Investasi Jangka Panjang: CDIA, Potensi Untung Besar?

PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) tengah menjadi sorotan di pasar modal, menarik perhatian investor sebagai emiten infrastruktur dengan potensi investasi jangka panjang yang menjanjikan. Kinerja keuangan yang solid, lonjakan harga saham sejak IPO, dan prospek cerah sektor manufaktur menjadi fondasi optimisme tersebut.

Sejak penawaran umum perdana (IPO), CDIA mencatatkan performa yang kuat, menarik minat investor yang mencari pertumbuhan aset. Kenaikan harga saham CDIA tercatat sangat signifikan, mencapai 703,48 persen. Dari harga IPO Rp190 per saham, harga saham mencapai Rp1.526,42 pada pembukaan perdagangan Jumat (19/9). Meskipun pergerakan harga saham dipengaruhi aksi ambil untung (profit taking) investor jangka pendek, analis menilai tren apresiasi ini masih berpeluang berlanjut, terutama jika CDIA mampu mempertahankan konsistensi kinerja keuangannya.

Secara finansial, CDIA membukukan laba bersih yang mengesankan, yaitu US$74,4 juta atau setara Rp1,2 triliun pada Semester I 2025. Angka ini jauh melampaui periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencapai US$16,6 juta (sekitar Rp271,9 miliar). Lonjakan laba ini mencerminkan efektivitas strategi bisnis perusahaan. Dana segar dari IPO sebesar Rp2,4 triliun semakin memperkuat permodalan CDIA untuk ekspansi dan menangkap peluang dari peningkatan aktivitas manufaktur di Indonesia.

Prospek ini diperkuat oleh data makroekonomi. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2025 mencapai 51,5, menunjukkan ekspansi yang signifikan. Sektor manufaktur sendiri ditargetkan tumbuh 7,29 persen pada 2025 dan diproyeksikan meningkat menjadi 8,59 persen pada 2028. Tren positif ini membuka peluang besar bagi perusahaan infrastruktur seperti CDIA, yang akan diuntungkan dari peningkatan permintaan jasa dan material konstruksi.

Sinergi antara pertumbuhan sektor manufaktur dan ekspansi infrastruktur menjadikan CDIA emiten yang berpotensi memberikan imbal hasil berkelanjutan. Komposisi kepemilikan saham per 31 Juli 2025 menunjukkan dukungan kuat dari pemegang saham besar. PT Chandra Asri Pacific Tbk memegang 60 persen saham, diikuti Phoenix Power B.V. dengan 30 persen. Direksi dan komisaris memiliki 0,027 persen, sedangkan sisanya (9,973 persen) dimiliki publik. Struktur kepemilikan ini menunjukkan CDIA berada di bawah naungan grup besar yang berpengalaman dan memiliki sumber daya memadai untuk menjamin keberlangsungan bisnis.

Para analis pasar modal turut memberikan pandangannya. Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas menilai fluktuasi harga saham CDIA wajar karena profit taking, namun menegaskan fundamental perusahaan tetap solid. “Jika kinerja keuangan positif, saham berpotensi terus terapresiasi,” kata Nafan kepada Katadata, Senin (8/9). Senada, Reydi Octa, pengamat pasar modal, menilai CDIA menarik untuk short-term trading selama tidak terjadi auto rejection atas (ARA). Ia menambahkan, “Saham grup Prajogo atraktif secara teknikal. Jangka panjang lebih menjanjikan: valuasi murah, ekspansi agresif, dukungan grup. Namun risiko solvabilitas tinggi tetap diawasi,” ujarnya kepada Katadata, Senin (8/7).

Kesimpulannya, kombinasi kinerja keuangan impresif, dukungan pemegang saham besar, dan prospek industri yang menjanjikan menjadikan CDIA sebagai emiten infrastruktur yang berpotensi berkembang pesat. Bagi investor jangka panjang, saham CDIA menawarkan potensi apresiasi nilai yang menarik seiring dengan tren positif ekonomi nasional. Namun, kewaspadaan terhadap dinamika pasar dan faktor risiko tetap penting. Reza Priyambada, Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, menambahkan bahwa integrasi bisnis CDIA di sektor energi dan logistik akan mendukung peningkatan kinerja perusahaan di masa depan, meski menekankan pentingnya memperhatikan sentimen pasar dalam menilai prospek saham.

Baca juga:

  • Chandra Asri Juarai KESGI Award 2025, Raih Beasiswa Monash University Indonesia
  • Yang Datang dan Pergi di Saham Chandra Daya (CDIA), Waktunya Masuk Kembali?
  • Laba Bersih Chandra Daya (CDIA) Meroket 330% Semester I 2025, Apa Penopangnya?

Ringkasan

PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menunjukkan kinerja keuangan yang sangat baik, dengan laba bersih US$74,4 juta pada Semester I 2025, meningkat drastis dari periode sebelumnya. Kenaikan harga saham sejak IPO mencapai 703,48 persen, didorong oleh prospek cerah sektor manufaktur di Indonesia dan dukungan pemegang saham besar seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk. Hal ini menjadikan CDIA menarik bagi investor jangka panjang.

Analis menilai fundamental CDIA tetap solid meskipun terjadi fluktuasi harga saham akibat aksi ambil untung. Prospek pertumbuhan sektor manufaktur yang signifikan (ditunjukkan oleh PMI Manufaktur dan proyeksi pertumbuhan hingga 8,59 persen pada 2028) akan menguntungkan CDIA. Meskipun terdapat risiko, potensi apresiasi nilai saham CDIA masih menjanjikan bagi investor jangka panjang, terutama dengan integrasi bisnis di sektor energi dan logistik.

Tinggalkan komentar