
Babaumma – , JAKARTA — Setoran dividen interim tahun buku 2025 sekitar Rp227,38 miliar dari PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) akan mengalir ke konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir.
Garibaldi, yang merupakan Wakil Komisaris Utama PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mengempit sebanyak 454,01 juta lembar saham AADI (454.011.607) atau setara dengan 5,83% hingga akhir September 2025.
Dengan asumsi kepemilikan tersebut tidak berubah, Boy Thohir ditaksir mendapatkan jatah sekitar Rp227,38 miliar dari agenda pembagian dividen interim Adaro Andalan pada 2025.
: Adaro Andalan (AADI) Tebar Dividen Interim US$250 Juta, Simak Jadwalnya Pembayarannya
Sebagai informasi, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) menetapkan pembagian dividen interim tahun buku 2025 senilai US$250 juta atau setara lebih dari Rp3,9 triliun (asumsi kurs Rp15.600 per dolar AS).
Pembagian ini diambil dari laba bersih periode sembilan bulan hingga 30 September 2025, berdasarkan keputusan direksi dan dewan komisaris perseroan pada 7 November 2025.
: : Emiten Afiliasi Boy Thohir Adaro Andalan (AADI) Cetak Penurunan Laba Bersih Jadi Rp9,8 Triliun
Perseroan menjadwalkan recording date atau tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak menerima dividen pada 19 November 2025, sementara pembayaran dilakukan pada 27 November 2025. Adapun jadwal perdagangan di Bursa Efek Indonesia ditetapkan sebagai berikut:
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 17 November 2025
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 18 November 2025
- Cum dividen di pasar tunai: 19 November 2025
- Ex dividen di pasar tunai: 20 November 2025
Sementara itu, kurs konversi dolar AS ke rupiah akan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada 19 November 2025, yang juga akan diumumkan melalui situs web BEI dan situs perseroan.
: : Saham Batu Bara BUMI, AADI, HRUM Memanas Kala IHSG Tembus ATH
Pembagian dividen dilakukan dalam mata uang rupiah, dan bagi pemegang saham yang tercatat dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, dana akan didistribusikan melalui rekening efek masing-masing.
“Untuk pemegang saham yang belum tercatat di KSEI, instruksi pembayaran dapat dikirimkan ke PT Datindo Entrycom selambat-lambatnya pada 19 November 2025 pukul 16.00 WIB,” demikian tertulis dalam keterbukaan informasi perseroan.
Adapun untuk dividen per saham disebutkan akan ditetapkan jika sudah ada kepastian jumlah saham yang akan dibagi. Namun, jika mengacu jumlah saham tercatat Adaro Andalan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 7.786.891.760 saham, maka potensi dividen per sahamnya sekitar Rp500,84 persaham.
Dari sisi perpajakan, perseroan menegaskan bahwa pemegang saham asing tanpa perjanjian P3B akan dikenai PPh Pasal 26 sebesar 20%, sedangkan bagi negara dengan P3B berlaku tarif lebih rendah sesuai ketentuan, dengan kewajiban menyerahkan dokumen Form DGT atau Certificate of Residence kepada KSEI atau biro administrasi efek sebelum batas waktu 19 November 2025.
“Langkah pembagian dividen interim ini menjadi sinyal kuat posisi kas Adaro Andalan yang solid menjelang akhir tahun, di tengah fluktuasi harga batu bara global.”
Kinerja Keuangan AADI
Dalam catatan Bisnis sebelumnya, AADI mencatatkan laba bersih sebesar US$587,3 juta atau setara Rp9,8 triliun sampai September 2025 (kurs Jisdor BI Rp16.692 per dolar AS 30 September 2025).
Laba bersih AADI dalam 9 bulan 2025 tergerus hampir setengahnya, atau 45,35% secara tahunan. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu AADI membukukan laba bersih sebesar US$1,07 miliar.
Turunnya laba bersih ini sejalan dengan pendapatan usaha AADI yang melemah 10,88% menjadi US$3,6 miliar sepanjang Januari-September 2025 dari sebelumnya sebesar Rp4,04 miliar.
Pendapatan Adaro Andalan Indonesia ini didominasi oleh penjualan batu bara ekspor ke pihak ketiga sebesar US$2,78 miliar, dan penjualan batu bara domestik ke pihak ketiga sebesar US$530,9 juta. Sementara itu, berdasarkan pelanggannya, AADI memperoleh penjualan sebesar US$697,8 juta dari TNB Fuel Services Sdn. Bhd.
AADI juga mencatatkan beban pokok penjualan yang turun 9,02% menjadi US$2,66 miliar, dari sebelumnya sebesar US$2,93 miliar secara tahunan.
Meski beban pokok menurun, laba bruto AADI tercatat turun 15,76% secara tahunan menjadi US$943,2 juta, dari sebelumnya US$1,1 miliar.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.