Babaumma – Harga Ethereum (ETH) mencetak rekor tertinggi baru, menembus angka USD 4.867 (sekitar Rp 79 juta) di platform Coinbase pada Sabtu (23/8). Pencapaian ini melampaui rekor sebelumnya pada November 2021 dan menjadi sinyal kuat dimulainya altseason, menandai dominasi altcoin yang semakin kuat di pasar kripto.
Lonjakan signifikan ini terjadi setelah pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, di simposium Jackson Hole. Powell memberikan sinyal kemungkinan penurunan suku bunga pada September, memicu kenaikan harga aset berisiko, termasuk kripto. Sinyal dovish ini, yang mencerminkan sikap lebih longgar dalam kebijakan moneter, memberikan angin segar bagi pasar.
Sejak titik terendah pada April di angka USD 1.385 (sekitar Rp 22,5 juta), Ethereum telah melesat lebih dari 250 persen. Kenaikan 14 persen pada Jumat menjadi katalis utama yang mendorong ETH mencapai rekor tertingginya. “Stabilitas tingkat pengangguran dan indikator pasar tenaga kerja memungkinkan kami untuk berhati-hati dalam mengubah kebijakan,” ujar Powell, seperti dikutip Cointelegraph. Meskipun kebijakan moneter masih ketat, Powell mengakui peluang penyesuaian seiring meningkatnya risiko pelemahan ekonomi.
Permintaan terhadap Ether meningkat pesat. Aset ini kini semakin dipandang sebagai aset cadangan yang fungsional, bukan sekadar aset spekulatif. Hal ini tercermin dari aliran dana masuk ke dana investasi berbasis Ethereum di Amerika Serikat sebesar USD 287,6 juta (Rp 4,7 triliun) setelah empat hari mengalami arus keluar. Total aset yang dikelola ETF Ethereum mencapai USD 12,12 miliar (sekitar Rp 197 triliun).
Adopsi Ethereum oleh perusahaan-perusahaan besar juga berperan penting dalam reli harga ini. Dalam sebulan terakhir, perusahaan seperti BitMine, SharpLink, Bit Digital, dan BTCS telah mengakuisisi Ether senilai lebih dari USD 1,6 miliar (Rp 26 triliun) untuk cadangan perusahaan mereka. Total kepemilikan Ethereum korporasi kini mencapai USD 29,75 miliar (Rp 484 triliun), menurut data StrategicETHReserve.xyz.
Ray Youssef, CEO NoOnes, menyatakan bahwa Ethereum kini dianggap sebagai aset cadangan yang lebih fungsional. Sentimen positif ini diperkuat oleh Bank investasi Standard Chartered yang menaikkan target harga ETH akhir tahun menjadi USD 7.500 (Rp 122 juta), bahkan memprediksi harga ETH bisa mencapai USD 25.000 (Rp 407 juta) pada tahun 2028.
Analisis teknikal juga menunjukkan kekuatan pasar. Hyblock mengungkapkan bahwa meskipun biasanya harga tertinggi sepanjang masa memicu aksi jual, kali ini permintaan yang kuat mampu menyerap tekanan jual tersebut. Kenaikan harga Ethereum juga berdampak pada Bitcoin (BTC). Harga Bitcoin naik 3,9 persen ke USD 117.421 (sekitar Rp 1,91 miliar), tetapi untuk pertama kalinya sejak Maret, dominasi Bitcoin di pasar kripto turun di bawah 60 persen, menunjukkan pergeseran kapitalisasi pasar ke altcoin seperti Ethereum.
Data CoinShares memperkuat tren ini. Produk investasi berbasis Ethereum mencatat aliran dana masuk sebesar USD 2,86 miliar dalam seminggu, jauh melebihi Bitcoin yang hanya mencatat USD 552 juta. Secara bulanan, ETH menarik dana sebesar USD 2,96 miliar, sementara produk BTC mengalami arus keluar sebesar USD 21 juta. Pasar saham global juga ikut merespon positif, dengan Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq ditutup menguat setelah pidato Powell, menunjukkan optimisme investor terhadap kemungkinan pelonggaran likuiditas.
Ethereum tidak hanya mencetak rekor harga, tetapi juga menciptakan momentum kuat untuk seluruh ekosistem altcoin. Jika tren ini berlanjut, dominasi Bitcoin dapat semakin tergerus, dan Ethereum akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai motor utama altseason 2025.
Ringkasan
Harga Ethereum (ETH) mencapai rekor tertinggi baru, melampaui USD 4.867, didorong oleh sinyal dovish dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga. Kenaikan ini, lebih dari 250% sejak titik terendah April, juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan ETH sebagai aset cadangan fungsional, dibuktikan dengan aliran dana masuk ke ETF Ethereum dan akuisisi besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan besar.
Dominasi Bitcoin di pasar kripto turun di bawah 60% untuk pertama kalinya sejak Maret, menandakan pergeseran ke altcoin, terutama Ethereum. Aliran dana ke produk investasi berbasis Ethereum jauh melampaui Bitcoin, menunjukkan kepercayaan investor yang kuat terhadap ETH. Analisis teknikal menunjukkan kekuatan pasar yang mampu menyerap tekanan jual, dan prediksi harga ETH yang optimis dari beberapa lembaga keuangan semakin memperkuat sentimen positif ini.