
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia kembali mencatatkan penguatan signifikan pada November 2025. Riset terbaru dari Samuel Sekuritas Indonesia mengungkapkan bahwa IKK melonjak menjadi 124,0, naik dari 121,2 pada Oktober, sekaligus mencapai level tertinggi sejak Februari. Kenaikan ini secara jelas menandakan bahwa sentimen rumah tangga di Indonesia semakin kokoh di tengah proses pemulihan ekonomi yang berlangsung bertahap.
Peningkatan IKK ini bukan tanpa alasan, karena Samuel Sekuritas mencatat bahwa seluruh enam subindeks yang membentuk IKK turut menunjukkan penguatan. “Kenaikan ini mengindikasikan bahwa konsumen kini semakin optimistis, baik terhadap kondisi ekonomi yang mereka alami saat ini maupun prospek perekonomian dalam beberapa bulan ke depan,” demikian kutipan dari riset Samuel Sekuritas yang dirilis pada Rabu (10/12).
Optimisme ini tercermin dari berbagai indikator kunci. Ekspektasi terhadap ekonomi misalnya, melonjak 3,2 poin menjadi 136,6, yang menunjukkan membaiknya harapan masyarakat terhadap momentum pertumbuhan. Begitu pula dengan persepsi mengenai ketersediaan lapangan kerja yang naik ke angka 103,7. Sementara itu, penilaian terhadap kondisi ekonomi saat ini bertambah 2,4 poin, mencapai 111,5. Peningkatan paling mencolok terlihat pada persepsi terhadap pendapatan saat ini yang melesat 4,4 poin hingga 121,5, menjadikannya level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Ekspektasi Pendapatan Menguat, Belanja Rumah Tangga Pulih
Tren positif juga terlihat pada indikator masa depan, menegaskan optimisme yang lebih kuat. Ekspektasi pendapatan dalam enam bulan mendatang menunjukkan peningkatan substansial ke level 140,6. Penguatan ini, menurut riset tersebut, secara tegas menegaskan keyakinan rumah tangga terhadap stabilitas pendapatan mereka. Hal ini didukung oleh inflasi yang mulai mereda dan berlanjutnya dukungan fiskal dari pemerintah.
Seiring dengan keyakinan pendapatan yang meningkat, minat belanja non-esensial pun mulai pulih, seperti yang tercermin dari kenaikan indeks pembelian barang tahan lama ke angka 109,4. Demikian pula, ekspektasi ketersediaan pekerjaan enam bulan ke depan turut meningkat 3,3 poin menjadi 135,3, sebuah sinyal positif yang menandakan kepercayaan yang membaik terhadap pasar tenaga kerja menjelang awal tahun 2026.
Efek Stimulus Pemerintah Mulai Terlihat
Penguatan keyakinan konsumen ini menjadi pilar penting bagi ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi permintaan domestik yang masih belum merata. Dengan inflasi yang terkendali, suku bunga yang tetap akomodatif, dan bantuan fiskal yang berkelanjutan, konsumsi rumah tangga diprediksi akan tumbuh lebih kuat dalam beberapa kuartal mendatang.
Optimisme yang berkembang ini juga mencerminkan hasil nyata dari berbagai stimulus kebijakan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada ekonomi kerakyatan. Program-program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), bantuan pangan, dukungan untuk UMKM, serta kebijakan industri padat karya, dinilai berhasil mendongkrak daya beli masyarakat, menstabilkan pendapatan, dan memperbaiki persepsi publik terhadap prospek ekonomi nasional secara keseluruhan.
Kombinasi strategis kebijakan-kebijakan tersebut terbukti memperkuat fondasi konsumsi rumah tangga, yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Meskipun demikian, Samuel Sekuritas tetap mengingatkan akan adanya risiko eksternal yang perlu diwaspadai. Risiko-risiko tersebut meliputi volatilitas pasar keuangan global, ketidakpastian ekspor, hingga tensi geopolitik yang dapat memengaruhi aliran modal dan nilai tukar mata uang, yang pada akhirnya berpotensi berdampak pada daya beli masyarakat.
Namun, data IKK bulan November memberikan sinyal yang jelas bahwa permintaan domestik Indonesia semakin stabil. Dengan sentimen konsumen yang terus menguat, konsumsi diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi menuju tahun 2026.