Sponsored

COIN: Analisis Saham Indokripto di Tengah Euforia Kripto

Pasar aset kripto kembali menunjukkan geliat positif pada perdagangan hari ini, Rabu (13/10), setelah sempat mengalami tekanan signifikan di akhir pekan lalu. Namun, di tengah euforia penguatan harga aset digital global ini, saham emiten bursa kripto Indonesia, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), justru mencatatkan koreksi.

Sponsored

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Senin (13/10) pukul 14.11 WIB, harga saham COIN terpantau turun 3,64% atau 140 poin, bergerak menuju level 3.460. Meskipun demikian, pelemahan jangka pendek ini tidak mampu menghapus kinerja impresif COIN dalam sebulan terakhir, yang masih mencatat kenaikan signifikan sebesar 59,45%.

Sementara itu, dinamika positif terlihat jelas di pasar kripto. Mengacu pada data aplikasi perdagangan kripto pukul 14.20 WIB, Bitcoin berhasil menguat 2,17% mencapai Rp 1,93 miliar, dengan kapitalisasi pasar yang solid di angka Rp 38,10 triliun. Lonjakan juga terjadi pada Ethereum yang meroket 7,68% ke Rp 69,88 juta, BNB naik 14,10% ke Rp 22,44 juta, Ripple menguat 8,53% ke Rp 43,83 ribu, dan Solana melonjak 7,29% mencapai Rp 3,31 juta.

Lantas, mengapa fenomena kenaikan harga kripto tidak serta-merta mengerek kinerja harga saham COIN pada momen ini?

Korelasi Harga kripto dan Saham COIN

Co-Founder T.R.A.D.E Squad, Afid Sugiono, memberikan penjelasan mendalam terkait hal ini. Menurutnya, kinerja saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) memiliki korelasi yang sangat kuat dengan pergerakan harga dan volume transaksi aset kripto.

“Bisnis COIN sangat bergantung pada aktivitas perdagangan aset digital. Setiap kali volume transaksi meningkat, pendapatan perusahaan ikut terdorong, dan biasanya harga sahamnya pun menguat,” ujar Afid kepada Katadata.co.id pada Senin (13/10).

Afid melanjutkan, reli harga kripto yang sedang berlangsung saat ini masih berpotensi untuk terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi COIN di masa mendatang. Ia optimis, jika momentum pasar kripto ini terus terjaga, saham COIN berpotensi besar untuk melanjutkan tren penguatan.

Lebih lanjut, Afid menganalisis bahwa jika dibandingkan dengan rekor tertinggi atau all time high (ATH) Bitcoin di level US$ 126.232, harga saat ini yang berkisar US$ 114.620 masih memiliki ruang kenaikan sekitar 10%. Dengan demikian, kenaikan harga saham COIN sebesar 10–20% dinilai masih realistis, mengingat fundamentalnya sangat erat dengan dinamika pasar aset kripto.

“Banyak investor ritel yang tidak menginginkan eksposur langsung terhadap aset kripto dan menjadikan COIN sebagai alternatif berinvestasi. Namun, mereka belum mendominasi pemegang saham utama, sebagian besar kepemilikan masih di tangan institusi besar,” terang Afid.

Ia menekankan bahwa selama narasi hype di pasar kripto masih kuat, saham COIN memiliki peluang untuk terus naik, meskipun sifatnya cenderung spekulatif dan sangat sensitif terhadap perubahan sentimen pasar.

Di sisi lain, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memberikan pandangan yang lebih hati-hati. Nafan menilai, pergerakan saham COIN tetap harus dicermati secara cermat. Prospek COIN, menurutnya, sangat tergantung pada keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar kripto. Meskipun saat ini sedang terjadi reli, ia mengamati bahwa kondisi pasar sudah mulai menunjukkan gejala overbought.

“Oleh karena itu, saya lebih memilih untuk tidak memberi rekomendasi (not rated) untuk COIN,” tegas Nafan.

Nafan menambahkan, jika reli kripto berhenti atau berbalik arah, maka saham COIN juga berpotensi terkena sentimen negatif yang kuat. Ia juga mengingatkan bahwa pasar kripto memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar saham. Namun, volatilitasnya yang tinggi juga dapat menjadi peluang menarik bagi investor dengan profil risiko agresif.

Sebagai informasi tambahan, harga kripto global sempat anjlok pada Jumat (10/10) waktu AS, menyusul pengumuman kebijakan baru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menaikkan tarif impor terhadap produk asal Cina hingga 100% dan membatasi ekspor perangkat lunak kritis. Langkah tersebut memicu ketegangan baru dalam hubungan dagang kedua negara, khususnya setelah Cina juga membatasi ekspor mineral tanah jarang. Akibatnya, Bitcoin sempat turun 8,4% ke US$ 104.782, sementara Ethereum melemah 5,8% ke US$ 3.637. Tekanan ini tidak hanya terbatas pada pasar kripto, tetapi juga menjalar ke pasar saham global, dengan indeks S&P 500 yang turut turun lebih dari 2% pada perdagangan Jumat itu.

Ringkasan

Meskipun pasar kripto sedang mengalami penguatan, saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) justru mengalami koreksi. Penurunan ini terjadi meskipun kinerja COIN dalam sebulan terakhir masih menunjukkan kenaikan signifikan. Korelasi antara harga kripto dan saham COIN erat kaitannya dengan volume transaksi aset digital, di mana peningkatan volume transaksi dapat mendorong pendapatan perusahaan.

Namun, analis pasar memberikan pandangan yang beragam. Beberapa analis optimis bahwa reli harga kripto dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi COIN, sementara yang lain lebih berhati-hati, mengamati bahwa pasar sudah mulai menunjukkan gejala overbought. Investor ritel yang tidak ingin eksposur langsung terhadap aset kripto dapat menjadikan COIN sebagai alternatif investasi, namun saham COIN bersifat spekulatif dan sensitif terhadap sentimen pasar.

Sponsored