Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera merealisasikan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Kawasan strategis ini dirancang bukan hanya sebagai ikon kota, melainkan juga sebagai ruang usaha modern yang representatif dan destinasi edukasi fauna yang menarik bagi seluruh warga Jakarta.
Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Chico Hakim, menegaskan bahwa Sentra Fauna dan Kuliner ini akan ditata jauh melampaui sekadar tempat berdagang. Kawasan ini dipersiapkan sebagai ruang interaksi sosial, pusat edukasi mengenai fauna, serta wadah kegiatan seni, budaya, dan komunitas yang beragam. “Kawasan ini akan menjadi ruang publik baru yang mempertemukan ekonomi rakyat, kreativitas, dan rekreasi keluarga dalam satu kawasan,” ujar Chico pada Rabu (15/10).
Lebih lanjut, Chico menjelaskan bahwa inisiatif pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung ini turut mencerminkan semangat Jakarta Global. Konsep ini memvisualisasikan Jakarta sebagai kota modern, tertib, manusiawi, dan senantiasa berpihak pada keberlangsungan serta kemajuan pelaku usaha lokal, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sejalan dengan visi tersebut, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, menambahkan bahwa pembangunan sentra ini merupakan wujud nyata komitmen Pemprov DKI. Tujuannya adalah menghadirkan fasilitas usaha yang lebih tertata, modern, nyaman, dan memiliki daya saing tinggi bagi para pelaku UMKM. “Di sini, para pelaku usaha termasuk yang selama ini berjualan di kawasan Barito dan khususnya terdaftar secara resmi sebagai anggota PPUKM akan mendapatkan tempat yang lebih layak dan kesempatan lebih besar untuk berkembang,” tutur Ratu pada (14/10).
Pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner ini juga dilakukan seiring dengan rencana pengembangan Taman Bendera Pusaka. Proyek ambisius ini akan mengintegrasikan Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser sebagai ruang hijau bersejarah di Jakarta Selatan. Dengan demikian, para pedagang dari Pasar Barito yang terdampak pembangunan akan menjadi bagian integral dari ekosistem baru di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, memastikan kegiatan ekonomi mereka dapat terus berlanjut di tempat yang lebih teratur dan representatif.
Secara spesifik, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung dirancang untuk menampung 125 kios dengan beragam fungsi. Fasilitas ini akan meliputi 22 kios umum, 70 amfiteater, 74 kios khusus burung dan pakan hewan, serta 29 kios untuk parcel dan kuliner tambahan. Seluruh area ini akan terbagi ke dalam lima zona tematik untuk memaksimalkan pengalaman pengunjung dan pelaku usaha.
Tak hanya itu, kawasan ini juga akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung modern. Tersedia area pertunjukan seni dan budaya, lahan parkir yang luas, toilet bersih, serta musala. Desainnya dirancang ramah lingkungan dan ramah keluarga, dengan sistem sirkulasi udara dan sanitasi yang optimal. Aksesibilitas menjadi salah satu keunggulan utama, karena lokasinya sangat mudah dijangkau melalui Stasiun Commuter Line Lenteng Agung, Transjakarta, dan Jak Lingko.
Ringkasan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merealisasikan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner di Lenteng Agung sebagai ikon kota, ruang usaha modern, dan destinasi edukasi fauna. Kawasan ini akan menjadi ruang interaksi sosial, pusat edukasi fauna, serta wadah kegiatan seni, budaya, dan komunitas, mencerminkan semangat Jakarta Global dengan fokus pada UMKM.
Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung akan menampung 125 kios dengan berbagai fungsi dalam lima zona tematik. Dilengkapi fasilitas pendukung modern seperti area pertunjukan seni, parkir luas, toilet bersih, dan musala, lokasinya mudah dijangkau melalui Stasiun Commuter Line, Transjakarta, dan Jak Lingko. Proyek ini juga mengintegrasikan pengembangan Taman Bendera Pusaka.