data center di Indonesia. Tak kalah strategis, telah terjadi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Dahana, perusahaan pertahanan nasional, dengan perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall, terkait rencana pembangunan fasilitas bahan peledak. Sementara itu, di bidang energi, Airlangga mengungkapkan adanya rencana investasi di sektor hulu migas dengan estimasi nilai mencapai sekitar US$2,6 miliar, meskipun ia menekankan bahwa ini masih dalam tahap lanjutan antara Pertamina dengan mitranya.

KTT G20 sendiri berfokus pada tiga sesi utama yang dirancang untuk membahas berbagai tantangan global mendesak. Sesi pertama mendiskusikan isu ekonomi berkelanjutan, peran vital perdagangan dan keuangan dalam pembangunan, serta persoalan utang di negara-negara berkembang. Selanjutnya, sesi kedua berpusat pada pembangunan dunia yang tangguh atau resilient world, mencakup pembahasan mengenai kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan (just energy transition), dan sistem pangan. Terakhir, sesi ketiga membahas isu pekerjaan layak (decent work), tata kelola AI, serta usulan mengenai mineral kritis yang menjadi fokus kepentingan Indonesia dalam pertemuan penting kali ini.

Ringkasan

Angola dan Ethiopia menyatakan minatnya untuk memperdalam kerja sama pertanian dengan Indonesia, diungkapkan oleh Menko Airlangga Hartarto setelah KTT G20 Afrika Selatan 2025. Presiden Angola dan Perdana Menteri Ethiopia dijadwalkan bertemu Presiden Prabowo Subianto tahun 2026 untuk membahas lebih lanjut kerja sama ini.

Pemerintah Indonesia menyambut baik peluang ini dan akan menyiapkan langkah-langkah teknis melalui kementerian terkait. Beberapa perusahaan Indonesia sudah beroperasi di Ethiopia, khususnya di sektor agrikultur dan derivatif kelapa sawit, dan memerlukan kerangka kerja sama baru untuk memperkuat investasi. Selain itu, terdapat minat investasi dari Finlandia di pusat data dan penandatanganan MoU antara PT Dahana dan Rheinmetall terkait fasilitas bahan peledak.

Sponsored