Serangan Israel Sasar Petinggi Hamas di Qatar

Israel melancarkan serangan udara di Doha, Qatar, pada Selasa (9/9), menargetkan pemimpin-pemimpin senior Hamas. Serangan ini merupakan yang pertama kalinya Israel melakukan aksi militer di Qatar, memicu kecaman internasional yang keras. Pemerintah Israel membenarkan serangan tersebut, mengklaim telah memberitahu Amerika Serikat sebelumnya.

Angkatan Pertahanan Israel (IDF) dan Badan Keamanan Israel (ISA, atau Shin Bet) dalam pernyataan resminya yang dikutip The Guardian, menyatakan serangan tersebut sebagai operasi tepat sasaran yang menyasar pimpinan Hamas. Mereka menuduh para pemimpin tersebut bertanggung jawab langsung atas serangan 7 Oktober dan telah merencanakan konflik dengan Israel.

IDF dan Shin Bet menekankan bahwa berbagai langkah telah diambil untuk meminimalkan korban sipil, termasuk penggunaan amunisi presisi dan pengumpulan intelijen yang intensif. Serangan di Doha ini terjadi kurang dari dua minggu setelah Panglima Militer Israel, Eyal Zamir, pada 31 Agustus, berjanji akan memburu para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada, menyatakan, “Sebagian besar pimpinan Hamas berada di luar negeri, dan kami akan menghubungi mereka.”

Reaksi internasional terhadap serangan tersebut sangat beragam. Qatar, melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Majed al-Ansari yang dikutip Al Jazeera, mengecam keras serangan tersebut sebagai pelanggaran berat hukum internasional dan ancaman serius terhadap keamanan negaranya. Pernyataan tersebut menyebut tindakan Israel sebagai “pelanggaran berat terhadap semua hukum dan norma internasional serta ancaman serius terhadap keamanan dan keselamatan warga Qatar.”

Sementara itu, Hamas mengonfirmasi bahwa para pemimpin utamanya selamat dari serangan tersebut. Namun, mereka mengakui adanya korban jiwa, menyatakan bahwa enam orang tewas, termasuk putra pemimpin Gaza Khalil al-Hayya, salah satu ajudannya, dan seorang perwira Qatar. Hamas menyebut serangan ini sebagai bukti “sifat kriminal pendudukan dan keinginannya untuk merusak peluang mencapai kesepakatan.”

Ringkasan

Israel menyerang beberapa pemimpin senior Hamas di Doha, Qatar, pada 9 Oktober. Serangan ini, yang pertama kalinya terjadi di Qatar, dibenarkan Israel sebagai operasi tepat sasaran untuk menargetkan individu-individu yang dianggap bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober dan perencanaan konflik selanjutnya. Israel mengklaim telah menginformasikan Amerika Serikat sebelumnya.

Serangan tersebut memicu kecaman internasional, terutama dari Qatar yang menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional. Meskipun Hamas mengklaim beberapa pemimpinnya selamat, mereka mengakui adanya korban jiwa, termasuk warga sipil Qatar. Hamas menilai serangan ini sebagai upaya untuk menggagalkan perdamaian.

Tinggalkan komentar