Babaumma – , JAKARTA — Direktur PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), Raymond Budhin tercatat memborong 100.000 saham TPIA dengan nilai transaksi mencapai Rp775 juta.
Melansir keterbukaan informasi, Raymond yang menjabat Direktur Polymer Sales TPIA sejak April 2022 itu memborong saham biasa perseroan dalam satu kali transaksi yakni pada 10 Oktober 2025.
“Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk investasi,” tulis Raymond dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025).
: Lesatan Kinerja Saham Prajogo Pangestu, Mulai dari BRPT, TPIA, hingga PTRO
Secara terperinci, pria lulusan University of Southern California itu memborong 100.000 lembar saham TPIA di level harga Rp7.750 per saham. Dengan demikian nilai transaksi Raymond mencapai Rp775 juta.
Dengan transaksi tersebut, Raymond kini mengempit 2,60 juta saham TPIA atau setara 0,00% persentase hak suara. Jumlah tersebut bertambah dari porsi sebelum transaksi yang tercatat 2,50 juta lembar atau setara 0,00% hak suara.
: : Pendapatan Emiten Prajogo Pangestu (TPIA) Naik 3 Kali Lipat Semester I/2025
Sebelumnya, pada 7 Oktober 2025, Raymond juga terekam memborong saham TPIA sebanyak 100.000 lembar di level harga Rp7.925 per lembar. Alhasil, Raymond merogoh kocek hingga Rp792,50 juta untuk aksi akumulasi tersebut.
Di lantai Bursa, saham TPIA terpantau melemah 3,34% atau 250 poin ke level Rp7.225 per lembar pada perdagangan Rabu (15/10/2025) hingga pukul 15.46 WIB. Banderol tersebut juga mencerminkan pelemahan 3,67% sepanjang tahun berjalan 2025.
: : Strategi Jitu Chandra Asri (TPIA), ‘Bungkus’ Aster di Harga Murah Bikin Rugi jadi Laba
Chandra Asri Petrochemical Tbk. – TradingView Kinerja Keuangan TPIA Semester I/2025
Pada perkembangan lain, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) mencatatkan peningkatan kinerja pendapatan sebesar 3 kali lipat menjadi US$2,91 miliar pada semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan akhir Juni 2025, TPIA membukukan pendapatan sebesar US$2,91 miliar. Jumlah ini melonjak 236,23% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang meraih US$866,49 juta.
Jika dibedah lebih lanjut, kenaikan tersebut ditopang oleh hadirnya segmen operasi baru yakni kilang minyak yang meraih US$1,16 miliar.
Segmen kimia tetap menjadi kontributor utama pendapatan TPIA dengan raihan sebesar US$2,16 miliar, sedangkan infrastruktur menyumbang US$103,24 juta. Seluruh pendapatan itu lalu dikurangi eliminasi senilai US$521,09 juta.
Namun, di tengah lonjakan pendapatan, beban pokok TPIA ikut melonjak 248,45% YoY menjadi US$2,97 miliar. Peningkatan beban mayoritas berasal dari biaya pokok produksi yang mencapai US$2,87 miliar.
Kondisi tersebut akhirnya membuat TPIA menelan rugi kotor senilai US$61,12 juta sepanjang Januari-Juni 2025. Posisi tersebut berbalik dibandingkan dengan semester I/2024 yang membukukan laba kotor senilai US$12,84 juta.
Meski demikian, setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lain, TPIA mampu membukukan laba bersih sebesar US$1,26 miliar. Raihan tersebut berbalik dari rugi senilai US$47,06 juta pada semester I/2024.
Perolehan laba ini terbantu oleh pos keuntungan dari pembelian dengan diskon yang mencapai US$1,77 miliar, sehingga TPIA mampu menorehkan laba sebelum pajak sebesar US$1,57 miliar hingga paruh pertama 2025.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.