Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) bersiap menggenjot pembangunan 33 proyek strategis nasional, salah satunya berupa proyek waste to energy (WtE) atau pengolahan sampah menjadi energi. Proyek ini menjanjikan solusi inovatif untuk masalah sampah sekaligus pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Ketua BPI Danantara, Rosan Roeslani, mengumumkan percepatan proyek ini di DPR pada Kamis (4/9). Ia menyatakan bahwa Peraturan Pemerintah (PP) terkait WtE telah rampung, membuka jalan untuk segera memulai proses tender. Sejumlah kota besar telah siap mengikuti tender, termasuk Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, Surabaya, Makassar, dan beberapa daerah lainnya. “Kami akan melakukan proses tender secara terbuka dan transparan,” tegas Rosan.
Langkah Danantara untuk mengembangkan proyek WtE juga mencakup kerja sama internasional. Rosan baru-baru ini mengunjungi Tiongkok dan bertemu dengan Jiaxing Jiayuan SUS Environment, salah satu operator WtE terbesar di dunia. Perusahaan ini dikenal dengan teknologi pembakaran canggihnya yang mampu menghasilkan energi hijau dari sampah secara berkelanjutan. “Kami membahas rencana kerja sama di Indonesia yang dapat mendukung target nasional dalam pengembangan energi hijau,” tulis Rosan di akun Instagramnya, menambahkan bahwa kerja sama ini juga akan mentransfer teknologi dan inovasi pengelolaan sampah modern.
Lebih lanjut, rencana 33 proyek strategis Danantara telah dibahas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada akhir Juli 2025. Pertemuan tersebut memfokuskan pada langkah-langkah konkret untuk merealisasikan investasi publik, termasuk strategi pembiayaan melalui penerbitan obligasi Danantara. Menteri Sri Mulyani menekankan lima proyek prioritas di beberapa kota terpilih, berdasarkan kesiapan dan potensi manfaat ekonomi-sosial yang tinggi. “Proyek awal ini dipilih berdasarkan kesiapan dan potensi manfaat sosial-ekonomi yang tinggi agar setiap rupiah investasi dapat memberikan nilai tambah bagi pembangunan daerah dan nasional,” tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya.
Pertemuan tersebut juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan koordinasi yang kuat antara semua pihak terkait. Komunikasi yang terbuka kepada publik, pasar, dan antar lembaga menjadi kunci keberhasilan proyek. Kerja sama antara Kementerian Keuangan dan Danantara ini bertujuan untuk memastikan perencanaan investasi yang terarah, terukur, dan terkoordinasi. “Harapannya, proyek-proyek ini tidak hanya menggerakkan perekonomian, tetapi juga membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkas Sri Mulyani.
Ringkasan
BPI Danantara akan menjalankan 33 proyek strategis nasional, termasuk proyek waste to energy (WtE) yang mengolah sampah menjadi energi. PP terkait WtE telah selesai, sehingga tender proyek dapat segera dimulai di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Proses tender akan dilakukan secara terbuka dan transparan.
Proyek WtE juga melibatkan kerja sama internasional, khususnya dengan Jiaxing Jiayuan SUS Environment dari Tiongkok untuk transfer teknologi. Proyek-proyek ini telah dibahas dengan Menteri Keuangan, dengan fokus pada lima proyek prioritas yang dipilih berdasarkan kesiapan dan manfaat ekonomi-sosial. Transparansi dan koordinasi antar lembaga menjadi kunci keberhasilan proyek ini.