
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, dengan tegas menepis spekulasi pengunduran dirinya di tengah gejolak dinamika internal organisasi. Ia memastikan akan menuntaskan penuh masa jabatannya sesuai mandat yang diembannya.
Penegasan tersebut disampaikan Gus Yahya usai memimpin rapat koordinasi dengan sejumlah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (22/11) dini hari. Gus Yahya menekankan bahwa amanah kepemimpinan yang ia emban merupakan hasil dari Muktamar Ke-34 dan berlaku selama lima tahun, yang akan ia jalankan secara penuh tanpa terkecuali.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengklarifikasi bahwa hingga kini belum ada surat resmi dalam bentuk apa pun yang diterimanya terkait isu-isu internal yang marak beredar. Ia secara khusus menyoroti dokumen yang menyebar di masyarakat, yang disebut-sebut sebagai risalah rapat harian Syuriyah pada Kamis (20/11) dan meminta dirinya untuk mundur dari posisi Ketua Umum PBNU. Gus Yahya menegaskan pentingnya memeriksa keabsahan dokumen tersebut, misalnya melalui verifikasi tanda tangan digital yang lazim digunakan dalam proses administrasi organisasi.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya juga menjelaskan struktur kewenangan di dalam Nahdlatul Ulama. Ia menegaskan bahwa Syuriyah PBNU tidak memiliki wewenang konstitusional untuk memberhentikan Ketua Umum. Menurutnya, Majelis Syuriyah PBNU pun tidak memiliki kapasitas untuk memberhentikan anggota organisasi yang menduduki jabatan struktural lainnya.
Meski demikian, Gus Yahya tidak menampik adanya tantangan internal dan berkomitmen penuh untuk mencari jalan keluar terbaik demi kemaslahatan seluruh warga Nahdlatul Ulama dan bangsa Indonesia secara luas. “Saya sudah menjalin komunikasi dengan jajaran Syuriyah. Saya berharap rekonsiliasi internal dapat segera diwujudkan bersama para kiai sepuh dan jajaran struktur terkait,” ujar Gus Yahya, menunjukkan itikad baiknya dalam merajut kembali persatuan organisasi.
Selain itu, Gus Yahya secara lugas menepis tuduhan yang mencuat di ruang publik, termasuk rumor mengenai aliran dana senilai ratusan miliar yang disebut-sebut ia nikmati. Ia menegaskan tidak akan mengambil tindakan apa pun tanpa dasar data dan bukti yang jelas, serta menolak untuk bertindak berdasarkan dugaan atau isu-isu yang tidak berdasar.
Sebagai langkah proaktif, Gus Yahya dijadwalkan akan bertemu dengan para ulama pada hari ini (23/11) untuk berdiskusi, meminta nasihat, serta memohon doa demi menjaga keutuhan dan soliditas organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Ringkasan
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, membantah isu pengunduran dirinya dan menegaskan akan menuntaskan masa jabatannya sesuai mandat Muktamar Ke-34. Ia mengklarifikasi bahwa belum ada surat resmi terkait isu internal yang beredar, termasuk risalah rapat yang meminta dirinya mundur, dan menekankan pentingnya verifikasi keabsahan dokumen tersebut.
Gus Yahya menjelaskan bahwa Syuriyah PBNU tidak memiliki wewenang untuk memberhentikan Ketua Umum dan berkomitmen mencari solusi terbaik atas tantangan internal. Ia juga menepis tuduhan terkait aliran dana dan akan bertemu ulama untuk berdiskusi dan memohon doa demi keutuhan NU.