SPBU Swasta Borong BBM Impor: Kuota Pertamina Tersisa?

Pemerintah memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) bagi SPBU swasta tetap terjaga hingga Desember 2025. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengamankan tambahan alokasi BBM mencapai 571.748 kiloliter. Alokasi ini didapatkan melalui skema impor yang dikoordinasikan oleh Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina. Langkah ini diambil sebagai solusi atas menipisnya stok BBM di SPBU swasta.

Pertamina Patra Niaga sendiri masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34%, atau setara dengan 7,52 juta kiloliter, untuk tahun 2025. Hal ini menandakan kapasitas yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan impor BBM ke depannya. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa seluruh badan usaha pemilik SPBU swasta telah menyetujui skema impor melalui Pertamina. “Mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli serta kolaborasi dengan Pertamina,” tegas Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/9).

Importasi BBM ini, ditegaskan Bahlil, merupakan impor baru dan bukan berasal dari stok Pertamina yang sudah ada. “Syarat impornya itu harus bahan baku BBM (base fuel), artinya belum dicampur-campur. Jadi nanti pencampuran BBM akan dilakukan oleh masing-masing pemilik SPBU. Ini sudah disetujui dan ini solusi,” jelasnya. Skema ini memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup tanpa membebani stok Pertamina.

Untuk menjamin transparansi dan keadilan, sebelum pengiriman BBM dilakukan, akan diadakan joint survey. Pemerintah juga memastikan keadilan harga dalam skema impor ini. “Pemerintah ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas, namun juga ingin adil. Tidak boleh ada pihak yang dirugikan, baik swasta ataupun Pertamina harus sama-sama untung,” kata Bahlil. Proses pengadaan ini juga dijamin terbuka untuk semua perusahaan.

Bahlil memastikan pasokan BBM ke SPBU swasta akan kembali normal dalam waktu dekat. “Sudah dibicarakan mulai hari ini (impor dari Pertamina). Insya Allah paling lambat tujuh hari, BBM tersebut bisa masuk ke Indonesia,” ujarnya. Meskipun impor dilakukan melalui Pertamina, Menteri Bahlil memberikan jaminan bahwa harga jual BBM di SPBU swasta akan tetap stabil. “Tidak ada kenaikan harga, stabil. Namun, tetap bergantung pada harga minyak dunia,” pungkasnya.

Ringkasan

Pemerintah memastikan pasokan BBM untuk SPBU swasta aman hingga Desember 2025 melalui impor tambahan 571.748 kiloliter yang dikoordinasikan Pertamina Patra Niaga. Langkah ini diambil karena menipisnya stok BBM di SPBU swasta, sementara Pertamina masih memiliki kuota impor 34% (7,52 juta kiloliter) untuk 2025. Impor ini menggunakan bahan baku BBM (base fuel) yang akan dicampur oleh masing-masing SPBU swasta.

Skema impor ini telah disepakati seluruh pemilik SPBU swasta dan diawasi pemerintah untuk menjamin transparansi dan keadilan harga. Joint survey akan dilakukan sebelum pengiriman BBM, memastikan tidak ada pihak yang dirugikan. Pemerintah menargetkan pasokan BBM ke SPBU swasta kembali normal dalam waktu tujuh hari, dengan harga jual yang tetap stabil, meskipun bergantung pada harga minyak dunia.

Tinggalkan komentar