Industri gim Indonesia kini tengah menunjukkan geliat luar biasa, menembus batas-batas geografis dan mulai bersaing ketat di pasar global. Berbagai gim buatan pengembang lokal, mulai dari horor mencekam DreadOut hingga simulasi pertanian menawan Coral Island, kini mendulang sukses dan digemari jutaan pemain di berbagai negara, bersanding sejajar dengan karya-karya internasional.
Memimpin gelombang ekspansi ini adalah DreadOut, gim survival horor besutan Digital Happiness. Dikembangkan oleh Rachmad Imron, pengembang asal Indonesia, dan dirilis sejak tahun 2014, gim ini telah meraih kesuksesan komersial yang signifikan di pasar internasional, dengan penjualan diperkirakan melebihi 100.000 unit di platform Steam. Keunikan DreadOut terletak pada karakternya, Linda, seorang siswi SMA yang terperangkap di kota terbengkalai. Dengan hanya berbekal kamera ponsel, pemain harus menghadapi dan memotret hantu-hantu khas Indonesia untuk mengusir mereka, menawarkan pengalaman horor yang otentik dan mendalam.
Tak kalah membanggakan, hadir pula Coral Island, sebuah gim simulasi kehidupan dan pertanian yang digarap oleh Stairway Games, studio pengembang dari Yogyakarta. Dirilis dalam akses awal pada Oktober 2022 dan versi penuhnya dijadwalkan pada 2024, Coral Island berhasil menarik perhatian dengan gameplay yang mengingatkan pada Stardew Valley atau Harvest Moon, namun dengan nuansa tropis dan sentuhan budaya khas Indonesia yang memesona.
Pencapaian gemilang industri gim Indonesia ini menjadi sorotan utama dalam ajang Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025, yang diselenggarakan di The Stones Hotel, Bali. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyoroti fenomena ini, menyatakan, “Gim kini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan karya generasi muda Indonesia ke pasar global.” Pernyataan Meutya tersebut disampaikan pada Sabtu (11/10) dan dikutip dari siaran pers, menegaskan peran krusial gim dalam diplomasi budaya dan ekonomi.
IGDX, sebagai ajang tahunan yang mempertemukan ratusan pengembang lokal dengan penerbit, investor, dan media internasional, bukan hanya memfasilitasi koneksi bisnis, tetapi juga menginspirasi. Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2021, IGDX telah mencatat potensi kemitraan bisnis global senilai US$75 juta, atau setara dengan Rp1,2 triliun (dengan kurs Rp16.595 per US$). Salah satu bintang yang menarik perhatian di IGDX 2025 adalah Adelia Misha, siswi SMP berusia 13 tahun asal Malang. Kehadirannya di Bali, yang ia tempuh menggunakan bus demi memamerkan karyanya, menjadi bukti nyata potensi luar biasa pengembang gim Indonesia. Misha telah berhasil menciptakan tiga gim, termasuk Mocchi Mitten Bubble Revenge yang ia presentasikan di ajang tersebut. Seri gim Mocchi Mitten, yang dirancang Adelia dengan animasi sederhana, juga mencakup Mocchi Mitten Eat Frenzy dan Mocchi Mitten Meowsquito, menunjukkan bakat yang menjanjikan sejak usia muda.
Kualitas gim buatan pengembang lokal Indonesia yang semakin mendunia ini juga diperkuat oleh pernyataan Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein. Beliau menegaskan bahwa produk-produk gim Indonesia mampu bersaing ketat di pasar global, khususnya di Asia Tenggara. “Tiga gim asal Indonesia baru saja memenangkan penghargaan di Kuala Lumpur. Ini bukti bahwa kita siap secara kualitas, tinggal perlu sedikit dorongan lagi dari pemangku kepentingan agar semakin matang,” ujar Shafiq. AGI sendiri, melalui komitmen Shafiq, akan terus mendukung pengembang muda dan mempererat kerja sama dengan pemerintah untuk memajukan industri gim nasional. “Kami akan terus menjadi jembatan antara pengembang, investor, dan pemerintah agar industri ini tumbuh berkelanjutan,” tambahnya, menunjukkan visi jangka panjang untuk ekosistem gim yang sehat.
Angka-angka pun berbicara tentang potensi besar industri gim Indonesia. Data Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat, sektor ini kini menyumbang sekitar Rp71 triliun per tahun, didukung oleh lebih dari 2.000 pengembang dan penerbit yang aktif di berbagai penjuru negeri. Lebih lanjut, Indonesia kini menduduki peringkat keempat dunia dalam jumlah pemain gim aktif, dengan 154 juta pemain, angka yang setara dengan 40 persen dari total pemain di seluruh Asia Tenggara. Ini menegaskan posisi Indonesia sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan dalam lanskap gim global, siap melangkah lebih jauh di masa depan.
Ringkasan
Industri gim Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya di pasar global dengan beberapa judul gim yang meraih kesuksesan, seperti DreadOut dan Coral Island. DreadOut, gim horor buatan Digital Happiness, telah terjual lebih dari 100.000 unit di Steam. Sementara itu, Coral Island, gim simulasi pertanian yang dikembangkan oleh Stairway Games, menarik perhatian dengan nuansa tropis dan budaya Indonesia.
Pencapaian ini menjadi sorotan dalam ajang Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025. Potensi bisnis global yang tercatat di IGDX mencapai US$75 juta. Indonesia kini menduduki peringkat keempat dunia dalam jumlah pemain gim aktif dengan 154 juta pemain, menunjukkan potensi besar industri gim Indonesia.